"Prolog"

1.4K 106 21
                                    


"Saya sudah menikah lagi"

Deg!

Tubuh perempuan itu membeku saat sebuah kalimat meluncur dari mulut pria yang berstatus suaminya.

"APA?!"

"Apa perlu saya ulangi? Saya sudah menikah lagi dengan perempuan lain 6 bulan lalu, dan saat ini dia sedang hamil 3 bulan."

"Aahahahha Aa becanda, Aa pasti mau ngeprank Jennie kan?" Perempuan bernama Jennie itu tertawa sumbang dengan mata yang berkaca-kaca.

"Terserah kamu mau percaya atau tidak. Yang penting saya sudah memberi tau kamu. Silahkan putuskan ingin bertahan saya madu, atau bercerai."

Jennie terperangah melihat tampang datar dan terkesan ogah-ogahan milik suaminya itu. Kemana sosok suaminya yang dulu? Kemana Asep yang selalu ramah dan penuh kasih sayang? Kemana Asep yang selalu berbicara dengan nada penuh kelembutan?

Itu semua sudah hilang semenjak Jennie di diagnosa tidak bisa memiliki anak setelah peristiwa keguguran 17 tahun lalu. Ya, usia pernikahan mereka sudah jalan 18 tahun.

"K-kenapa A? Hiks....hiks...kenapa Aa tega sama Jennie?. Mana janji Aa dulu yang akan selalu ada buat Jennie,, meskipun Jennie gak bisa ngasih Aa keturunan?!"

Asep bungkam, namun terlihat sekali sosok itu tengah menahan emosi dengan tangan yang terkepal erat.

"Memang, awalnya saya menerima kekurangan kamu itu. Tapi lama kelamaan, saya semakin tua, dan saya butuh keturunan untuk melanjutkan perusahaan yang sudah saya bangun dengan jerih payah sendiri. Saya mau punya anak Jennie, sedangkan kamu apa? Kamu tidak bisa memberikan apa yang saya mau!."

Jennie menggelengkan kepalanya tidak menyangka.

"Cukup, saya beri waktu 1 minggu untuk kamu memutuskan bertahan atau berhenti" Tatapannya menajam kemudian sosok itu bangkit, berjalan keluar kamar dengan sebuah koper di tangannya.

"Aa!"

"Kenapa Aa lakuin ini sama Jennie?!"

"Jennie benci Aa hiks... hiks... Jennie benci!"

Jennie menangis histeris seiring punggung Asep yang sudah tidak terlihat ditelan pintu.

Prak!

Brak!

Perempuan yang kini berusia 37 tahun itu melemparkan semua benda dikamarnya ke arah pintu termasuk foto pernikahan keduanya.

"Aa!! hiks.... hiks... hiks... "

"Aa!!!"

"Neng.... "

"Hiks..... hiks.... hiks.... "

"Neng, bangun... "

Tunggu, suara itu...

Bukannya sosok itu sudah pergi membawa koper, lalu kenapa Jennie bisa mendengar suaranya yang lembut tepat di samping telinga?

Apa saking depresinya Jennie jadi berhalusinasi?

"Sayang bangun, kenapa nangis?"

Nah kan, suaranya muncul lagi..

Fix Jennie berhalusinasi akut!

"Bangun sayang, kalo kamu gak bangun-bangun nanti keburu imsak loh... "

Dengan susah payah Jennie berusaha membuka matanya yang terasa berat.

"Asep Family"Where stories live. Discover now