CHAPTER 44 ; Can i go where you go?

67.3K 5.9K 188
                                    

Hai gais, chapternya beda judul ya sama yang di karyakarsa tapi isinya tetep sama aja kok hehe (memutuskan ganti judul chapter di last minute)

Hai gais, chapternya beda judul ya sama yang di karyakarsa tapi isinya tetep sama aja kok hehe (memutuskan ganti judul chapter di last minute)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

Chapter 44 ; Can i go where you go?

Catherine tahu bahwa dia adalah wanita yang paling dimanjakan oleh Edward di dunia ini, dan tentu sedari awal pernikahan Catherine menerima baik semua perlakuan tersebut.

Namun kini semuanya berjalan tidak biasa.

Sudah 1 minggu semenjak Catherine tahu bahwa dirinya tengah mengandung. Dan Catherine kira meskipun diposisi hamil saat ini, semuanya akan berjalan normal seperti hari-hari lainnya.

Namun tidak.

Diusia kandungan yang ke 6 minggu ini, Catherine sadar bahwa ada yang berbeda dari diirnya.

Pertama, wanita itu sama sekali tak bisa berjauhan dari Edward.

Kedua, Catherine sangat mudah merasa emosional. Contohnya ; menangis karena salah satu daun di rumah kacanya gugur- padahal memang sudah waktunya tanaman tersebut gugur.

Ketiga, Catherine menjadi sangat pemilih dalam hal makanan- padahal sebelumnya wanita itu akan selalu memakan apapun yang disediakan oleh para pelayan.

Catherine mengusap wajahnya frustasi.

Setelah menyadari berbagai keanehan dalam dirinya, kini wanita itu memilih untuk menyendiri di rumah kaca.

Catherine tidak tahu bahwa dampak kehamilan bisa sehebat ini.

Jika boleh jujur, Catherine sungguh tidak menyukainya.

Ia membenci dirinya yang terus membuat orang lain sulit.

Mengingat wajah koki yang tadi siang menyajikan makanan, Catherine kembali menangis.

Koki berusia 55 tahun itu menundukan kepalanya dan tidak tahu harus berbuat apa saat sang Nyonya tidak ingin memakan apapun.

Ditengah tangisnya, Catherine mendengar suara pintu terbuka diikuti dengan langkah kaki.

Tahu siapa yang datang, Catherine pun menyembunyikan wajah sembabnya kedalam telapak tangannya. Ia tak ingin kembali membuat masalah dengan Edward yang mengetahui dirinya tengah tersedu-sedu.

Disisi lain, Edward melangkah mendekat kearah istri kecil kesayangannya tersebut, duduk disebelahnya dan mengangkat tubuh mungil itu keatas pangkuannya.

"Sayang..." panggilnya lembut Edward sembari mengelus surai terang Catherine.

Tak menjawab, wanita yang tengah berbadan dua tersebut justru menenggelamkan wajahnya pada dada bidang sang suami.

DREAM [END]Where stories live. Discover now