"Ayah Rianti?"

235 45 43
                                    


____________________________________

"AYAHNYA ACEP"


Ri, paketnya udah nyampe?

Udah om,

tapi maksudnya om ngasih Rianti

sepatu apa ya?


Gak ada apa-apa kok,
om cuma mau ngasih,
lagian ibu kamu cerita
katanya kamu kepengen sepatu merk itukan?

Iya sih om

tapi Rianti jadi gak enak


Gapapa santai aja, om ikhlas kok

____________________________________

Rianti memandang sepatu baru yang kini ada ditangannya. Sepatu itu adalah sepatu mahal dengan merk ternama yang selama ini ia mau. Niatnya ia ingin menabung dulu untuk membeli sepatu tersebut, namun siapa sangka seorang TJ/Asep/Ayahnya Acep mau membelikannya untuk Rianti?
Gadis bersurai sebahu itu semakin dibuat bingung dengan tingkah pria dewasa itu, yang akhir-akhir ini sering mengirimnya chat sederhana, seperti menanyakan sudah pulang sekolah atau belum, menanyakan kegiatan sehari-hari layaknya seorang ayah yang perhatian dengan putrinya.

Disatu sisi Rianti senang karena bisa merasakan bagaimana diperhatikan oleh sosok ayah, meskipun bukan ayah kandungnya. Namun disisi lain, ia takut, entah takut karena apa. Yang jelas semuanya terasa janggal, apalagi setelah kejadian seminggu yang lalu dimana mommynya mencium pipi ayah dari Acep. Sebenarnya ada hubungan apa diantara kedua orang dewasa tersebut?

Lamunannya buyar saat suara notifikasi dari ponselnya berdering beberapa kali. Ternyata itu berasal dari group OSIS yang akan melaksanakan camping dalam rangka pelantikan Ketua dan wakil ketua OSIS.

____________________________________

"OSIS SMKS 1 BIGHIT"


Yeji: Ingat ya, jam 6 udah harus ada di sekolah. Jangan telat, yang telat kena hukum.
Dan buat para OSIS kelas 12 abis ini masuk link zoom, kita bakal rapat buat acara perjumsami LDKO.

Lia: Asiapppp

Sobin: Siap

Jeno: Siap bu ketos

Haje: ekhm/mantan?

Yeji: Blum pelantikan, belum sah @Haje

____________________________________

Setelah mempersiapkan segala keperluan untuk camping besok, Rianti memutuskan untuk tidur. Ke esokan harinya, tepat pada pukul 6 pagi si gadis tomboy itu sudah rapi menggunakan baju olahraga yang dilapisi jaket. Namun saat ia akan turun ke lantai satu samar-samar terdengar perdebatan dua orang dewasa di depan pintu masuk. Rianti memilih diam bersembunyi saat mendengar namanya disebut dalam adu argumen antara ibunya dan sosok pria berjas.

"Dulu pas Rianti baru lahir, saya mau nepatin janji saya. Tapi apa? Kamu malah ngilang. Lalu setelah belasan tahun berlalu kamu balik lagi dan nagih janji seenaknya?!  Tolong Sofia, saya udah punya keluarga sendiri, ada istri dan anak yang harus saya utamakan"

"Terus apa salahnya, toh Rianti juga anak kamu kan?!"

DEG!

Rianti terdiam memaku, tangannya reflek menutup mulut dan menggeleng pelan. Tidak, ini tidak mungkin. Asep bukan ayah kandungnya kan? Dia ayah Acep. Ya, om Asep hanya ayah Acep bukan ayahnya. Tidak mungkin ia dan Acep bersaudara kan? Apa yang ia dengar tadi pasti keliru, Acep bukan saudaranya. Bagaimana bisa seseorang yang berhasil membuatnya nyaman adalah saudara seayahnya, tidak mungkin.

"Asep Family"Where stories live. Discover now