CHAPTER 19 ; The new normal

79K 7.5K 189
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

CHAPTER 19 ; The new normal

Sudah 1 minggu berjalan semenjak kembalinya Duke Emeric dan Putri Catherine ke Utara.

Sudah 1 minggu pula Catherine selalu tidur bersama Edward.

Perlahan, Catherine terus berusaha melawan traumanya. Sedikit demi sedikit ia merasa baik-baik saja saat Edward tak berada disisinya.

Meskipun luka ditubuhnya masih belum sembuh, namun mentalnya menunjukan perubahan yang signifikan.

"Duke, sepertinya aku sudah bisa kembali ke kamarku" ucap Catherine pada Edward yang tengah memeriksa beberapa dokumen di meja kerjanya yang tak jauh dari ranjang yang ditempati Catherine.

Mendengar hal tersebut, Edward pun menoleh. Jubah tidur ditambah dengan kacamata baca yang tersangkut di hidung mancung pria itu membuatnya berkali-kali lipat lebih panas.

"Lukamu masih belum sembuh, Catherine" jawabnya.

Kaki gadis tersebut bahkan belum bisa digunakan secara normal. Sedangkan perutnya sudah jauh lebih baik, dan jangan lupakan perban di kepalanya yang sudah menghilang.

"Aku tidak ingin terlalu menyusahkanmu, Duke" ucap Catherine.

Edward melepas kacamata nya dan berjalan mendekat kearah Catherine.

"Apa maksudmu? Siapa yang berkata seperti itu?" tanya Edward dengah wajah serius.

"Satu minggu ini anda sudah merawatku dengan sangat baik, saya-"

"Kau kembali berbicara formal?" tanya Edward off topic.

"Apa? Ya.." jawab Catherine tak yakin.

1 minggu ini karena kondisinya yang tidak baik-baik saja otaknya bekerja tak baik. Bak orang linglung dia bahkan berbicara non-formal pada Duke Emeric dan bahkan sempat memanggil pria itu dengan sebutan nama!

"Aku tidak menyukainya" ucap Edward. Lelaki yang kini duduk di samping Cathrine itu menatap sang gadis dengan serius.

"Dan kau sama sekali tidak menyusahkanku, kau bisa mengalami semua ini pun karena kelalaianku Catherine"

"Apa? Tentu saja itu bukan salahmu" bantah Catherine.

Edward tak menggubris, lelaki itu hanya meraih beberapa helai rambut Catherine dan memainkannya.

"Lagipula hari pernikahan semakin dekat, tidak perlu terlalu menjaga jarak. Aku tidak akan menahan diri lagi"

Catherine mengerutkan dahinya. Dan fokusnya kembali pada kata 'pernikahan'.

Gadis itu memijat kepalanya pelan. Semua yang terjadi saat ini sungguh tak memiliki jeda. Catherine bahkan belum pulih namun ia harus segera memikirkan cara untuk memberitahu Duke Emeric mengenai pembatalan pernikahan mereka. Sial. Catherine sungguh kualahan dengan semua ini.

DREAM [END]Where stories live. Discover now