_Must Choose_ ^•^ [END] ^•^

chapter 3

Matahari pagi belum muncul sepenuhnya tapi taeyong sudah berada di dapur dan memasak untuk sarapan suami dan anak-anaknya.

Makanan  semua sudah berada diatas meja begitupun anggota keluarga Jung itu.

"Selamat pagi bu" sapa mark lalu mengecup pipi taeyong.

"Pagi bang, nyenyak ya bobonya" mark tersenyum menatap bubunya.

"Nyenyak bu"

"Pagi bubu cantik" Jeno memeluk bubu nya begitu erat.

"Pagi juga kak" Jeno mendelik dengan panggilan baru dari sang bubu.

"Kok kak sih bu?" Jeno melepas pelukan itu.

"Loh, kan kamu udah punya adek sekarang" Jeno yang melihat haechan sudah duduk disebelah papanya mendengus.

"Oh iya mas, kamu jadi daftarin adek kuliah kan?" jaehyun  tersenyum menatap suami manisnya.

"Iya sayang, udah kok kemarin" taeyong mengangguk tanda mengerti.

"Jadi mulai besok abang atau kakak pergi kuliahnya bareng adek ya, soalnya papa mau beliin adek motor masih takut" taeyong menatap kedua anaknya.

"Dia kuliah dikampus aku?" tanya mark tak suka.

"Iya bang, biar ngga repot kalo ada apa-apa" mark sangat tak suka atas jawaban bubunya barusan.

"Bu, emang ngga cukup ya kita biarin dia tetep tinggal disini, bubu juga mau jadiin kita satu kampus? Yang bener aja dong bu" taeyong kaget mendengar jawaban putra keduanya itu.

"Jen kamu kenapa sih"

"Ya Jeno ngga mau sekampus sama dia" Jeno melirik haechan  tak suka.

"Jeno, adekmu punya nama, namanya haechan" taeyong sudah mulai geram menanggapi jeno.

"Dia bukan adek aku" tambah Jeno marah.

Berada ditengah tengah keluarga yang sedang ribut membuat haechan selalu menundukan kepalanya, haechan baru tahu kedua anak papa dan bubu tidak menerima kehadirannya disana.

"Udah mending ngga ditaro dipanti asuhan" ucap mark remeh.

"Abang, bubu ngga suka ya abang bicara kaya gitu".

" bu, dia itu bukan bagian dari keluarga kita, bubu ngga seharusnya ngebiyayain hidup dia sampe sebegininya" jaehyun hanya memandang kedua anaknya heran, mengapa terasa susah sekali membuat kedua anaknya menerima haechan.

"Bubu sama papa bahkan ngga minta persetujuan kita buat ajak dia tinggal disini, sekarang bubu juga masukin dia kekampus yang sama kaya aku dan abang" Jeno sudah berdiri dari duduknya. Sungguh pagi ini Jeno merasa moodnya benar-benar turun karena perdebatan itu.

"Terserah bubu sama papa mau kaya gimana, toh pendapat aku sama Jeno ngga di butuhin" mark mengambil tasnya lalu pergi dari sana.

"Jeno ngga akan pernah mau anggep dia sebagai sodara" Jeno pergi menyusul mark .

Jaehyun  dan taeyong tidak habis pikir, mengapa kedua anaknya jadi bersikap seperti itu bahkan terang terangan dihadapan haechan.

"Papa, bubu, aku ngga papa kok kalo harus tinggal dipanti asuhan" jaehyun menatap haechan sendu.

"Ngga sayang, ngga akan. Jangan dengerin kedua kakak kamu ya, jangan dimasukin ke hati omongannya" haechan makin menunduk tak enak.

"Tapi apa yang kak mark dan kak Jeno omongin bener bu, aku bukan bagian dari keluarga ini"

"Aku ngga berhak nerima semua kebaikan bubu sama aku, mungkin ayah sama papi memang sahabat kalian tapi aku ngga ada hubungan apapun sama kalian"

"Aku juga minta maaf ya bu, gara gara adanya aku kak mark sama kak Jeno marah sama bubu dan papa"

"Nanti siang aku cari kostan buat aku tinggalin, sekali lagi makasih ya pa,bu"

Semua ucapan haechan berhasil membuat hati jaehyun dan taeyong begitu sakit, mengapa kedua anaknya mengatakan hal buruk bahkan kepada haechan yang baru mereka kenal.

Taeyong mendekap tubuh haechan erat, membuat haechan menangis saat itu juga.

"Adek, sayangnya bubu, bubu mau rawat kamu dek, bubu udah kehilangan kedua sahabat bubu, izinin bubu buat jaga kamu ya sayang". Jaehyun mendekap kedua orang yang sedang berpelukan sambil menangis itu.

" adek ngga perlu pergi dari sini, papa dan bubu itu orang tua barunya adek, papa ngga akan biarin adek pergi dari rumah ini" jaehyun mengecup kening haechan dan juga taeyong.

"Hiks makasih bubu, hiks makasih papa" tangisan haechan semakin kencang membuat taeyong ikut mengalirkan air matanya.

"Sstt anak papa dan bubu ngga boleh sedih".

TBC 💚