CHAPTER 26 ; The story you can't see

73.7K 7.4K 584
                                    

Now playing ;
My love – by Lee hi (Serius, wajib bgt di play)

Now playing ;My love – by Lee hi (Serius, wajib bgt di play)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

CHAPTER 26 ; The story you can't see

"Nyonya, mari kembali ke kamar anda, ini sudah malam" bujuk Siana yang tampaknya sedari tadi diacuhkan oleh sang nyonya.

"Ini ulang tahunnya, aku ingin merayakannya bersama Edward"

"Nyonya... tampaknya Duke berhalangan pulang malam ini" jawab Siana. Pelayan itu tak dapat menyembunyikan wajah sedihnya saat mengatakan hal tersebut. Karena kini rumor sudah tersebar dan siapapun yang mendengarnya akan tahu bahwa Siana berbohong.

Kenyataannya, Duke bermalam di dekapan wanita lain. Dan ini bukanlah yang pertama kalinya.

Sedangkan Catherine masih tetap menyangkal.

Gadis itu tetap berfikir bahwa itu hanyalah rumor jahat yang disebarkan oleh musuh Emeric. karena meskipun Edward belum mencintainya namun lelaki itu tahu kode etik yang diterapkan ksatria, bahwa kesetiaan merupakan hal paling utama.

"Kau benar... badai pasti menghalangi jalannya untuk pulang" ujar Catherine dengan mata sendunya.

Meskipun seharusnya Edward sudah sampai bahkan sebelum badai dimulai, Catherine terus menyangkal pikiran buruknya.

"Kalau begitu, tolong perintahkan penjaga untuk memberitahuku bila Duke sudah pulang ya?"

Dengan senyum sedih Siana hanya bisa mengangguk.

***

"Maafkan aku Catherine"

Air mata yang selalu ia tahan selama berbulan-bulan ini pada akhirnya tumpah karena sang pemilik tak mampu menahan kesedihannya.

"Apakah ini alasan mengapa kau selalu ingin menunda anak?" tanya Catherine dengan wajah datar dan air mata yang terus mengalir perlahan.

"Selama ini... kau bukannya tak siap memiliki anak, kau hanya tidak ingin anak dari rahimku ya?" lirihnya dengan kekehan miris.

Wanita itu pun beralih menatap wanita dewasa disebelah suaminya.

Perut wanita itu terlihat sedikit membesar.

Catherine kembali tersenyum miris. Menatap perut Abigail.

Itu adalah hal yang selalu ia inginkan selama ini...

Menyadari tatapan tersebut, Abigail pun segera berlutut di kaki Catherine.

"Nyonya... tolong ampuni saya"

DREAM [END]Where stories live. Discover now