chapter 6

6.4K 460 3
                                        


Haechan sedang duduk diruang TV sambil sesekali memakan keripik yang berada didalam toples, lalu kegiatannya terhenti saat ada seseorang yang berdiri didepannya menghalangi aktifitas haechan.

"Eehh kak Jeno, mau keripik?" tanya haechan dengan polosnya.

"Gak! Kekamar gue sekarang" haechan terkejut mendengar ucapan Jeno.

"Mau ngapain ya kak?" tanya haechan lagi.

"Banyak tanya lo" Jeno berjalan menuju tangga, karena merasa haechan tak mengikuti langkahnya Jeno kembali berbalik badan dan menatap haechan kesal.

"Heh, denger ngga sih lo, punya kuping ngga dipake ya" haechan segera berdiri dari duduknya karena tak ingin membuat Jeno semakin marah.

Hingga sampai dikamar Jeno haechan melihat sekeliling, kamar Jeno cukup rapi tapi yang haechan tidak suka kamar Jeno berwarna abu-abu menbuat kesan gelap dan seram.

Jeno membuka laptop dan memberikan beberapa lembar kertas pada haechan.

"Salin tugas gue ke laptop" haechan yang sedang duduk mendongak menatap Jeno.

"Tapi ini kan tugas kakak, kok aku yang disuruh ngerjain" ucap haechan lirih.

"Bang mark bilang gue boleh suruh lo ngapain aja, lo ngga mau?, oke gue telfon abang" haechan langsung berdiri menghadap jeno.

"Ehh iya kak aku mau kok, kakak ngga usah telfon kak mark" ucap haechan dan kembali duduk.

Belum saja menyentuh laptop itu haechan melirik kesamping saat Jeno akan pergi meninggalkannya.

"Emm kak" haechan meraih tangan Jeno namun kemudian dihempas begitu kencang.

"Jangan pernah sentuh gue tanpa izin" ucap Jeno menatap tajam mata haechan.

"Iya maaf kak Jeno, kak Jeno disini aja ya biar nanti kalo ada yang ngga aku tau, aku bisa langsung tanya" ucapan haechan membuat Jeno mendengus.

"Gue mau main game dibawah, dan untuk ngerti ngga ngertinya lo tentang tugas gue, gue ngga perduli"

"Denger ya, selama sebulan lo disini jangan harap lo bisa hidup tenang"

"Semenjak adanya lo disini gue sama bang mark jadi sering kena marah papa dan bubu hanya karena masalah sepele"

"Lo tau? Hal yang paling gue benci didunia ini adalah orang yang merebut kasih sayang kedua orang tua gue, apalagi orangnya itu lo" Jeno menekan kata LO kepada haechan lalu beranjak pergi dari sana.

Haechan mulai mengerjakan tugas Jeno dengan air mata yang mulai membasahi pipi nya.

Semua ucapan Jeno membuat haechan berfikir apakah benar haechan telah merebut kasih sayang kedua orang tua mark dan JenoJeno,  haechan merasa hatinya begitu sakit karena merasa inilah sebab dari semua rasa kebencian Jeno dan mark pada dirinya.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Hari sudah menjelang sore dan Jeno sudah mulai bosan bermain game karena tidak ada abangnya yaitu lawan yang sebanding dengannya, Jeno memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan akan mandi.

Sesampainya Jeno dikamar, ia mendapati haechan masih berada di kursi belajarnya sambil menaruh kepalanya diatas meja, bisa Jeno yakini bahwa haechan tengah tertidur.

Jeno mendekat kearah haechan lalu menarik kursi yang haechan duduki sampai haechan tersentak kaget.

"Astaga" haechan meremat dadanya yang begitu berdebar, rasanya jantungnya akan segera merosot karena saking kagetnya.

"Disuruh nyalin begituan doang sampe ketiduran, dasar kebo" ucap Jeno menatap haechan dingin.

"Maaf kak Jeno, ini tugasnya udah kok" Jeno melihat laptopnya dan ternyata benar tugasnya sudah selesai disalin.

"Kebawah, masakin gue mie, gue mandi dulu" haechan mengangguk lalu bergegas turun menuju dapur.

Haechan menatap jam dinding yang berada di dapur dan bergumam mengapa bubu nya belum pulang padahal hari sudah sore, biasanya bubu akan pulang sekitar jam 2 siang karena ditoko bunganya juga sudah ada karyawan yang bekerja, taeyong mengunjungi toko bunganya bila merasa bosan dan juga jika ada pesanan yang minta taeyong sendiri yang merangkai nya.

Haechan ambil mie dari dalam lemari dan mulai menyalakan gas.

Bisa haechan lihat Jeno sudah berada diruang TV sambil menunggunya selesai memasak mie.

Setelah mie itu matang haechan mengambil mangkok dan ketika akan haechan tuangkan, gagang panci kecil yang haechan gunakan patah sehingga membuat mie itu tumpah dan tangan haechan  terkena air rebusan mie itu, haechan mengaduk kesakitan dan segera membilas tangannya di wastafel.

Jeno mendekat kearah haechan dan meremat rambutnya marah.

"Lo gimana sih hah! Kerja apaan aja ngga pernah becut tau ngga" haechan menatap Jeno takut.

"Maaf ya kak, aku masakin lagi ya mienya" Jeno menatap haechan kesal.

"Dasar ngga berguna, gue makan diluar aja, muak banget gue liat muka lo lama-lama" Jeno pergi dari dapur tanpa memperdulikan tangan haechan yang memerah akibat terkena air panas.

Haechan terus saja meniup lukanya agar terasa sedikit sejuk, kemudian ia bergegas mencari salep untuk mengoleskan lukannya.

Bukannya merasa kesal karena Jeno selalu memarahinya haechan malah lebih merasa bersalah karena Jeno harus menahan lapar sebab tidak jadi makan.

TBC 💚

_Must Choose_  ^•^ [END] ^•^Where stories live. Discover now