"Siapa orang yang Acep suka?"

322 44 22
                                    

"Aa.. "

Asep yang sedang mengecek beberapa laporan di ruang tamu melirik kearah Jennie di sampingnya.

"Iya?"

"Ucapan A Jaenal tadi serius atau engga sih? Kok kesannya kayak perjodohan secara gak langsung ya?" Asep terkekeh, ia letakan map yang sudah selesai diperiksa dan melepaskan kaca mata yang membingkai mata tajamnya.

"Serius, tapi ya gak serius-serius amat. Contohnya kayak Acep sama Aisyah. Kalo emang berjodoh ya syukur, kalo engga juga gapapa. Jaenal kan emang gitu orangnya." Jennie mengangguk. "A, ada kepikiran gak mau ngejodohin anak kita?"

"Siapa sama siapa? Minji sama Niki?"

Tuk!

Prak!

Asep dan Jennie mengalihkan tatapannya ke arah Minji yang tidak sengaja tersandung hingga buku yang dibawanya jatuh. "Ehehehe" Gadis itu hanya cengengesan sebelum masuk kedalam kamarnya dengan wajah memerah.

"Gak! Jennie gak mau ya besanan sama si uler!" Wanita hamil itu melipat tangannya di dada sembari mengerucutkan bibir, tanda tidak setuju.

"Terus siapa? masa Zam?"

"Ya bukan Zam, Acep gitu misalnya?"

"Kan Acep udah sama Aisyah"

"Iya sih tapi Jennie lupa lagi Aisyah yang mana, terakhir kali ketemu pas mereka lulus SD."

"Ya maklum kan Aisyah mondok" Jennie mangut-mangut. "Tapi gak seru kalo Acep dijodohin sama perempuan yang lemah lembut, sholehah kayak Teh Jihan. Acep kan setipe tuh sama Aa. Aa aja yang kalem dapetin Jennie yang modelan begini, nah Acep kalo dapet modelan Jennie atau yang dingin juteh atau barbar galak gitu kayaknya lucu ya A eheheheh" Asep menggeleng pelan mendengar ocehan dan fantasi istrinya itu.

"Kamu ini ada-ada aja sih Neng, di mana-mana biasanya orang tua pengen dapet seseorang yang baik buat anaknya, lah kamu beda sendiri"

"Ih bukannya Jennie gak mau yang baik buat Acep, tapi kan yang baik belum tentu terbaik A."

"Iya sih, yaudah urusan itu kita serahin aja sama Acep. Gak usah jodoh-jodohan, toh Aa yakin Acep bisa milih seseorang yang baik buat dirinya sendiri."

"Iya, Jennie juga mikirnya gitu sih."

Hening untuk beberapa saat sampai akhirnya Asep kembali memulai percakapan. "Neng, kalo misalnya Acep suka sama yang lebih tua dari dia gimana?"

Jennie yang tadi fokus pada ponsel melirik "ya gak gimana-gimana sih A. Toh umur bukan halangan buat seseorang jatuh cinta." Asep mengangguk paham. "Kayaknya Acep lagi suka sama seseorang deh"

"Hah siapa? Kok Jennie gak tau?"

"Ada deh pokoknya"

"Ih kok gitu? Ayo dong A kasih tau Jennie!" Asep mengeleng. "Gak ah, itu privasi Acep. Kalo mau tau tanya aja sendiri eheheh" Asep tertawa. Pria yang mendekati usia kepala empat itu berdiri sembari membawa map dan laptopnya menuju ruang kerja. Tak lupa mengusak surai Jennie dan meninggalkan perempuan itu dengan pertanyaan tentang siapa seseorang yang disukai Acep?

....

Pagi ini anggota OSIS kembali menggelar rapat. Namun ada yang berbeda dengan tingkah dua anggotanya, yaitu Sobin dan Lia. Jika kalian pikir Lia akan bertingkah malu-malu setelah ucapan Jaenal kemarin maka kalian salah, justru anak dari Jejen dan Siti itu semakin malu-maluin kalo kata  Yeji. Sedangkan Sobin, pemuda tampan nan tinggi itu hanya tersenyum dan mengangguk kalem seperti biasanya.

"Asep Family"Where stories live. Discover now