CHAPTER 38 ; Things you have to know

71K 7.1K 177
                                    

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

.

.

.

CHAPTER 38 ; Things you have to know

Catherine tersentak dari tidurnya.

Gadis itu mengerjapkan mata dan mendapatkan Edward yang tengah menatapnya.

Tunggu, dimana ia sekarang? Seingatnya ia tertidur di kamar mereka namun mengapa kini ia berada di kereta?

"Kita sedang berada di jalan menuju Utara, sayang"

Ah... benar mereka memang seharusnya pulang pagi ini.

"Mengapa tidak membangunkanku?"

"Untuk apa? Kau bisa terus tidur di pangkuanku"

Catherine tak membalas. Gadis itu terdiam, menyesuaikan diri karena baru saja terbangun dari tidur lelapnya.

Sedangkan Edward, pria itu sibuk mengecupi seluruh bagian wajah Catherine.

"Edward..."

"Hm?" Jawab lelaki itu tanpa menghentikan kecupannya. Sedangkan Catherine bahkan tak terlihat terganggu sedikitpun mengingat hal tersebut adalah hal yang sudah biasa dilakukan Edward.

"Mengenai Abigail..."

Ucapan Catherine terhenti saat pinggangnya merasakan tangan Edward yang mengerat.

"Catherine-"

"Edward, aku bermimpi" potong Catherine dengan cepat.

Bukan tanpa alasan gadis itu kembali mengungkit perihal Abigail.

Pasalnya, setelah sekian lama akhirnya sebuah mimpi kembali mendatangi tidurnya.

"Edward, apa yang sebenarnya kau lakukan? Dalam mimpiku Abigail berlari di hutan dengan tubuh penuh luka...."

Lelaki itu mempertahankan ekspresi datarnya dengan rahang yang mengeras.

"Apa lagi yang terjadi dalam mimpimu?"

"Bisakah kau menjawab pertanyaanku terlebih dahulu? Aku juga berhak mengetahuinya kan?" Tanya Catherine.

Sebelumnya gadis itu mencoba menutup mata mengenai masalah Abigail namun semuanya berbeda sekarang.

Catherine mendapatkan mimpi, dan itu artinya dewa ingin Catherine ikut campur masalah ini. Mau tak mau gadis itu harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sedangkan lelaki yang masih memangku tubuh istri kecilnya itu menghembuskan nafas. Pada akhirnya ia harus memberitahu Catherine mengenai hal yang selalu ingin pria itu tutupi.

"Setelah pemenggalan dibatalkan, aku berniat mengasingkannya dari Eudonia"

Catherine mengerutkan dahinya.

"Atas dasar apa?"

"Aku tak memerlukan alasan apapun untuk mengusir seseorang" jelas Edward sembari mengelus surai terang Catherine.

"Namun paulus menahanku. Dia berkata ada yang janggal dari wanita itu, karena itu kita tidak bisa membebaskannya"

Dengan cermat Catherine mendengarkan seluruh penjelasan Edward.

"Wanita itu diduga menggunakan sihir"

Catherine menganggukan kepalanya. Penjelasan Edward dan mimpinya mulai tersusun dengan rapi.

"Maaf telah menyembunyikannya darimu"

Sejatinya, alasan utama mengapa Edward menyembunyikan hal tersebut adalah karena lelaki itu tak ingin pikiran Catherine teralihkan darinya. Sudah seharusnya dunia Catherine hanya diisi oleh lelaki itu, tak akan ada ruang untuk hal lain.

Disisi lain netra Catherine menerawang. Gadis itu telah mengetahuinya melalui mimpi yang baru saja ia dapatkan. Namun kenapa? Mengapa Abigail terjerumus sihir gelap?

Abigail bukan seseorang yang diberkati sihir. Sihir yang seharusnya adalah sihir yang sudah ada di tubuh seseorang sejak mereka lahir, contohnya para saint. Bukan yang mereka dapatkan begitu saja.

Apapun alasannya sihir gelap jelas salah. Sebenarnya apa yang dipikirkan Abigail?

"Saat ini pasukan masih mencari tahu dimana wanita itu membangkitkan sihirnya"

Karena awal pembangkitan sihir adalah sumber kekuatannya, jika ingin mematikan sihir itu untuk selamanya, mereka harus mencari simana sumber itu berada.

"Apa saja yang sudah dia lakukan dengan sihirnya?" Tanya Catherine.

"Paulus berkata dia baru membangkitkan sihirnya, belum banyak yang bisa wanita itu lakukan"

Catherine menganggukan kepalanya sembari menyandarkan tubuhnya pada Edward.

"Untuk saat ini biarkan dia pergi, dengan prajurit bayangan" ujar Catherine.

Edward terdiam sesaat. Sebenarnya lelaki itu tidak ingin memberikan 1% kesempatan pun untuk membiarkan wanita itu kabur dari jeratannya. Namun jika sudah Catherine yang mengatakannya, Edward bisa apa?

"Dia akan pergi ke tempat pembangkitannya, setelah mengetahui lokasinya baru kau bisa mengepungnya"

***

Sesuai arahan Catherine, kini lebih dari 50 prajurit bayangan dengan beberapa saint mengikuti Abigail yang berlari begitu pelan.

Fakta bahwa wanita itu masih bisa berdiri pun patut diacungi jempol mengingat bagaimana siksaan yang telah wanita itu lewati.

.

"Semuanya sudah berjalan sesuai arahan, Yang Mulia" ujar James pada Edward sesaat mereka sampai di manor.

Setelah menerima arahan dari Catherine lelaki itu memang lngsung meminta James untuk melajukan kudanya dengan cepat agar bisa menyampaikan pesan Edward kepada pasukan mereka yang berada di manor.

"Terimakasih, James" ucap Catherine.

James yang tidak pernah mendengar ucapan terimakasih dari atasannya tersebut pun kikuk.

"Dengan, senang hati, Nyonya"

"Pergi"

Iya, dia tahu pasti monster utara ini kesal istrinya tersenyum pada pria lain! Tak ingin menambah masalah, James pun membungkukan tubuhnya dan segera pergi.

"Dan Catherine, beristirahatlah mengerti? Aku akan mengurus beberapa hal dan akan kembali malam nanti,"

"Bagaimana pekerjaanku sebagai duchess?"

Edward mengelus lembut wajah sang istri.

"Pekerjaanmu akan dimulai besok Duchess Emeric. Sekarang beristirahat dan jadilah gadis baik, mengerti?"

Dengan patuh Catherine mengangguk dan mengikuti arahan Siana yang menuntunnya.

***
TBC

Published, 18-08-2023

DREAM [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя