"Putra TJ Syarifuddin"

278 48 26
                                    

Satu minggu berlalu dari kejadian tenggelamnya Acep, kini si sulung Syarifuddin itu sudah kembali sekolah, ia juga sedang berusaha untuk menghilangkan traumanya dengan konsultasi kepada aunty nya yaitu anak dari Yuni yang bekerja sebagai psikolog.

Menghilangkan trauma memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Toh Acep juga tidak sendiri, ada Ram dan Jian yang siap membantunya kapan saja.

Kelas Acep selesai lebih dulu, maka dari itu sekarang ia berada di ruang OSIS karena suruhan Yeji. Sedangkan gadis cantik tersebut tidak hentinya mengomel sedari tadi karena titah kepala sekolah yang menurut Yeji seenaknya.

"Gimana sih pak Suho udah tau gue mau turun jabatan, lagi persiapan buat pemilihan ketua OSIS baru ini malah di suruh bikin acara, mana cuma dikasih waktu 2 minggu. Kalo gue jadi anak yang punya sekolah, udah gue pecat tuh Kepsek! CEP!"

"E-eh iya Teh?" Acep terperanjat saat Yeji tiba-tiba memanggilnya.

"Abi lo donatur terbesar di sekolah ini kan?" Dengan ragu Acep mengangguk.

"Tolong dong suruh batalin itu acara, atau kalo engga kasih waktu yang ngotak dikit kek gitu"
Acep menggaruk tengkuknya bingung, namun kemudian ia tersenyum jahil "Emang Teteh siapanya keluarga Syarifuddin?"

Bukannya merasa tertohok dengan ucapan Acep, Yeji malah membalikannya dengan tepat sasaran. "Gue calon mantunya Umi Nienie, kenapa?"

Seketika Acep terdiam dengan wajah memerah, Yeji yang melihat hal itu berusaha menahan tawanya. "Jangan geer, gue calon istrinya Zam pffttt"

"Astaghfirullah Teh, Zam masih kecil"

Yeji berjalan mendekat ke arah Acep kemudian berbisik "Terus sama siapa? Sama lo? Emang lo mau jadi suami gue Cep?"

Telinga Acep langsung memerah padam setelah mendengar bisikan dari Yeji, sedangkan gadis itu malah tertawa puas.

Tanpa mereka sadari, gadis lain mendengar percakapan keduanya di balik pintu ruang OSIS. "Abinya Acep donatur terbesar di sekolah ini? Bukannya donatur terbesar itu B&S Corporation ya, perusahaan ayahnya Kamal?"

"Ri, ngapain di luar, gak jadi masuk?" Rianti gelagapan, ia buru-buru masuk kedalam ruang OSIS diikuti Haje yang tadi bertanya.

25 menit kemudian ruangan khusus anak OSIS itu sudah penuh oleh para anggota. Bahkan rapat sudah dimulai dari 10 menit yang lalu, dan kini semuanya tengah membahas apa saja yang akan ditampilkan oleh anak-anak OSIS di acara ulang tahun yayasan.

"Tadi malem gue udah rapat online bareng para ketua ekskul seni, dan ada 2 ekskul yang gak bisa ngirim perwakilan yaitu modern dance dan vokal, karena mereka lagi persiapan buat lomba. Jadi gue mutusin buat dance dan vokal kita ambil dari anak OSIS. Siapa kira-kira yang bakal maju?"

Lia yang sedari tadi menyimak tiba-tiba menjentikkan jarinya saat sebuah ide melintas di otaknya. Tanpa banyak omong ia langsung mengambil kertas, menyobek nya menjadi beberapa bagian dan menulis nama anggota OSIS laki-laki.

"Nih, buat modern dance" Yeji mengernyit bingung. "Gimana maksudnya?"

"Itu gue nulis nama-nama anggota cwok, dan lo pilih beberapa buat jadi perwakilan modern dance" Jelas putri dari Jejen dan Siti tersebut. Yeji pun mengangguk ia mulai memilih 5 kertas.

"Buat modern dance biar gak pusing kita ambil cover dance kpop aja, lagunya terserah bebas, dan ditangan gue udah ada 5 nama yang bakal jadi perwakilan. Gue harap nama siapapun yang muncul, gak boleh nolak, karena acara ini mepet banget, ngerti?" Semua anggota mengangguk paham. Kemudian Yeji mulai membuka satu demi satu kertas dan membacakannya.

"Jian!"

"Tahyun!"

"Kamal!"

"Akhirnya gue ikutan juga huhuhu" Kai menangis haru karena setelah sekian chap akhirnya ia ikut terlibat juga. Haje yang kebetulan duduk disamping bule tinggi itu menatapnya julit.

"Asep Family"Where stories live. Discover now