"Fakta Yang Sebenarnya"

289 61 39
                                    

Sudah satu minggu semenjak kejadian dimana Jennie dan Asep pisah rumah untuk sementara. Keluarga Syarifuddin belum ada tanda-tanda kembali seperti semula. Bukannya Asep tidak ada usaha, kepala keluarga di keluarga Syarifuddin itu sudah tiga kali ingin menemui sang istri untuk menjelaskan akar dari permasalahan yang terjadi, namun Jennie belum mau menemuinya. Bahkan pesan chat atau telpon pun tidak direspon sama sekali. Hal itu membuat Asep tidak fokus dalam bekerja. Tapi ia harus tetap profesional, karena perusahaan tidak akan bisa berjalan tanpa dirinya.

Cklek!

Asep mengangkat pandangannya dari layar laptop saat pintu ruangannya terbuka. Ia pikir itu Jajang, Lukas atau kedua sahabatnya. Ternyata yang datang adalah sosok perempuan yang menjadi penyebab dari semua permasalahan yang menghancurkan keluarganya. Siapa lagi jika bukan Sofia?

"Mau apa lagi kamu kesini?"

Bukannya takut, perempuan cantik itu malah tersenyum miring mendengar pertanyaan Asep yang bernada datar tersebut.

"Hanya ingin memastikan keadaan kamu TJ"

"Saya tidak baik, saya hancur melihat rumah tangga saya berada di ujung tanduk. PUAS KAMU SEKARANG SOFIA?!"

"Wow wow wow santai TJ. Aku kesini mau memberi kamu dua pilihan untuk berdamai... " Tawar Sofia sembari menatap lekat Asep.

"Apa pilihannya?"

"Pertama, kita menikah dan kamu jadi ayah seutuhnya untuk Rianti--"

"GAK! BERAPA KALI SAYA BILANG SAMA KAMU, SAYA GAK BISA NIKAHIN KAMU SOFIA! SAYA GAK ADA SEDIKITPUN PERASAAN SAMA KAMU, BEGITUPUN DENGAN KAMU KAN?!"

"Ayolah, seiring berjalannya waktu cinta itu pasti tumbuh TJ.... "

"Sofia, jangan bohongi diri kamu sendiri. Saya tau alasan kamu tidak menikah sampai saat ini, karena kamu masih belum bisa melupakan Bang Angga kan?"

Deg!

Sofia terdiam memaku saat nama yang sudah lama tidak ia dengar itu terucap dari mulut pria di hadapannya.

.....

Hari ini rapat kedua anggota OSIS dengan kepengurusan yang baru. Syukurnya belum ada acara apapun yang mengharuskan mereka bekerja ekstra, sehingga rapat kali ini pun hanya rapat mingguan biasa. Tempat yang dulu diduduki dua perempuan cantik bak titisan dewi yaitu Yeji dan Lia, kini ditempati oleh dua pemuda tampan berparas pangeran, siapa lagi jika bukan Ketos dan Waketos yang baru yaitu Haje dan Acep.

Rapat hanya berjalan selama 2 jam setelah itu mereka pun bubar. Rianti yang sedari tadi mengamati Acep nampak sendu. Karena setelah pengakuannya saat itu, Acep terlihat cuek dan menghindar darinya. Rianti paham, itu semua bukan hanya karena pengakuan cintanya tetapi juga dengan permasalahan yang kini menimpa keduanya. Status Rianti sebagai anak dari ayahnya Acep juga masih belum jelas. Belum lagi masalah yang tak sengaja ia dengar dari Jian dan Ram tentang kedua orang tua Acep yang tengah berpisah sementara.
Rianti merasa sangat bersalah, karena akar permasalahan itu berasal dari mommynya.

Gadis bersurai sebahu itu tersadar dari lamunannya saat suara tawa dua orang yang tak asing terdengar di belakangnya. Saat Rianti menengok, hatinya terasa berdenyut sakit. Bagaimana tidak, jika seseorang yang ia suka nampak bahagia, bercanda tawa dengan perempuan lain.

"Acep kangen baksonya bapak Teteh"
Perempuan cantik bermata sipit yang berjalan di samping Acep nampak terkekeh pelan. "Mau mampir ke warung bakso bapak gue dulu gak? Mumpung gue libur bimbel nih"

"Boleh, tapi traktir ya Teh"

"Idih, masa cwek yang neraktir cwok sih, gak jatoh harga diri lo Cep?" Acep menggeleng "Engga, Acep kan adeknya Teteh"

"Asep Family"Donde viven las historias. Descúbrelo ahora