"Ramadhan Pertama Asjen"

618 75 19
                                    


(Flashback)

Satu bulan setelah kelahiran Yeji, putri Agus dan Ayu. Jennie yang saat itu tengah hamil 3 bulan harus kehilangan putra pertamanya karena keguguran. Mantan primadona SMA itu terjatuh dijalan saat akan menolong Sifa yang hampir tertabrak motor. (Sifa, anak kecil yang diurus Asjen di "Petani Cogan:Simulasi keluarga Asjen")

Asep yang saat itu sedang panen di sawah, panik setengah mati saat Jimi memberitahu keadaan istrinya. Tanpa peduli dengan pekerjaan, pemuda 21 tahun itu langsung pergi menuju klinik bidan Iis ditemani Jimi. Sesampainya disana, Asep mencelos dengan dada bergemuruh sakit, mendengar isakan Jennie yang terbaring di ranjang klinik ditemani sang kakak Siti dan Jejen.

Istrinya menangis keras sembari terus bergumam maaf pada sang jabang bayi yang tidak bisa diselamatkan. Tanpa banyak tanya Asep langsung merengkuh Jennie, menenangkan gadis itu dan membisikan jika semua yang terjadi bukan kesalahannya melainkan sudah takdir dari Yang Maha Kuasa. Setelah agak tenang, dokter Iis menyarankan agar Jennie di bawa ke rumah sakit kota Bandung, untuk mengecek dan membersihkan sisa-sisa kegugurannya. Asep menyanggupi dan malam harinya ia membawa Jennie kerumah sakit tentunya setelah menghubungi keluarga besarnya.

Bukan hanya Jennie yang merasa bersalah karena tidak becus menjaga sang jabang bayi, Asepun begitu. Bahkan pemuda itu sampai meminta maaf kepada Cahyo dan Yuna karena tidak bisa menjaga putri dan calon cucu mereka. Namun semua orang yang ada disana tidak ada satupun yang menyalahkan Jennie dan Asep, karena peristiwa tersebut memang sering terjadi pada beberapa orang. Bahkan dulu Yuna pun sempat keguguran sebelum akhirnya bisa mengandung Jennie.

Berselang 3 bulan kemudian yang bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan. Jennie dan Asep sudah bisa ikhlas melupakan peristiwa tersebut, dan menjadikan mereka lebih waspada dan berhati-hati jika suatu saat mereka diberi kepercayaan untuk memiliki anak lagi.

"Neng bangun, waktunya saur... "

"Mmmhhh iya A.. " Jennie meregangkan tangannya kemudian duduk dan berusaha membuka mata. Sementara Asep hanya terkekeh pelan melihat hal itu. Setelah kesadarannya terkumpul, gadis itu beranjak untuk mencuci muka dan menyiapkan menu sahur sederhana di bantu Asep.

Semangkuk nasi dengan sayur tahu tomat dan tempe goreng, menjadi menu sahur pertama pasutri baru tersebut.

"Seneng ya, Ramadhan kali ini Teh Ayu udah punya bayi, dan Teh Siti lagi hamil muda.. " Asep terdiam, makanan yang tadi terasa enak entah kenapa menjadi hambar saat Jennie kembali mengingat peristiwa 3 bulan lalu.

"Kira-kira kapan ya A, kita bisa punya debay lagi?"

"Sabar Neng, InsyaAllah kalo udah saatnya kita pasti bisa punya dedek utun lagi kok." Jennie mengangguk, karena setelah keguguran dia disarankan untuk menjalani KB dulu sementara waktu.

"Aa kapan mau kuliah?" Jennie menyuapkan potongan tempe terakhirnya.

"Belum tau, masih mikir-mikir mau ngambil jurusan apa dan dimana."

"Kalo saran Jennie, mending Aa kuliah deket-deket ini mumpung kita belum punya debay, jadi kita masih bebas mau tinggal dimana aja."

"Iya sih, Aa juga sempet mikir gitu. Satu sisi Aa pengen banget dari dulu kuliah pertanian, tapi sisi lain Aa harus belajar bisnis buat persiapan ngambil alih perusahaan Daddy." Jennie paham kebingungan suaminya itu, tapi ia yakin Asep pasti bisa kuliah apapun dan dimanapun. Secara suaminya itu kan cerdas, dan nilai-nilai semasa SMAnya juga memuaskan.

"Itu terserah Aa, tapi menurut Jennie Aa harus ngambil jurusan yang sesuai sama minat dan bakat Aa, biar ngejalaninnya juga enak gak terpaksa." Asep mengangguk kemudian mengelus surai sang istri yang duduk di hadapannya.

"Asep Family"Where stories live. Discover now