20-ALGORITHM

200 22 0
                                    

Nanon yang baru saja selesai melakukan autopsi pun kini sudah memasukkan jasad tersebut ke dalam lemari pendingin yang ada di dalam ruang kerjanya. Bersamaan dengan itu Neng rekan kerjanya datang sambil membawa dua kotak makanan seperti biasa. "Nanon, dimakan nih. Kau belum sarapan kan?" 

Nanon hanya tersenyum menganggukkan kepala sambil membereskan meja kerjanya lalu merapikan beberapa dokumen laporan autopsi yang ada pada meja kerjanya. Setelah itu ia menyemprot alkohol pada meja bekas tindakan autopsi tadi lalu mengelapnya dengan waslap khusus membersihkannya. 

Pria lesung pipi itu kemudian membuang sarung tangan yang ia pakai ke dalam kotak sampah lalu mencuci tangannya dengan sabun, sambil mencuci wajahnya dengan menggunakan sabun wajah kemudian mengeringkan nya dengan handuk kecil yang ia bawa sambil berjalan kearah meja kerjanya yang disana ada kotak makan yang di belikan oleh Neng. "Aku bayar untuk makanan yang kemarin kau kasih padaku." Nanon mengambil dompet lalu mengeluarkan beberapa lembar baht yang ia berikan pada Neng. 

Namun, rekan kerjanya itu menolaknya sambil berkata, "Aku ikhlas mentraktirmu. Simpan saja uangnya." Neng sambil mengunyah makanan yang ada di hadapannya membuat Nanon kembali memasukkan beberapa lembar baht tadi ke dalam dompet yang ia masukkan ke dalam saku celana nya lalu duduk pada kursi kerjanya membuka kotak makanan tersebut sambil menikmati makanan yang ada di dalamnya. 

"Ku dengar Kepala Tim kasus itu meninggal dunia kemarin?" Tanya Neng yang dijawab anggukkan kepala oleh Nanon sambil tersenyum getir membuat Neng menghentikan pembicaraannya sambil merangkul bahu Nanon dan berkata. "Maaf ya, Nanon. Harusnya aku lebih peka apalagi kau sering bersamanya."

"It's okay, Neng. I'll be fine now." Nanon sambil mengunyah makanan di mulutnya dan menatap kearah depan dengan tatapan kosong seolah tengah memikirkan sesuatu. "Apa mungkin dia?" Cetus Nanon membuat Neng menoleh kearahnya kemudian Nanon hanya tersenyum lalu kembali menikmati makanan yang ada di mulutnya. 

"Adakah masalah?" Tanya Neng yang hanya dijawab menggelengkan kepala sambil menjawab. "Tidak ada, Neng. Oh iya, besok dan lusa aku cuti. Kau bisa kan menggantikanku? Bagaimana kondisi ibumu?"

"Aku bisa menggantikanmu. Ibuku baik-baik saja tidak ada masalah."

"Baiklah."

"Apakah ada masalah serius ketika aku tidak berjaga disini?" Tanya Neng yang dijawab menggelengkan kepala membuat Neng kembali menikmati makanan yang ada di hadapannya hingga ketika Nanon pulang Neng pun mengecek CCTV yang ada di Ruang Autopsi kemarin malam dan dirinya terkejut ketika melihat Nanon hendak di perkosa oleh Dokter Tanawat tetapi bersamaan dengan itu Ohm datang kesana menolongnya. "Pantas saja Nanon aneh ternyata Dokter Tanawat melakukan sesuatu padanya. Keterlaluan." Neng mengepalkan kedua tangannya lalu kembali melakukan autopsi ketika ada seseorang yang mengirim jasad kepadanya untuk di autopsi. 

---

Nanon kini sedang berada di dalam mobil taksi untuk kembali pulang ke apartemen nya di Phuket sekaligus melakukan pengurusan perpindahan tempat tinggal ke Bangkok. Baru saja dirinya tiba di apartemen lalu membersihkan apartemen nya yang sempat ia tinggalkan selama sebulan ini tiba-tiba ada yang mengetuk pintu lalu dirinya yang tengah menyapu lantai Ruang Tamu pun segera menghampiri pintu dan membukanya. 

Seorang wanita berambut keriting tersenyum kearahnya sambil memberikan sekotak berisi makanan kepadanya dan berucap. "Dokter Nanon ya? Ini untukmu." Nanon tersenyum lalu menerima kotak makanan itu sambil berkata. "Terimakasih. Mau mampir?" Tawar Nanon.

"Kalau tidak keberatan." Cetus nya yang dijawab anggukkan kepala oleh Nanon kemudian wanita tersebut masuk ke dalam apartemen Nanon sambil melihat-lihat sekeliling apartemen itu sambil berkata. "Kau tinggal disini sendiri, Dok?" 

AUTOPSY [FINISHED✔]Where stories live. Discover now