30-JUDGEMENTAL

315 17 2
                                    

Terlihat seorang pria di dalam sebuah ruangan yang memukul-mukul kepalanya sendiri sambil sesekali ia menjedoti kepalanya sendiri hingga tiba-tiba matanya menangkap sebuah benda runcing yang membuat dirinya tanpa sadar menyayat-nyayat kedua lengannya hingga darah berceceran di lantai kemudian seseorang membuka pintu ruangan tersebut sambil menghampirinya dan berkata. "Tuan Tanawat. Tuan Tanawat, apa yang kau lakukan." Ia berusaha memapah tubuh pria yang tampak lemah karena darah yang terus bercecer sejak tadi dari lengannya yang ia sayat-sayat tanpa ampun itu. "Saya akan panggilkan dokter dan perawat untuk mengobati Tuan." Baru saja pria itu hendak pergi Tanawat menarik lengannya membuat pria muda yang tadi hendak pergi itu.

"Jangan pergi temani aku disini, Cerberus." Katanya membuat pria muda itu hendak pergi namun Tanawat justru menarik tengkuk lehernya hingga wajah mereka tampak dekat membuat Tanawat tersenyum lembut lalu mengecup bibir pria muda di hadapannya itu sambil berkata. "Kau menyukaiku kan, Cerberus? Jadi--tolong temani aku disini jangan pergi kemana pun." Lembutnya membuat pria muda bernama Cerberus itu menitikkan airmatanya yang membasahi wajah Tanawat.

"Kau tidak boleh melakukan ini, Tuan Tanawat. Kau harus sembuh." Katanya dalam kondisi airmata berlinang membuat Tanawat tersenyum menyentuh wajah pria muda dihadapannya sambil menghela nafas dan berucap. "Aku berterimakasih karena kau selalu melindungiku selama ini dan selalu membelaku. Biarkan aku mati dalam kondisi yang seharusnya, Cerberus."

"Tuan--" Belum selesai Cerberus bicara Tanawat sudah membungkam mulut pria muda di hadapannya dengan bibirnya membuat Cerberus mau tidak mau membalas ciuman itu dalam kondisi airmata yang terus menetes membasahi pipinya. Lima menit setelahnya kegiatan bertukar saliva itu terhenti ketika melihat Tanawat sudah tidak bernafas diatas ranjang dalam kondisi mulut yang terbuka lebar kegiatan selepas ciuman tadi kemudian pria muda itu pun menutup mulut Tanawat perlahan dengan mendekap tubuh Tanawat ke dalam pelukannya. "Semoga kau tenang di alam sana, Tuan Tanawat."

---

Sraaaak

Earth tiba-tiba terjatuh membuat Nanon yang berjalan di depan akhirnya pun membantu memapah suami mantan rekan kerjanya itu sambil menuntunnya pada sebatang pohon dengan Nanon yang merobek bajunya lalu mengikatkan pada luka yang ada di kaki Earth. "Sementara lukamu di tutup seperti ini. Kau masih bisa berjalan kan, P'Earth?" Tanya Nanon yang dijawab anggukkan kepala oleh pria yang tubuhnya lebih besar dari nya itu membuat Nanon memapah tubuhnya untuk segera keluar dari hutan belantara yang sedang dirinya pijak saat ini.

"Aku rindu dengan Mix. Dia bagaimana ya kabarnya?" Tanya Earth membuat Nanon tersenyum dengan pertanyaan Earth kemudian menjawabnya. "Mix baik-baik saja. Beberapa bulan lalu aku mengunjunginya dan dirinya masih berada di penjara sampai detik ini."

"Jadi, dia masih di penjara?"

Nanon menganggukkan kepala sambil menoleh kearah Earth sambil menjawab. "Ya, dia masih di penjara memang nya ada apa dengannya?"

Earth menghela nafas lega membuat dirinya berkata. "Ada anak buahku yang mengatakan kalau ia sudah tewas di penjara karena di pukuli oleh beberapa narapidana yang ada disana tetapi kau mengatakan padaku kalau ia baik-baik saja. Aku lega."

Nanon kemudian melepas sejenak lengan Earth yang ada di bahu nya sambil mengambil ponselnya lalu mengecek sebuah foto yang ia ambil ketika dirinya mengunjungi Mix waktu itu dan menyodorkannya pada Earth. "Mix menyodorkanku kertas itu waktu aku mengunjunginya. Mungkin kau tahu soal itu."

Earth memperhatikan foto yang Nanon berikan padanya kemudian ia menganggukkan kepala sambil berkata. "Itu adalah kertas hasil DNA Dokter Tanawat dan Komandan Thanapob yang menunjukkan kalau keduanya memang tidak ada ikatan darah."

"Tapi, menurut pengakuan Komandan Thanapob waktu itu keduanya hanya berbeda ayah saja."

"Logikanya kalau memang mereka berbeda ayah atau ibu sudah bisa di pastikan mereka itu sedarah, Dokter Nanon. Tetapi di dalam hasil tes DNA itu mengatakan keduanya tidak ada ikatan darah sedikit pun dan bisa di pastikan salah satunya memang bukan anak dari keluarga Leeratanakorn." Jelas Earth yang membuat Nanon menganggukkan kepala tanda mengerti.

AUTOPSY [FINISHED✔]Where stories live. Discover now