CHAPTER 13 ; Oops

80.2K 8.1K 194
                                    

Suka bgt bacain komen kalian❤️ terimakasih dukungannya❤️

Suka bgt bacain komen kalian❤️ terimakasih dukungannya❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

CHAPTER 13 ; Oops

"Ternyata disini sang idola yang menjadi berita di seluruh penjuru Eudonia"

Catherine menoleh dan segera memberi salam saat mengetahui si pembicara adalah Raja Horion.

"Tolong jangan terlalu melebih-lebihkan, Yang Mulia" ujar Catherine sembari kembali duduk di sofa yang berada di ruang santai istana.

"Siapa yang melebih-lebihkan? Kau sudah lihat koran? Namamu ada dimana-mana. Dan siapa lagi yang bisa seterkenal ini bahkan disaat belum melakukan debutante? Pantas saja Edward semakin posesif bak monster hijau"

Kemarin monster utara sekarang monster hijau?

Catherine menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Lagipula, Edward posesif dibagian mananya sih?

Karena hanya membiarkan pengawal perempuan yang ada didekatnya? Hey itu juga adalah hal yang bagus untuk menjaga martabatnya.

Dari sudut pandang Catherine, gadis itu sama sekali tidak merasakan sedikitpun ke-posesifan sang tunangan.

"Omong-omong, kau masih belum membicarakannya pada Edward?" tanya Raja Horion.

Tahu kemana arah pembicaraannya, Catherine pun menatap Horion yang kini sudah terduduk di sofa yang berhadapan dengannya.

"Aku akan memberitahunya setelah permasalahan ini selesai"

Horion menganggukan kepalanya.

"Jika kau sudah yakin dengan keputusanmu, maka segeralah berbicara dengannya"

Catherine terdiam. Matanya menerawang pada secangkir teh dihadapannya.

Setelah semuanya... akhirnya Catherine sampai dititik ini.

"Catherine, kau benar-benar yakin? Tampaknya Edward akan sulit menerima keputusanmu"

"Mungkin dia akan sedikit bingung, namun semuanya akan berjalan sesuai rencana" jawab Catherine.

"Tapi bagaimana jika Edward mencintaimu?"

Catherine terkekeh geli.

"Tidak bagus berandaikan sesuatu yang tak mungkin, Yang Mulia" ujar Catherine sembari menuangkan teh pada cangkir yang berada dihadapan Horion.

"Jikapun aku memberitahumu, kau tak akan percaya, jadi biarlah kau terkejut sendiri nantinya"

Catherine hanya membalasnya dengan gelengan kecil. Sudah tak heran jika Raja Horion selalu menginginkan Catherine bersanding dengan Edward yang notebane-nya merupakan keponakan sang raja tersebut.

"Kemarin surat dari kerajaan Berdinth datang, Ayahmu bertanya mengenai persiapan pernikahan kalian"

Raja Horion menghembuskan nafasnya dan menatap Catherine lekat.

"Catherine, selama ini kau terlalu terpaku pada rencanamu tapi tidak mementingkan orang lain. Kau  bahkan tidak memberitahu keluargamu perihal ini, pasti banyak orang yang akan menentang keinginanmu,

Belum lagi rakyat Utara. Mereka sudah terlalu mengharapkan dirimu sebagai Duchess mereka"

Catherine memejamkan matanya sejenak. Semua Tindakan yang ia lakukan memiliki alasan tersendiri, dan gadis itu paham akan konsekuensinya. Dari awal ia tahu ini tidak mudah.

"Aku akan membereskan masalah keluargaku, dan untuk rakyat utara cepat atau lambat mereka akan mengerti. Lagipula mereka belum melihat Abigail, dia juga akan jadi Duchess yang baik-"

"Abigail? Prajurit Emeric itu? Apa hubungannya dengan dia?"

Catherine mengerjapkan matanya, tunggu.... Apa ia baru saja menyebutkan nama Abigail tadi?

Oh sial.

**

"Yang Mulia saya mohon..."

"Tidak bisa Catherine, dia sudah tidak tahu diri dengan mencintai Duke Emeric"

Setelah untuk pertama kalinya Catherine tak sengaja menyebut andilnya Abigail dalam urusan percintaannya, kini Raja Horion menggebu gebu ingin Abigail di tugaskan di wilayah lain dengan dekrit kerajaan.

Jangan heran, politik jaman ini memang sekotor itu, Raja Horion bisa mengeluarkan dekrit demi kepentingannya sendiri.

"Saya mohon jangan Yang Mulia, Duke Emeric akan murka dan lagipula saya kan sudah berniat berpisah dengan Duke Emeric, jadi tolong biarkan saja" mohon Catherine sembari terus mengikuti langkah Raja Horion mengitari perpustakaan pribadinya.

Lelaki tua itu berjalan dengan acuh, tak menghiraukan Catherina yang terus mengintilinya.

"Duduklah Catherine" ujar Horion yang kini telah duduk disalah satu meja yang tersedia.

Menurut, gadis bergaun biru langit itu mendudukan tubuhnya disamping Horion.

"Untuk saat ini aku tidak akan melakukan apapun pada Prajurit Nawson, sesuai keinginanmu" ucap Horion setelah berfikir beberapa saat.

Catherine tersenyum senang.

"Terimakasih-"

"Sebagai gantinya, kau temuilah dia"

Horion memberikan secarik kertas yang berisikan alamat dan sebuah nama.

"Harvey Mouson? Siapa dia?"

"Sama sepertimu, dia dianugrahi dewa dengan pengelihatan melalui mimpi. Di kerajaan ini hanya kalian yang memiliki kekuatan serupa. Karena itu komunikasikan lah pengelihatanmu dengannya. Dia sudah memiliki 10 tahun pengalaman dengan mimpinya yang mungkin belum kau ketahui"

***

Unknown building, West wood, Eudonia Kingdom.

"Putri Catherine tersenyum senang saat mendengar pesan dari anda, Duke"

Duke Emeric yang tengah memantau pendataan bangunan tkp tersenyum tipis. Membayangkan senyum manis yang terpatri di bibir merona gadis itu.

Setelah mempercepat seluruh proses, besok pagi diperkirakan mereka sudah dapat berangkat kembali ke Istana. Sementara kelompok prajurit lain akan dikirim untuk terus menjaga bangunan ini.

Pria itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan menatap lekat sapu tangan polos ditangannya.

Disisi lain, James yang memperhatikan hal tersebut hanya diam.

Bahkan setelah mengabdi pada Emeric hampir seluruh hidupnya, James tetap tidak bisa membaca gelagat sang Duke.

Meskipun begitu, untuk pertama kalinya James menangkap sinyal aneh dari sang tuan.

Ia tahu bahwa itu semua disebabkan oleh sang calon Duchess.

Ingin rasanya James terkekeh. Meskipun sempat ragu, namun prediksinya benar. Siapa yang tidak akan jatuh cinta pada gadis seperti Catherine?

Ini rahasia, tapi James tahu bahwa bahkan teman-teman bangsawan Edward yang sering menjadi ranah diskusi pria tersebutpun menaruh hatinya pada Putri Catherine. (Jika Duke tahu mungkin banyak orang termasuk dirinya akan celaka.)

Kini ia hanya bisa berharap tuan-nya mengambil langkah yang tepat.

Jangan sampai Putri Catherine lolos! Pokonya harus jadi Nyonya Emeric!

***
TBC

Published, 22-06-2023

DREAM [END]Where stories live. Discover now