1-JOB

478 34 2
                                    

Terlihat pria lesung pipi tengah sibuk mengambil sampel di hadapan mayat yang sedang ia lakukan otopsi. Sesekali dirinya melakukan hecting pada bagian luka dari mayat yang sedang ia otopsi itu dan setelah menyelesaikan semuanya, ia pun mengambil sampel tersebut yang ia taruh di bawah mikroskop untuk di teliti sekaligus memeriksa air liur, sisa urine, feses dan juga darah yang menempel pada tubuh mayat yang ada di hadapannya. 

Tak lama kemudian muncul seorang pria berpakaian yang sama dengan pria lesung pipi itu sambil berkata. "Nanon, kau sudah selesai?" Pria lesung pipi itu pun tersenyum sambil menggelengkan kepala dan menjawab. "Belum. Sedikit lagi. Aku sedang menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyakit apa yang di derita korban sebelum meninggal." Nanon berjalan menuju wastafel sambil membuka sarung tangan kemudian mencuci tangannya dengan berjalan menuju komputer kerja nya yang ada di ruang kerja nya itu. 

"Kenapa harus cek laboratorium? Mayat ini sudah meninggal sejak 3 hari kan?" Tanya nya sambil mengecek bagian wajah, leher, kedua mata, kedua tangan dan kakinya yang dijawab anggukkan kepala oleh Nanon sambil berkata. "Hmm. Menurut perkiraanku 3 hari tetapi ada yang mengganjal, mayat ini sudah lewat dari 3 hari tetapi tidak mengalami pembusukan. Aku khawatir mayat ini di suntikkan formalin secara ilegal." Seru Nanon hingga sebuah kertas keluar dari mesin print kemudian ia membacanya sambil tersenyum. 

"Benar dugaanku. Mayat ini memakai formalin sekitar 1% yang ada pada bercak darah mengering terdekat telinga nya. Dia mengalami pembunuhan tetapi sebelumnya di racuni lebih dulu karena ada morfin sekitar 25mg/dl  di dalam darah nya yang menyebabkan dirinya tak sadarkan diri selama beberapa hari dan mengalami henti jantung." Jelas Nanon yang membuat rekan kerja nya menganggukkan kepala tanda mengerti sambil menjawab. "Ya, kau benar dia teracuni oleh morfin karena ada bekas lebam suntikan di bagian telapak kaki kanan nya. Kau bisa lihat ini." Tunjuknya yang membuat Nanon menganggukkan kepala setuju. 

"Sebaiknya kita laporkan ini kepada Professor Atthapan mengenai informasi mayat tak dikenal ini karena sudah termasuk kasus kriminal tingkat satu yang harus segera di tindak." Seru rekan kerjanya kemudian Nanon pun berjalan menuju Ruang Penanggungjawab Ruang Otopsi dan melaporkan semua kejadian yang ia temukan di dalam Ruang Otopsi.

---

Di tempat lain tampak seorang pria tampan tengah menyetir mobil menunggu lampu lalu lintas kembali menyala berwarna hijau karena hari ini dirinya harus berangkat menuju Phuket untuk melaksanakan tugas sebagai perwira muda kepolisian disana. 

Tak lama pria tampan itu tiba kemudian berjalan menuju Ruang Komandan Kepolisian Phuket yang disana terlihat seorang pria berseragam polisi berekspresi tegas berkata. "Silakan duduk."

"Siap. Komandan." Lantang pria muda itu kemudian pria berseragam polisi yang di panggil komandan itu pun ikut duduk juga di hadapannya lalu berkata. "Kau Letnan Pawat Chittsawangdee? Sebelumnya bertugas di bagian Patroli Bangkok?" Tanyanya yang dijawab anggukkan kepala sambil tersenyum oleh perwira muda di hadapannya.

"Iya, Komandan." 

"Baik. Kamu di pindahtugaskan kesini untuk menangani kasus dingin yang sempat di tutup 1 tahun sebelumnya, mungkin Komandanmu di tempat sebelumnya sudah menjelaskan tetapi aku menjelaskan kembali disini apa posisimu." Jelas nya dengan lugas kemudian berdehem dan kembali berkata. "Untuk Kasus dingin Pembunuhan Berantai Wanita Bangkok yang memimpin kasus ini adalah dirimu, Letnan Pawat Chittsawangdee. Untuk tempat kerjanya kau bisa meminta tolong Letnan Jirawat bagian Investigasi Barang Bukti yang akan menjadi anggota kasus dingin ini juga." 

"Baik, Komandan. Laksanakan." Semangat Ohm kemudian keluar dari ruang Komandan Kepolisian Phuket untuk berjalan menuju Ruang Investigasi Barang Bukti bertemu dengan Letnan Jirawat petugas yang bertugas di ruangan itu. 

AUTOPSY [FINISHED✔]Where stories live. Discover now