CHAPTER 11 ; A promise to keep

86.2K 8.1K 73
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

CHAPTER 11 ; A promise to keep

"Wajah anda terlihat begitu lelah, Yang Mulia"

Tentu saja, setelah 2 bulan yang super sibuk Catherine membantu kerajaan untuk menangkap pembunuhan massal, ia banyak melewati malam tanpa tidur ditambah lagi ia juga harus membantu menenangkan kepanikan para rakyat.

2 bulan lalu, kecurigaan Catherine disambut oleh pihak kerajaan. Setelah diselidiki dan ditindak lanjuti, prediksinya terbukti benar.

Setelah diam-diam melakukan investigasi, esok pagi pasukan besar akan di kerahkan ke wilayah perbatasan dibagian selatan, dimana terdapat bangunan terbengkalai di tengah hutan.

Setelah ditelusuri limbah medis yang terlacak mengarah kesana, mata-mata pun dikerahkan dan berhasil mengkonfirmasi bahwa sekelompok orang yang menyalah gunakan kepintarannya pun tengah melakukan percobaan illegal yang berbahaya.

.

Setelah menutupi wajah lelah Catherine dengan riasan, Siana pun beralih menghias rambut Nona-nya.

Omong-omong sudah 1 minggu sejak Catherine, Duke Emeric dan para pasukan Emeric berada di istana untuk melakukan penangkapan para pelaku.

"Putri, banyak pelayan istana yang menyampaikan salam pada anda melalui saya. Mereka bilang terimakasih telah menyelamatkan banyak keluarga di Eudonia"

Catherine menatap Siana melalui cermin.

"Berita mengenai anda dan kasus pembunuhan massal sudah tersebar luas di Eudonia, Yang Mulia" jelas Siana sembari mengepang sebagian kecil rambut Catherine.

"Senang bisa membantu Eudonia" jawab Catherine dengan senyum manis diwajahnya.

"Eudonia bersyukur memiliki anda"

Catherine hanya membalas dengan senyuman. Dia juga bersyukur bisa menjadi bagian dari Eudonia. Setidaknya ia bisa meninggalkan kenangan buruknya di Berdinth dan memulai hidup baru di tanah penuh kehangatan ini.

***

Setelah pertemuan untuk perencanaan penyerangan besok, kini akhirnya Catherine bisa terbebas.

Untuk menghibur diri dari hari yang panjang, kini gadis itu memutuskan untuk berjalan menyusuri taman istana yang begitu luas. Hitung-hitung untuk mengobati rasa rindunya setelah tidak bertemu dengan taman kesayangannya di Manor Emeric.

"Catherine?"

Catherine menoleh.

"Selamat malam, Duke"

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Entahlah, hanya mencari udara segar. Anda sendiri?"

Edward tidak menjawab. Lelaki itu hanya mengalihkan wajahnya dan menatap bunga-bunga dihadapan mereka.

DREAM [END]Where stories live. Discover now