"Oppa Koreyah/Pesulap Merah?"

376 63 35
                                    

Hari ke hari Asep merasa istrinya itu semakin aneh. Mulai dari mood yang sering berubah drastis dalam waktu cepat, pilih-pilih makanan, tak jarang Jennie yang biasanya rajin kini menjadi malas sehingga beberapa pekerjaan rumah dikerjakan oleh Asep dan Minji.

Seperti saat ini, Asep tengah sibuk menyapu lantai sembari menerima telpon dari Jajang mengenai perusahaan. Sementara Minji yang kebetulan libur tengah menyapu halaman. Berbeda dengan kanjeng nyai ratu Jennie yang asik duduk diatas sofa sembari menonton salah satu group kpop yang tampil di acara Indonesia. Ditemani satu toples chocolatos yang di cocol coklat cair dan seres sungguh Asep dibuat enek sendiri melihatnya.

"Group gen 4 keren-keren juga ya, gak kalah sama anak gen 3 .Tapi tetep sih bagi gue Bts ama blackpink gak ada lawan muehehhehe"--Jennie

"Iya, kamu tanganin aja dulu, nanti minggu saya usahakan datang ke perusahaan."--Asep

" Abi!" Pekik Minji berlari masuk. Asep yang baru selesai menerima telpon langsung mengalihkan tatapannya ke anak gadisnya itu.

"Kenapa Ji?"

"Itu ada tukang paket"

"Paket? Perasaan Abi gak pesen apa-apa deh" Mendengar kata paket Jennie langsung beranjak dari acara rebahannya dan langsung memekik senang. "Itu paket Umi!"

Beberapa menit kemudian Jennie masuk dengan sebuah kotak cukup besar. "Udah di bayar Umi?"
"Udah kok Abi santuy aja"

"Emang Umi pesen apa?" Tanya Minji penasaran. Bukannya menjawab Jennie malah tersenyum penuh arti sembari memandang suaminya. Asep yang dipandang seperti itu tentu merinding sendiri, entah kenapa firasatnya tidak enak saat ini.

"Abi kapan ke Jakarta?" Tanyanya tiba-tiba.

"InsyaAllah siang ini, kenapa Umi?"

"Nah kebetulan besok kan weekend, jadi kita semua bakal nginep di Jakarta horeeeeee!!! " Jennie bertepuk tangan heboh, sementara Asep dan Minji saling pandang.

......

Sepulang sekolah Jian dan Ram memandang bingung Acep yang sibuk memasukkan beberapa barang kedalam tas sekolah sembari mengecek ponsel.

"Cep kamu mau kemana?"--Ram

"Saya disuruh pulang ke rumah"

"Lah, bukannya minggu lalu kamu udah ke Nangka runtuh ya?"

"Bukan pulang ke Nangka runtuh, tapi pulang kerumah yang di komplek permai asri, kebetulan Abi, Umi, Minji sama Zam udah pada disana."

"Oh kirain mau pulkam, yaudah ati-ati ya Cep dijalannya"

"Iya, kalo gitu saya duluan ya Ram, Yan, Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam... "

Dari kosan ke rumahnya memang cukup jauh, ia harus naik mobil sekitar 30 menit. Tapi untungnya Acep di jemput oleh orang suruhan abinya jadi tidak perlu naik angkutan umum.

Komplek Permai asri, siapa sih yang tidak mengenal komplek perum elit tersebut? Rumah-rumah mewah dan elegant yang diperuntukkan untuk kaum elit berduit. Seperti para selebriti dan pengusaha. Dan ya siapa sangka, keluarga Syarifuddin yang selalu sederhana juga memiliki rumah mewah seperti itu, selain karena jaraknya yang lumayan dekat dengan gedung pusat B&S Corporation, rumah tersebut juga terkadang digunakan Asep untuk menjamu beberapa tamu penting atau sekedar mengadakan acara makan malam formalitas. Dan info yang lebih penting, perum tersebut masih termasuk kedalam salah satu aset B&S yang bekerja sama dengan perusahaan lain.

Meski mewah dengan fasilitas lengkap, tapi tetap rumah ternyaman bagi Asep family adalah rumah mereka di Nangka runtuh. Rumah peninggalan nek dedeh yang sudah berulang kali direnofasi. Rumah yang menjadi sejarah perjalanan Asep dan Jennie . Rumah tersebut hangat dan tentu membuat siapapun yang tinggal betah.

"Asep Family"Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ