12-THINKING

226 24 0
                                    

Ohm, Nanon dan Dew ketiganya kini sedang berada di sebuah Gedung Artistik tempat dimana Ohm dan Dew sempat di kejar dengan segerombolan orang memakai jas hitam rapi. Nanon bertanya pada keduanya. "Tempat apa ini?" 

"Tempat dimana aku dan Dew di kejar orang tak dikenal waktu kami meminta tolong pada Inspektur Tittipom untuk menanyakan lokasi dimana para anggota Tim Kasus sebelumnya yang menyelidiki kasus Pembunuhan Berantai Wanita." Jelas Ohm kemudian Dew menambahkan. "Gedung Artistik ini milik Dokter Tanawat. Saat kami kesini kebetulan kami menemukan beberapa potongan tubuh yang ada di box sampah besar di belakang gedung ini." 

Nanon terkejut dengan perkataan Dew sambil berkata. "Potongan tubuh? Tapi, Gedung Artistik ini sudah beroperasi sejak sebulan lalu. Bagaimana mungkin--"

"Dokter Tanawat itu Dokter bedah kan? Aku mencari tahu informasi soal dirinya kalau dia Dokter Bedah terkenal di Rumah Sakit tempatmu bekerja." Jawab Ohm yang dijawab anggukkan kepala oleh Nanon kemudian berkata. "Dokter Tanawat memiliki tato kupu-kupu pada punggung tangan sebelah kiri nya. Selama seminar berlangsung 3 bulan lalu ia lebih banyak diam namun sesekali mendengarkan secara seksama profesor Rumah Sakit yang sedang menjelaskan mengenai penyakit yang sedang marak saat seminar itu berlangsung." 

"Lalu?" Tanya Ohm lagi.

"Tunggu sebentar." Nanon mengambil ponsel nya di saku kemudian menunjukkan beberapa berkas mengenai Dokter Tanawat berikut penghargaan dirinya serta tingkah nya selama di Rumah Sakit. "Aku jarang bertemu dengannya sekali pun aku bertemu hanya ketika seminar saja, biasanya para dokter dan dokter residen selalu mengadakan rapat bulanan di tiap tanggal 22 tetapi seminggu lalu aku tidak melihat Dokter Tanawat menghadiri rapat tersebut." Jelas Nanon membuat Ohm dan Dew menganggukkan kepala tanda mengerti. 

"Btw, kita di Gedung ini untuk apa? Kenapa sedari tadi di mobil saja?" Tanya Nanon yang membuat Dew menoleh kearahnya sambil menjawab. "Terlebih dahulu kita mengintai para penjaga yang ada di Gedung Artistik ini karena tidak mungkin kita langsung masuk kesana. Dokter Nanon." 

"Oh iya, korban yang terlempar dari Gedung apartemenmu waktu itu yang sempat kritis apakah dia sudah sadar sekarang?" Tanya Ohm menbuat Nanon menggelengkan kepala kemudian menghela nafas sambil menjawab. "Dia meninggal dunia seminggu lalu tetapi sebelum meninggal dunia sempat sadar dan mengatakan padaku kalau orang yang datang ke apartemennya hanya teman dunia maya nya yang ia kenal lewat aplikasi 1 hari sebelum kejadian menimpa nya."

1 weeks ago before the victim passed away....

Nanon yang beberapa bulan ini sibuk mengurus beberapa jasad korban tindak kriminal dan juga jasad tak dikenal yang ia autopsi. Tiba-tiba dirinya datang menuju ruangan tempat dimana gadis yang juga korban dari Pembunuhan Berantai Wanita yang di lempar dari apartemen nya pun ia jenguk. 

Disana terlihat gadis itu tampak menikmati makan siang sambil menonton TV. Nanon mengetuk pintu nya gadis itu menoleh sambil berkata. "Silakan masuk Dokter." 

Nanon pun menghampiri gadis itu lalu duduk di kursi yang ada di dekat ranjang tempat gadis itu duduk saat ini sambil bertanya. "Bagaimana keadaanmu? Sudah mendingan?"

Gadis itu tersenyum sambil menganggukkan kepala kemudian menjawab. "Sudah merasa lebih baik tapi untuk sementara waktu kata Dokter yang membedahku bilang aku harus menjalani terapi agar bisa kembali berjalan lagi karena tulang rusukku ada yang patah mungkin karena benturan keras yang menyebabkan aku menjadi tak bisa berjalan." Santai gadis itu sambil menikmati makanan nya membuat Nanon tersenyum sambil mengelus puncak kepalanya. 

"Kau akan kembali berjalan lagi. Oh iya, ibumu mana?" 

"Ibu sedang pulang ke rumah mengambilkan baju. Dokter kesini tak ada pekerjaan?" Tanya gadis itu yang dijawab menggelengkan kepala oleh Nanon. "Pekerjaanku sudah selesai makanya aku ingin menjengukmu kesini. Selama kau di rawat disini adakah seseorang yang ingin mencelakaimu?" Nanon setengah berbisik kemudian gadis itu menghela nafas kemudian mengambil sesuatu pada laci nakas yang ada di ruang rawat inap itu kemudian memberikan sebuah amplop coklat sambil berkata. "Dokter buka amplop itu saat dirumah saja kalau disini tidak aman." Gadis itu kembali menikmati makanan yang ada di hadapannya. 

AUTOPSY [FINISHED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang