CHAPTER 10 ; Midnight talks

88.1K 8.2K 60
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

CHAPTER 10 ; Midnight talks

Masih dihari yang sama, kini Catherine terfokus pada bacaannya sejak 2 jam yang lalu.

Nathanius, Januar, William dan Rushan sudah kembali ke kediaman masing-masing.

Sedangkan Edward dan Catherine yang masih belum puas dengan hasil pembicaraan pagi tadi pun akhirnya melanjutkan diskusi di ruang kerja Edward.

Catherine kini tengah menelusuri seluruh dokumen detail korban yang ia dapatkan dari Januar.

There must be something missing.

Saking fokusnya, Catherine bahkan tidak menyadari Edward yang keluar dari ruang kerja-nya dan kembali lagi dengan dua gelas air mineral dan semangkuk kukis.

Pria itu lalu duduk disamping Catherine dan menyodorkan minuman pada gadis tersebut.

"Jangan biarkan tubuhmu dehidrasi"

Catherine sontak saja menoleh. Terkejut bukan main saat mendapati Edward yang kini telah berada disampingnya.

"Ah.. terimakasih"

Edward mengangguk lalu menyodorkan sepotong kukis pada Catherine sesaat setelah gadis itu meminum air mineralnya.

"Terimakasih Duke, kau juga jangan lupa minum dan makan kukis" jawab Catherine sembari memakan kukis pemberian Edward.

Dengan mulut yang masih aktif mengunyah, mata gadis itu pun masih belum berhenti membaca berbagai dokumen yang berserakan.

"Mengapa kau yakin pelakunya merupakan tenaga medis?" tanya Edward sesaat setelah ia meminum air mineralnya.

Catherine menoleh dan menatap Edward dengan serius.

"Saint dan tenaga medis adalah kelompok yang paling minim dicurigai untuk kasus criminal"

"Karena mereka sudah disumpah darah"

"Tapi selalu ada celah untuk kejahatan Duke, itu yang pernah kau katakana bukan?"

Edward menatap Catherine dengan pandangan rumit. Mengingat kembali perkataannya beberapa bulan lalu saat mereka berdiskusi mengenai pemberontakan oleh sekelompok kecil di desa yang berada di pusat kota.

Pria itu tersenyum tipis dan menepuk kepala Catherine dua kali.

"Sudah hampir 6 bulan dan kau masih mengingatnya?"

Suasana mencair dan tidak formal, Catherine pun membalasnya dengan jenaka.

"Ya, aku inI kan anak baik" ucap Catherine dengan senyum khasnya. Karena dilihat-lihat gestur Edward saat ini memang seperti seorang ayah yang bangga pada putrinya.

Lelaki itu hanya tersenyum kecil lalu ikut fokus pada beberapa dokumen ditangan Catherine.

"Jadi apa yang kau curigai?"

"Praktik illegal"

"Praktik sihir?"

Catherine menggeleng, gadis itu merapatkan duduknya pada Edward dan menunjukan selembaran dokumen yang ia pegang.

"Praktik medis.

Seperti hal nya sihir baik dan sihir terlarang, medis pun bisa berada di kasus seperti itu. Mereka memiliki obat namun di kasus lain mereka juga memiliki racun"

Edward mengerutkan dahinya.

"Tapi tidak ada racun yang teridentifikasi di mayat manapun"

"Karena pelaku tidak berniat membunuh para korban"

Edward menatap lekat rekam medis di tangan-nya.

"Lalu apa tujuan para pelaku?"

"Menyembuhkan mereka.

Mereka melakukan praktik illegal dengan obat yang belum terjamin. Jika anda lihat hasil tim forensik organ yang rusak paling parah merupakan organ-organ yang berhubungan dengan darah, dan tebak apa?"

Catherine mengambil buku tebal yang tak jauh darinya. Ia membuka di halaman yang sudah ia tandakan dan menunjukannya pada Edward.

"95% penyakit yang berhubungan dengan darah tidak memiliki obatnya atau dengan kata lain tak bisa disembuhkan"

Edward membaca setiap baris buku yang ditunjukan oleh Catherine.

Mulai paham kemana arah pembicaraannya pria bertubuh kekar itu menatap Catherine dengan seksama.

"Jadi maksudmu mereka semua adalah kelinci percobaan obat berbahaya?"

Catherine mengangguk.

"Tapi mereka tidak memiliki penyakit apapun, bagaimana..." Edward menghentikan perkataannya saat menyadari sesuatu.

"Mereka menyuntikan penyakit pada tubuh korban dan berusaha menyembuhkannya" lirih Edward.

Catherine kembali mengangguk.

"Tidak ada satupun mayat dengan darah yang tersisa ditubuh mereka, karena itu tidak ada yang bisa menemukan jejaknya"

***
TBC

Published, 17-06-2023

DREAM [END]Where stories live. Discover now