CHAPTER 15 ; The real Monster is out now

76.6K 7.3K 114
                                    

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

.

.

.

CHAPTER 15 ; The real Monster is out now

Sakit.

Kepalanya terasa begitu sakit.

Seluruh tubuhnya tak bisa digerakkan, bahkan hanya untuk membuka mata dan mengangkat jari, rasanya mustahil.

'Apa yang terjadi....'

Menyadari tubuhnya mulai bereaksi panik, Catherine mencoba tenang sebisa mungkin. Perlahan gadis tersebut menarik dan membuang nafasnya perlahan.

Sekali lagi mencoba membukan matanya dan berhasil!

Meskipun tak bisa terbuka sempurna, namun sedikit banyak gadis bernetra violet itu bisa melihat situasi disekitarnya.

Tampak seperti berada di gua, Tak jauh darinya terdapat kayu yang terlihat hangus bak api unggun yang baru saja padam karna kini matahari telah terbit.

Catherine tentu menyadari kini dirinya tidak berada didaerah istana.

Masih dengan tubuh yang tak bisa bergerak, gadis itu mencoba berfikir.

Kira-kira siapa yang menculiknya?

Sebenarnya jika ditanya seperti itu maka jawabannya banyak. Bisa saja musuh Kerajaan Berdinth, Eudonia atau musuh Edward.

Namun pertanyaannya. Siapa yang mampu?

Siapa yang mampu dan mempunyai keberanian menculik putri kerajaan di Istana?

"Eghh" Catherine melenguh saat kepalanya terasa semakin sakit.

"Kau sudah bangun?"

Sontak saja, tubuh Catherine menegang.

Langkah kaki pun terdengar mendekat kearah tubuh Catherine yang masih terkapar di tanah.

Terlihat seorang lelaki yang diperkirakan hampir berkepala lima itu merendahkan tubuhnya sehingga wajahnya kini terlihat jelas dihadapan Catherine.

"Tenang, Putri. Tubuhmu akan segera pulih, efek pelumpuh itu akan segera hilang"

"Siapa kau.." dengan seluruh tenaganya Catherine mencoba mengeluarkan suara.

Meskipun hanya bisa mengeluarkan suara yang sangat kecil, namun lelaki itu bisa mendengarnya.

"Ah ya, maafkan saya belum mengenalkan diri"

Lelaki itupun tersenyum dengan tatapan yang langsung menghunus netra violet Catherine.

"Saya Wessel, saya adalah orang yang telah anda temukan dengan pikiran cerdik anda"

Seseorang yang telah kutemukan??

***

Beberapa insan didalam ruangan tersebut meremas tangan mereka saat melihat kemarahan seorang monster utara.

Sedangkan beberapa prajurit lainnya yang ingin mengambil langkah untuk melindungi keluarga kerajaan pun kembali diam saat sang Raja memerintahkannya.

Horion membiarkan Edward memberikan beberapa pukulan pada Putra bungsunya. Mau dihentikan sebagaimanapun tidak kan ada yang bisa.

Horion tahu, satu-satunya orang yang bisa menghentikannya adalah Catherine. Jadi jika para prajurit itu mencoba menahan Edward, sia-sia. Justru itu hanya akan memakan semakin banyak korban.

Sedangkan disisi lain, Theodore yang bertugas untuk memimpin pasukan yang membawa para pelaku ke istana dan mengamankan mereka hingga hari persidangan pun hanya bisa terdiam menerima pukulan Edward.

"Jika terjadi sesuatu padanya, jangan berharap kau bisa melihat keluargamu lagi"

Setelahnya, Edward menatap Horion dengan mata merah penuh amarahnya.

"Lebih baik bakar istana ini jika tidak becus menjaganya" ucapnya penuh penekanan, sebelum meninggalkan kawasan istana bersama pasukan terbaiknya.

***

Catherine menatap pria tersebut yang kini sedang memanggang ikan di atas api unggun yang baru saja kembali dinyalakan.

Kini tubuh Catherine sudah bisa digerakan, meskipun begitu pergerakannya tetap terbatas.

Gadis itu menatap tangan dan kakinya yang diikat begitu kencang.

Sakit. Sangat sakit. Rasanya seakan darahnya tak mengalir karena tekanan ikatan tersebut.

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Agar kau tak mati kelaparan"

Catherine menggeleng.

"Mengapa kau terus menguji obat yang bahkan sudah memakan ribuan korban?"

Pergerakan tangan lelaki itupun berhenti dan matanya menatap Catherine perlahan.

"Itu semua tidak akan sebanding dengan nyawa yang bisa kami selamatkan nantinya"

Catherine tersenyum miris.

"Semuanya akan sia-sia, Wessel. Kau hanya akan membusuk di penjara dan para korban akan terus menghantuimu"

Lelaki itu meremas tongkat yang ia gunakan untuk membakar ikan.

"Diamlah sebelum aku menggunakan kekerasan"

"Kenapa? Kau tahu aku benar kan? Kau tidak akan bisa menyelamatkan siapapun"

"DIAM!!!"

Pria tersebut mendekat kearah Catherine dengan agresif.

Meraih wajah kecilnya, Catherine mampu merasakan tekanan yang luar biasa di rahangnya, seakan lelaki ini ingin menghancurkan wajahnya.

"Aku bisa menyembuhkannya sialan!!"

Catherine terkekeh sembari menahan raut kesakitannya.

"Siapa?? Apa kau ingin menyelamatkan seseorang? Haha percayalah itu percuma. Mereka tak akan bisa kau selamatkan"

Detik selanjutnya, bunyi benturan antara tangan Wessel dengan kepala Catherine pun terdengar nyaring.

Masih tak ingin berhenti, Catherine terus membalas dengan kepala yang terasa sakit. Berharap ia mendapatkan beberapa informasi.

"Apa itu istrimu?"

"Diam sebelum kau menyesalinya"

"Ah bukan ya? Apakah anakmu-"

"DIAM JALANG SIALAN!!!!!"

Dan itu adalah hal terakhir yang gadis itu ingat sebelum Wessel memukulinya hingga ia kehilangan kesadaran.

***
TBC

Published, 28-06-2023

Maaf ya baru bisa up.
Sebagai gantinya aku double up gimana?

DREAM [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ