CHAPTER 14 ; U Turn

80.7K 7.7K 63
                                    

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

.

.

.

CHAPTER 14 ; U turn

Kegiatan hari ini merupakan menemani Putri Ruby menyulam.

Meskipun sudah menetap di istana selama lebih dari 2 minggu, namun baru hari ini Catherine bisa menemani Ruby, pasalnya konflik pembunuhan berantai yang ternyata dilakukan oleh para ilmuan dan campur tangan para pemuda yang masih menempuh Pendidikan di bidang medis itu sungguh menyita seluruh waktu dan tenaga Catherine.

"Kudengar besok Duke Emeric akan kembali?"

Catherine mengangguk dengan mata yang masih terkunci pada bunga-bunga di hadapannya.

Karena tidak begitu menyukai kegiatan menyulam, gadis bersurai emas itu memilih untuk merangkai bunga-bunga yang telah ia petik dari taman milik Ruby.

"Omong-omong bagaimana dengan pesta kedewasaanmu?"

"Tuan Simon telah mengatur semuanya" jawab Catherine.

"Huh, aku benar-benar iri padamu. Bagaimana bisa seseorang yang bahkan belum memasuki usia dewasa bisa secerdas dirimu? Lihatlah, Kau bahkan terus keluar masuk ruang rapat. Sedangkan aku? Hanya mengurus istana mawar di bagian selatan" oceh Ruby dengan bibir melingkar turun.

Sudah 3 tahun Ruby menikah dengan pangeran kedua, dan selama itu ia tahu hanya orang-orang penting yang dapat dipanggil ke ruang rapat. Raja Horion benar-benar menjaga bersih ruang rapatnya, tidak boleh ada satu makhluk pun yang bisa memasuki ruang tersebut tanpa izin Raja.

"Putri Ruby jangan bicara seperti itu... lihatlah dirimu, membesarkan putrimu saja sudah sangat membuatku takjub dan omong-omong jika Putri ingin terlibat rapat, aku bisa meminta pada Raja. Aku yakin keterlibatan Putri akan sangat membantu" ujar Catherine.

Gadis bergaun hijau yang tadinya mendumel itu segera saja menggeleng.

"Jangan! Aku hanya bercanda tahu! Aku itu memang tidak berbakat di bidang kenegaraan. Jika masalah mengurus istana, menjadi ibu, istri dan koki yang handal, itu baru aku ahlinya" ucap Ruby berbangga diri.

Catherine tertawa manis mendengarnya. Tentu saja jangan dipungkiri keahlian memasak Putri yang satu ini.

Sebelum menikah dengan Pangeran Theodore, Ruby merupakan anak Marquess yang memiliki restoran yang beranak hampir di seluruh daerah Eudonia.

"Benar bukan? Kita memiliki kelebihan masing-masing, Putri"

Ruby mengangguk.

"Pantas saja setelah 2 tahun akhirnya Edward takluk padamu. Jika aku lelaki akupun akan mengurumu supaya tak diambil orang"

Catherine hanya bisa menggeleng pelan.

Jujur saja, selama menetap di istana, ini merupakan salah satu hal yang membuatnya kurang nyaman.

DREAM [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant