CHAPTER 30 ; God knows best

75.1K 7.5K 210
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

CHAPTER 30 ; God knows best

Setelah negosiasi alot dengan Edward, akhirnya lelaki itu pun mengizinkan Catherine dan Harvey untuk berbicara empat mata didalam ruangan tersebut.

Meskipun beberapa saat lalu, untuk pertama kalinya Edward tidak menuruti permintaan Catherine dan hampir meledakan emosinya didalam ruangan tersebut, semuanya dapat terselesaikan setelah perbincangan panjang dan permohonan Catherine.

Catherine sungguh tidak mengerti dengan perilaku Edward.

Tadi, lelaki itu begitu marah dan melarang keras Catherine untuk berbicara dengan Harvey. Setiap gadis itu bertanya alasannya, Edward tidak menjawab dan selalu mengalihkan topik.

Gadis itu menghembuskan nafasnya, rasanya mustahil untuk menebak jalan pikiran Edward.

"Aku akan berada diluar, 30 menit kau tidak keluar, aku akan menghancurkan pintu itu" ujar Edward penuh ultimatum sebelum pria itu mengecup puncak kepala sang calon istri dan keluar dari ruangan tersebut.

Catherine hanya mengangguk dan menatap kepergian Edward dan Horion.

Gadis itu menatap Harvey, "Maaf atas kendalanya" ujar Catherine.

Pasalnya membujuk Edward butuh waktu lebih dari 1 jam.

Disebrangnya, Harvey tersenyum maklum.

"Tidak apa-apa. Sesuai rumornya, Duke Emeric bukan orang yang mudah"

Benar, dan kelihatannya wanita yang terlihat masih bugar dan cantik di kepala 5 ini tak merasa takut sama sekali.

"Jadi, haruskah kita mulai?"

**

Edward mengerutkan dahinya saat melihat para pendeta berjubah putih berada didepan ruangan saat lelaki itu membuka pintu.

"Salam, Duke"

"Apa yang kalian lakukan disini?"

Para pendeta itu tentu diundang ke pesta debutante Catherine, hanya saja saat ini pesta telah usai dan tidak seharusnya mereka berada disini tanpa izin.

"Atas perintah Raja dan Pendeta agung, kami ditugaskan disini, Duke" jelas Saint Paulus yang berada diantara 5 Pendeta lain.

"Tugas apa yang kau maksud?"

"Menyegel ruangan ini, Duke"

Sontak saja wajah Edward mengeras.

"Apa maksudmu?"

"Edward, Percakapan antara makhluk yang diberkati tidak boleh didengar siapapun bahkan kita, para pendeta harus menyegel ruangan itu untuk beberapa saat" Jelas Horion.

DREAM [END]Where stories live. Discover now