"Ngedate ala Abi &Umi"

397 59 11
                                    

Pagi-pagi sekali pasangan Asep dan Jennie sudah berada dikediaman keluarga Abdullah. Bukan tanpa alasan, mereka kesana untuk menitipkan Minji dan Zam pada pasangan Karman dan Lilis.

"Man, saya titip Minji sama Zam ya"

"Iya siap Sep!"

"Lis, titip anak gue ya, kalo Minji bandel buang aja ke rawa-rawa"

"Umi!" Pekik Minji tidak terima dengan perkataan sang ibu. Sedangkan Jennie hanya tertawa, berbeda dengan Lilis yang memutar matanya malas. "Ngidam lo nyusahin amat sih Jen" Celetuk ibu dari Ram dan Ela tersebut.

Memang benar Minji dan Zam dititipkan ke Kai dan Lilis karena Jennie ngidam kencan berdua dengan Asep di Jakarta.

"Yaudah kalo gitu kita pamit ya, Minji, Zam jangan nakal, nurut ya sama bapak kai dan mama Lilis."

"Siap Abi!" Jawab kedua anaknya kompak.

"Man, Lis, titip ya, Assalamu'alaikum... "

"Waalaikumsalam, hati-hati Sep, Jen"

"Iya"

Setelah berpamitan Asep langsung masuk kedalam mobilnya diikuti Jennie.

"A, pokoknya nanti Jennie mau nonton, nongkrong di kafe terus jalan-jalan ke taman kota sambil wisata kuliner" Jelasnya dengan semangat. Sedangkan Asep hanya terkekeh sambil sesekali mengusak kepala Jennie yang tertutup hijab hitam.

"Iya sayang, apapun itu nanti kita lakuin, asal eneng janji kalo capek langsung bilang ke Aa"

"Siap kapten!" Jennie membuat pose hormat.

Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan, orang tua dari Acep itupun sampai dirumah mereka yang ada di komplek elit. Keduanya memutuskan untuk istirahat dulu mengumpulkan energi sebelum berkencan ala remaja seperti keinginan kanjeng nyai Jennie.

.....

"Nah udah syantik, sekarang kita langsung jalan ya sayang" Gumam Jennie sembari mengelus perutnya yang agak membuncit, namun tidak begitu kentara karena gamis yang digunakannya.

Ibu hamil itu terlihat cantik dengan gamis simpel berwarna pink selaras dengan hijabnya. Dirasa penampilannya sudah sempurna, Jennie pun keluar dari rumah dan langsung disambut oleh Asep dengan penampilan santainya, celana jeans panjang, kemeja putih dan jaket hitam, tak lupa helm fullface yang sudah terpasang apik, karena mereka akan menggunakan motor matic hitam milik Asep daripada mobil.

"Ayo A!" Ujar Jennie semangat. Asep mengangguk kemudian mengambil helm lain untuk dipasangkan pada sang istri. Setelah itu keduanya langsung naik ke atas motor dan melaju meninggalkan halaman rumah dengan kecepatan sedang.

Jennie memeluk erat perut Asep sedangkan dagunya bertumpu di bahu suaminya itu sembari memejamkan mata, menikmati terpaan angin sore yang hangat mengenai wajahnya. Tiba-tiba saja pikirannya melayang ke masa lalu dimana pertama kali ia dibonceng oleh sosok didepannya itu. "A, masih inget gak waktu Aa pertama kali bonceng Jennie?" Tanyanya agak berteriak supaya terdengar oleh Asep.

"Yang waktu jalan-jalan sama Kai, Lilis, jimi dan Iros kan?" Jennie mengangguk kemudian tersenyum "iya, waktu Aa ngelamar Jennie di tempat karaoke kkkkkkk"

"Jangan diingetin atuh neng, Aa jadi malu kalo inget moment itu."

"Gapapa A, lucu tau, anti mainstream ahahha"

"Jennie inget, waktu itu badan Aa tegang banget pas jennie peluk kayak gini" Perempuan kelahiran Januari itu semakin menyamankan posisinya memeluk Asep. "Maklum sayang, dulu kan kita belum sah" Jawabnya sembari mengelus tangan Jennie yang melingkar di perutnya dengan sebelah tangan.

"Asep Family"Where stories live. Discover now