chapter 41

2.9K 221 15
                                        

  Hari sudah malam, taeyong dan
jaehyun sudah tertidur nyenyak di
kamarnya, begitupun dengan Jeno.

Setelah sesampainya mereka jam 1
siang ini tidak ada yang pergi
meninggalkan villa untuk mencari
destinasi berlibur, seluruh anggota
keluarga Jung menghabiskan hari ini
untuk beristirahat, agar kehidupan
mereka selama 6 hari mendatang bisa
lebih kondusif, mereka juga harus
menyesuaikan waktu dan juga cuaca
agar tak mudah sakit.

Haechan sudah bangun dari 5 menit
yang lalu karena merasa sangat lapar,
padahal tadi sore mereka sudah
makan tapi entah mengapa perut
haechan terus saja berbunyi,
makanya kini haechan turun tangga
berjalan menuju dapur untuk memakan apa saja kiranya yang bisa ia makan.

Dapat haechan lihat mark sedang
duduk di ruang utama sambil terus
mengoceh, rupanya kakaknya itu
sedang main game online dengan
teman-temannya yang sedang jauh dinegara asalnya.

Haechan dekati tubuh kakaknya dan
duduk menyamping disebelah mark sambil mempertahatikan aktivitas kakaknya itu.

"Kakak" panggil haechan lembut.

"Hm,apa sayang" jawab mark masih terus menatap ponselnya.

"Adek laper banget, masih ada makanan nggak ya" tanya haechan sambil mengusap perutnya.

"Kayaknya udah habis deh, adek laper banget?" tanya mark sambil terus bermain game.

"Emm adek laper banget" jawab haechan lalu memanyunkan bibir mungilnya.

"Kakak bikinin mie aja, mau ngga sayang?" tanya mark yang sudah menyelesaikan game-nya.

"Eh ada mie ya, adek masak sendiri aja deh, kakak lanjutin aja main game-nya" ucap haechan lalu berdiri dari duduknya.

"Kakak aja, ini udah selesai kok main game-nya"

Mark bangun dari duduknya lalu
menggandeng tangan adiknya itu,
haechan mengikuti langkah kakaknya
menuju dapur, setelah mark taruh
panci kecil berisi air diatas kompor,
mark membuka kulkas disebelahnya
lalu mengambil sekotak susu, mark
tancapkan sedotan kecil pada lubang
kecil diatas kemasan, lalu
menyodorkan susu itu di hadapan
sang adik.

"Minum susu dulu, buat tunda lapar ya?" ucap mark sambil tersenyum.

"Terimakasih kakak" ucap haechan riang.

Mie yang mark masak sudah matang,
mark tuangkan mie-nya di sebuah
mangkok lalu menyediakannya di
hadapan sang adik yang sudah
tersenyum senang, tak lupa mark juga
ambil segelas air putih lalu
menaruhnya diatas meja.

Mark tersenyum gemas karena
haechan sudah mulai makan mie
masakannya dengan lahap, mark
belai rambut lembut milih haechan
yang membuat haechan menoleh
kearahnya.

"Kakak mau?" tanya haechan pelan.

"Buat adek aja, kakak udah kenyang" jawab mark yang mengelus rambut adiknya.

"okedeh" jawab haechan lalu melanjutkan makan mie.

"Habis ini bobo lagi ya dek?" ucap mark sambil mencuci bekas makan haechan.

"Adek tidur mulu hari ini, kakak mau ngga duduk di ayunan yang disana?" tanya haechan sambil menunjuk ayunan yang berada disebelah kolam renang.

"yasudah ayo" jawab mark.

   Dan kini dirinya dan juga mark
sedang duduk ayunan dekat kolam
renang, tadinya mark meminta
haechan untuk kembali tidur namun
haechan menolak karena merasa
sudah tidur terlalu lama.

Mark gerakkan ayunan itu secara
perlahan dan menatap langit-langit
malam yang terlihat begitu indah
karena cahaya bulan dan juga
beberapa bintang.

"Kakak denger cerita dari Jeno,
katanya jaemin confess ke adek?" tanya mark sambil menatap haechan.

"Ohh kak Jeno cerita ya? iya sih jaemin sempet Confess ke adek waktu itu" jawab haechan yang membuat mark menghela nafas.

"Jadi sekarang kamu udah jadian sama jaemin?" tanya mark tak menatap haechan.

"Kak Jeno ngga ceritain semuanya?" tanya haechan dan mark menggeleng.

"Jeno cuma bilang apa yang dia bilang tentang jaemin punya perasaan sama adek itu semua bener, dan jaernin nminta kamu buat jadi pacarnya,gitu" ucap mark menjelaskan.

Sebenarnya Jeno sudah menceritakan semuanya namun mark ingin mendengar sendiri dari mulut haechan.

"Jaemin emang minta aku buat jadi pacarnya, tapi aku tolak" ucapan haechan membuat mark menoleh kearahnya.

"Kenapa ditolak? bukannya dia baik banget sama kamu? emangnya kamu ngga suka?" tanya mark yang membuat haechan menggeleng.

"Aku seneng bisa punya temen sebaik jaemín, tapi kalau buat pacaran kayaknya aku ngga bisa, soalnya aku ngga punya rasa lebih dari seorang sahabat sama jaemin" ucap haechan memberi penjelasan.

"Syukur deh" ucap mark sambil tersenyum tipis.

"Kenapa syukur? Kakak juga ngga suka sama jaemin? aku bingung aja sih sebenernya, soalnya kak Jeno ngga pernah banyak ngobrol sama jaemin
tapi bisa benci banget, dan setelah aku cerita tadi tanggepan kamu kaya gitu, aku bisa simpulin kamu juga ngga suka sama jaemin" tanya haechan sambil meremat jari-jari lentiknya.

"Loh, emang kalo kakak bilang syukur, udah pasti kakak ngga suka sama jaemin?" tanya mark pelan.

"ngga gitu, tapi aku tau kak Jeno sama kak mark sama aja" jawab haechan pelan.

"beda lah, lagian itu kan asumsi kamu, kakak biasa aja tuh ke jaemin" ucap mark santai.

"kakak cuma ngga mau kamu pacaran sama yang lain" ucap mark pelan.

"maksudnya?" tanya haechan yang merasa bingung.

"Ehh ngga papa, kakak cuma salah ngomong, kita masuk yuk, udah mulai kerasa dingin disini" ucap mark sambil menggandeng tangan haechan masuk kedalam villa.

"Mau bobo sama kakak?" tanya mark yang masih menggandeng haechan.

"Emangnya boleh?" tanya haechan sedikit ragu.

Tanpa menjawab pertanyaa
haechan mark gandeng tangan
haechan menuju kamar yang ia
gunakan lalu membantu haechan
memakai selimut.

Seperti biasa mark angkat sedikit
kepala haechan lalu menaruhnya
diatas lengan kekarnya, memeluk
sang adik agar tertidur dengan
nyaman, sedangkan haechan masih
memikirkan apa sebenarnya ucapan
yang mark katakan tadi, haechan
mendongakkan kepalanya menatap
sang kakak yang sedang memejamkan
matanya.

"bobo ya, besok kayaknya bubu mau ajak kita pergi" ucap mark sambil merem.

"pergi kemana?" tanya haechan masih terus bertanya karena merasa belum mengantuk.

"kakak sih ngga tau pasti, tapi papa sama bubu biasanya ajak pergi kesalahan satu destinasi gitu" ucap mark yang sudah membuka matanya.

"kakak sering liburan kaya gini?" tanya haechan.

"ngga juga sih, paling kalo papa sama bubu lagi ngajak aja" jawab mark sambil merapihkan poni haechan yang sudah cukup panjang.

"adek mau potong rambut deh kayaknya, poninya udah panjang" ucap haechan karena mark masih memainkan rambutnya.

"ngga usah dipotong, bagusan panjang rambutnya, kalo ngga rapihin poninya aja" ucap mark memberi penawaran.

"hmm okedeh" jawab haechan sambil tersenyum.

"bobo ya cantik" ucap mark sambil mengelus pipi haechan.

"aku ngga cantik!" haechan lalu memukul dada mark sedikit keras.

Mark yang melihat mata adiknya
terus saja berkedip-kedip lucu,
membuat mark merasa gemas lalu
mencuri satu kecupan dibibir sang
adik, setelah itu kembali memeluk
haechan erat, haechan hanya merasa
aneh setelah mendapat kecupan kilat
yang mark berikan, namun haechan
hanya tersenyum dan membalas
pelukan kakaknya itu, tanpa sadar
haechan tidak merasa marah sama
sekali ketika mark dengan sengaja
mencium bibirnya.

TBC 💚

Vote & coment juseyo 💚

_Must Choose_  ^•^ [END] ^•^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang