18-EVIDENCE

202 22 0
                                    

Keesokan harinya Ohm pamit dengan Kepala Desa untuk kembali pulang ke apartemen nya kebetulan dirinya libur kerja hari ini. Ia manfaatkan untuk beristirahat sejenak di apartemen nya sementara Ohm berada di apartemennya. 

Nanon masih berada di Rumah Sakit mengetik membuat laporan autopsi putri Kepala Desa Koh Kret yang sempat ia autopsi semalam. Tak lama kemudian Neng datang sambil membawa 2 kotak makanan dan bertanya. "Kau sudah sarapan, Nanon?"

"Belum. Aku sedang membuat laporan autopsi putri Kepala Desa Koh Kret yang aku autopsi semalam." Jawab Nanon sambil mengetik membuat Neng menghampirinya sambil membaca laporan autopsi yang Nanon ketik. 

"Jerat tali simpul pada leher, lebam di bagian paha dalam sebelah kanan akibat pukulan benda tumpul, sisa sperma yang ada di daerah kewanitaan, tanda X pada pergelangan tangan sebelah kanan dan bagian wajah yang memar karena pukulan keras seperti dari pukulan kepalan tangan. Ciri-cirinya seperti pembunuhan." Cetus Neng yang Nanon jawab anggukkan kepala sambil mengambil hasil cetakan laporan tersebut dan memasukkan ke dalam map coklat. 

"Memang pembunuhan kalau di hitung ini adalah korban ke 17 dari sejak kasus ini di buka lagi oleh Kepolisian." Jawab Nanon yang membuat Neng merasa bingung dengan perkataan Nanon lalu pria lesung pipi itu kembali berkata. "Oh iya, ini makanan untukku kan? Aku minta ya." Nanon sambil mengambil kotak makanan tersebut hingga Neng terkekeh lalu menaruh tas kerjanya di dalam lemari loker dengan dirinya yang berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangannya. 

"Hari ini dan besok kau tidak usah masuk saja di ganti dua hari ke depan karena aku pulang kampung. Ibuku sakit. Biar aku yang menggantikan ya." Seru Neng yang membuat Nanon menganggukkan kepala tanda setuju sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya. "Okay. Btw, terimakasih makanannya. Aku pulang dulu." Nanon pun membuka jas autopsi serta kembali mencuci tangannya lagi setelah menikmati makanan yang dibelikan sambil mengambil tas ransel nya lalu pergi keluar dari ruang autopsi tanpa sengaja ia berpapasan dengan Dokter Tanawat dengan pria paruh baya itu yang tersenyum lebih dulu kearahnya.

"Dokter Korapat, kau mau pulang ya?" Tanya Dokter Tanawat yang dijawab tersenyum sambil menganggukkan kepala lalu berucap. "Iya. Saya mau pulang, Dok. Mau makan siang bersama saya? Saya kebetulan lagi butuh teman untuk makan siang." 

"Baiklah." Jawab Nanon yang dijawab anggukkan kepala oleh Dokter Tanawat hingga keduanya kini sudah berada di dalam restoran dengan duduk sambil berhadapan. Terlihat Dokter Tanawat memperhatikannya secara seksama Nanon yang sejak tadi diam saja melihat kesana kemari seolah sedang memikirkan sesuatu. "Dokter Korapat." Panggil Dokter Tanawat yang membuat Nanon tersenyum.

"Kau sedang memikirkan apa?" Tanya nya penasaran kemudian Nanon hanya menggelengkan kepala sambil menjawab. "Sedang tidak memikirkan apapun." 

Tak lama kemudian makanan yang di pesan sudah datang akhirnya keduanya pun menikmati makanan tersebut dengan tetap fokus pikiran masing-masing hingga Dokter Tanawat kembali berkata. "Kau pulang kemana? Mau aku antar?" Tawar Dokter Tanawat yang membuat Nanon menggelengkan kepala sambil berucap. "Tak perlu repot-repot mengantarku, Dok. Aku sudah memesan taksi kok." 

"Memang kau tinggal dimana?" Tanya Dokter Tanawat basa-basi sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya. 

"Phuket. Sudah biasa sih pulang pergi kalau kerja. Kadang juga menginap di apartemen teman kalau tidak sempat pulang ke Phuket." Santai Nanon sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya. Dokter Tanawat hanya menganggukkan kepala dengan perkataan Nanon lalu mengambil segelas air putih yang ada di hadapannya dengan menyeruputnya sebentar. 

"Lain kali kalau butuh bantuan. Hubungi saja aku." Seru Dokter Tanawat yang hanya dijawab anggukkan kepala oleh Nanon sambil tersenyum kembali menikmati makanan yang ada di hadapannya. 

AUTOPSY [FINISHED✔]Where stories live. Discover now