24-SHADOW

203 16 0
                                    

Terlihat seorang anak kecil berusia 8 tahun yang tampak duduk meringkuk di pojok kamar sambil sesekali berusaha menenangkan diri bernafas secara perlahan-lahan kemudian tiba-tiba datang seorang wanita yang menjambak rambut anak kecil itu hingga mendorongnya ke lantai sambil berkata. "Harusnya kau itu tidak pernah ada! Harusnya kau itu mati saja! Aku tidak pernah mencintai ayahmu! Ayahmu itu hanya perusak kebahagiaanku!" Geram wanita itu sambil memukuli tubuh anak itu dengan menggunakan rotan kemudian tiba-tiba datang seorang pria yang menghentikan kegiatan itu. 

"Nania, apa yang kau lakukan hah! Dia ini putra kandungmu! Bisa-bisanya kau bersikap kasar padanya!" Kesal pria itu membuat wanita yang tadi memukulinya kini memukuli pria itu dan membiarkan anak kecil tadi duduk melemah di lantai.

Setelah wanita itu pergi menyisakan pria tadi yang membantu anak itu duduk di sisi kasur. "Tunggu disini sebentar ya, Nak." Anak itu hanya diam menganggukkan kepala kemudian tak lama pria tadi membawa kotak P3K kemudian duduk di pinggir kasur dengan mengambil sebuah kapas yang di teteskan cairan iodine kemudian di tempelkan pada punggung anak itu yang terkena luka sabetan dari rotan yang di layangkan oleh wanita tadi. "Keterlaluan sekali ibumu. Kau ini kan anaknya tapi tingkahnya seperti kepada orang asing saja." 

Anak itu kemudian kini menghadap kearahnya sambil berucap. "Apakah aku anak yang tidak diinginkan, ayah? Kenapa ibu sampai berkata seperti itu kepadaku? Aku salah apa?"Lirihnya yang membuat pria dihadapannya itu memeluk erat putra tunggalnya itu berusaha menenangkan putranya yang selama kurang lebih 2 tahun ini menghadapi penyiksaan dari ibu kandungnya sendiri. "Ibumu hanya lelah saja, Nak. Victor tidak boleh benci dengan ibu ya." Pria itu melepas pelukannya sambil mencium keningnya. 

Tak lama kemudian seorang pria paruh baya bertubuh atletis itu pun terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang basah karena keringat. "Shit! Hanya mimpi ternyata." Ia pun segera mengambil segelas air putih yang ada pada meja kecil dekat kasur nya lalu beranjak dari kasur nya berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sambil menyalakan shower

Punggung nya terdapat banyak luka bekas sabetan rotan yang masih ada sampai saat ini. Kadang membuat hatinya luka setiap mengingat kejadian puluhan tahun silam kini dirinya sudah bersiap untuk berangkat kerja menuju kantor kepolisian sambil memakai seragam kepolisian. 

Kini dirinya sudah duduk pada kursi kerjanya dengan salah satu orang anggota kepolisian yang memberikan dokumen kepadanya untuk di tanda tangani, lalu ketika pria yang tadi mengantar dokumen tersebut hendak pergi pun dia memanggil nya. "Kraew, beritahu Letnan Sattabut dan Letnan Jirawat untuk menghadap ke ruanganku. Ada yang ingin aku bicarakan pada mereka." 

"Siap, Jenderal." Katanya kemudian segera pergi dari sana meninggalkan pria paruh baya yang terlihat awet muda itu sendirian di ruang kerjanya kemudian tak berapa lama dua orang yang ingin ia ajak bicara itu pun kini sudah duduk di hadapannya. 

Mereka bertiga duduk di atas sofa dengan pria paruh baya berseragam polisi di hadapannya yang lebih dulu mulai pembicaraan. "Maaf, saya meminta kalian berdua untuk datang kesini ketika kalian sibuk."

"Kalau boleh tahu. Ada apa Jenderal memanggil kesini? Apakah ada hal yang penting?" Tanya Drake kemudian pria di hadapannya itu tersenyum menganggukkan kepala sambil menjawab. "Kalian masih menjalani penyelidikan kasus pembunuhan berantai yang di pimpin oleh Kepala Tim kalian?" 

"Kami masih menyelidikinya, Jenderal. Tetapi mengerjakan kasus lainnya juga karena sejauh ini tidak ada penemuan jasad seperti sebelumnya." Tambah Dew yang dijawab anggukkan kepala oleh pria di hadapannya. 

"Kalau begitu jadikan kasus pembunuhan berantai ini adalah kasus penting yang harus kalian berdua selesaikan dan kalau perlu ajak dokter forensik yang ada di Tim kalian. Jujur saya merasa pusing dengan kasus ini tapi di sisi lain saya juga ingin tahu pembunuhnya." Senyum santai pria yang ternyata Jenderal Chatchawit itu. 

AUTOPSY [FINISHED✔]Where stories live. Discover now