chapter 2

8.3K 519 2
                                        


Hari ini jaehyun tidak berangkat ke kantor karena akan menjemput sang suami di bandara, sebenarnya jadwal taeyong pulang masih dua hari lagi, tapi begitu ada berita buruk menimpa kedua sahabatnya dan kabar jaehyun yang membawa anak dari mendiang sahabatnya ke rumah mereka, membuat Taeyong memutuskan untuk segera pulang.

Jaehyun mark dan Jeno sedang menyantap sarapan mereka.

"Hari ini papa mau jemput bubu, kalian ada yang mau ikut boys?" jaehyun bertanya kepada kedua anaknya yang sedang menyantap sarapannya. Haechan sendiri memang belum turun kebawah karena mungkin masih mandi.

"abang ngga bisa pa, ada kelas sama habis itu band aku ada latihan" jaehyun mengangguk tanda mengerti.

"Adek juga ngga bisa pa, ada latihan basket" ucap Jeno menambahi.

"yaudah papa ajak adek aja" ucap jaehyun sambil memakan kembali roti yang berada dalam genggamannya.

"Apasih pa, orang adek bilang ngga bisa" Jeno mendengus kesal.

"Lagian siapa yang mau ajak kamu, orang papa mau ajak adek haechan" jaehyun berucap lalu  menyeruput kopinya.

"Dih ngapain papa panggil dia adek?" tanya mark tidak Terima.

"Loh haechan kan lebih muda dari kamu dan Jeno, wajar dong papa panggil adek"

"Dia bukan adek aku" ucap Jeno kesal.

"dari kemaren yang didebatin itu mulu" jaehyun menatap Jeno malas.

"Asal papa tau aku dan Jeno ngga akan pernah anggep orang itu sebagai saudara" mark menyentak garpu yang berada di piringnya.

"Dia itu bukan bagian dari keluarga kita, dan Jeno ngga mau punya adek, papa ngga cukup punya dua anak?" Jeno berdiri dari duduknya dan menatap nyalang papanya.

Sebenarnya keluarga Jung termasuk keluarga yang harmonis bahkan tidak pernah ribut karena hal besar, tapi entah mengapa jaehyun merasa kedua anaknya begitu egois beberapa hari ini.

"Terserah papa mau jadiin dia siapa kek dirumah ini, Jeno udah ngga perduli" Jeno pergi dari ruang makan sambil menyangklong tasnya.

"Papa egois" ucap mark lalu menyusul Jeno.

"Hadeh dasar bocah, sendirinya yang egois malah papanya yang dikatain, mending aku ajak anakku yang bungsu aja" jaehyun menggumam sendiri lalu pergi menuju kamar haechan.

Jaehyun mengetuk pintu kamar haechan pelan.

"Adek, sarapan dulu yuk" baru jaehyun akan mengetuk lagi haechan sudah membukakan pintu.

"Eeh iya pa".

Haechan bingung ingin makan apa pagi ini karena biasanya papinya selalu membuatkan sarapan yang berbeda beda setiap paginya, haaah sungguh haechan sangat merindukan ayah dan juga papinya.

" makan roti dulu ngga papa ya nak, papa ngga bisa masak soalnya" haechan tersenyum canggung.

"Ngga papa kok pa, ini aja udah cukup"

"oh iya, adek ikut papa jemput bubu yuk" jaehyun menatap wajah manis haechan.

Jaehyun tidak pernah membayangkan memiliki anak se menggemaskan haechan, bahkan matanya yang masih bengkak karena kebanyakan menangis itu tidak menutup aura gemas haechan.

"Hari ini bubu pulang?" jaehyun mengangguk lalu menuangkan susu untuk anaknya minum.

"Iya sayang, kita jemput bubu di bandara, mau kan?" jaehyun berharap haechan mau menerima tawaranya.

"Iya pa, aku ikut" jawaban haechan  membuat jaehyun tersenyum senang.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Jaehyun dan haechan sudah sampai di bandara tempat dimana bubu nya akan dijemput, setelah beberapa menit menunggu dapat jaehyun lihat dari jauh suami cantiknya melambaikan tangan, jaehyun membalas lambaian tangan itu membuat haechan mencari keberadaan orang yang papanya sapa itu.

Haechan melihat seorang lelaki dengan tubuh putih, rambut blonde sedang tersenyum manis, berjalan kearah mereka.

"Haii,adek haechan ya?" sapa taeyong kepada haechan.

"Emm iya, bubu cantik" ucap haechan menjawab sapaan taeyong.

"Terima kasih sayang, jarang jarang loh ada yang muji bubu cantik, adek juga cantik sama kaya papimu" taeyong memeluk tubuh haechan erat sambil sesekali mencium kening anak dari sahabatnya itu.

"Maaf ya sayang, bubu kemarin ngga datang dihari pemakaman ayah dan papi" taeyong merasa haechan memeluknya begitu erat, mungkin memang dari kemarin harusnya haechan  butuh pelukan, tapi haechan masih segan kepada suaminya itu.

"Ngga papa bubu" taeyong melepas pelukan mereka berdua.

"Apasih mas senyum-senyum" ucap taeyong saat melihat suaminya menatapnya dengan senyuman yang menurut taeyong sedikit menggelikan.

"Yang disapa adek doang nih, suaminya ngga kelihatan ya?" ucap jaehyun meledek.

Taeyong menubruk tubuh suaminya dengan pelukan hangatnya, jaehyun mengecup kening serta bibir milik suami cantiknya.

"Ishh mas, malu ada adek" jaehyun tersenyum gemas karena taeyong menenggelamkan mukanya didada bidangnya.

"Ngga usah malu, nanti juga terbiasa" jawab jaehyun sambil menggerakan kekanan dan kekiri tubuh suaminya.

"Yaudah yuk mas pulang, aku udah pengen rebahan banget" jaehyun mengangguk lalu membawakan koper taeyong.

Taeyong menggenggam tangan haechan, anak bungsunya itu begitu manis, taeyong sangat bahagia karena haechan mau ikut tinggal bersamanya dirumahnya.

TBC 💚

_Must Choose_  ^•^ [END] ^•^Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora