"Mpls & Meeting"

409 59 13
                                    


Pagi ini bertepatan dengan satu minggu setelah lebaran, halaman rumah Asep terlihat lebih ramai dari biasanya karena hari ini adalah hari keberangkatan trio AJR ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah.

Jimi dan Kai nampak memasukan koper milik anak mereka ke dalam mobil Asep. Sementara ketiga remaja itu masih berpamitan kepada ibu mereka masing-masing.

"Acep inget pesan Umi ya, jangan telat makan, jangan keseringan begadang. Kalo uang bulanan abis jangan sungkan minta lagi sama Abi, belajar harus tapi sesekali kamu juga butuh healing biar gak mumet. Kalo ada yang ngatain kamu atau bahkan ngebully lawan aja, kamu masih inget kan motto dari Umi? Kalo masih sama-sama makan nasi jangan takut, lawan aja, kecuali kalo lawan kita makan beling. Atau lebih bagus lagi langsung lapor Umi, biar Umi tampar mereka pake black card!"

"Iya Umi.... "

Asep menggelengkan kepalanya pelan mendengar rentetan kalimat Jennie untuk si sulung Syarifuddin. Sementara itu, Iros malah menangis dipelukan Jian karena tidak rela melepas anak pertamanya itu pergi.

"Jian jangan tinggalin Mamih hiks... hiks. Nanti Mamih sama siapa kalo Jian pergi hiks..?"

"Kan masih ada Papih sama Jay Mih, Jian janji kalo libur sekolah nanti Jian pasti pulang kok. Atau Mamih bisa nengokin Jian ke kosan."

"Terus Jian di kosan sama siapa?" Iros menatap anaknya dengan berkaca-kaca.

"Sama Ram dan Acep Mih... "

"Loh emangnya Acep sama Ram ikut ke Jakarta ya?" Tanya nya bingung. Jimi menepuk keningnya pelan sementara Jian hanya menghela nafas dan berusaha menjelaskan ulang secara pelan-pelan.

Lain Acep dan Jian, lain pula Ram yang saat ini tengah berdiri disamping Mamanya sembari menonton drama dadakan keluarga Syarifuddin dan Jaenudin.

"Mak..."

"Hmmm... "

"Mama gak sedih gitu ngelepas Ram pergi?"

"Engga, buat apa?" Ram mengedipkan matanya speechless dengan jawaban bernada datar dari ibunya itu.

"Nanti Ram pergi, rumah sepi loh Mak... "

"Ya bagus dong, seengaknya mama gak bakal darah tinggi tiap hari dengerin kamu sama bapakmu dangdutan sambil mandiin domba"

Ram menekuk wajahnya murung, kemudian ia berniat masuk ke mobil duluan. Namun tiba-tiba tangannya ditahan dan tubuh bongsornya dipeluk hangat oleh seseorang dari belakang.

"Jangan nakal, belajar yang rajin."

"Hwueeee.... Emakkk!"

"Idih cwok kok nangis, malu-maluin aja kkkk... " Lilis terkekeh cantik sembari menghapus air mata anaknya. Diam-diam Kai tersenyum melihat interaksi anak dan istrinya. Ia paham betul sifat istrinya yang tsundere itu, terlihat acuh padahal dalam hatinya sedih melepas anaknya pergi.

"Udah jam 8, ayok anak-anak kita berangkat!" Ujar Asep sembari masuk ke kursi kemudi.

"Umi Acep pamit Assalamu'alaikum... "

"Walaikumsalam.. " Jennie tersenyum saat Acep mencium tangannya.

"Hati-hati sayang... "

"Iya Umi" Anak itu tersenyum kemudian masuk ke dalam mobil diikuti Ram dan Jian.

"Jim, Man, besok jangan telat kita ada meeting pemegang saham jam 10" Ucapnya dari kaca mobil.

"Siap pak bos!" Jawab Jimi dan Kai serempak sembari memasang pose hormat.

Setelah itu mobil Asepun melaju meninggalkan halaman rumah diiringi tangisan Iros yang belum ikhlas melepas Jian.

"Hwueee... Jian ninggalin Mamih!"

"Asep Family"Where stories live. Discover now