Didalam kamar haechan sudah
mulai mengemasi baju bajunya,
haechan masih terus menangis,
tapi bukan karena menyesal
sudah mengambil keputusan ini,
haechan cuma sedih karena lagi
lagi membuat papa dan bubunya
merasa kecewa.
Haechan duduk didepan lemari
dan memasukan satu persatu
bajunya kedalam koper, namun
dikejutkan dengan kedatangan
mark yang langsung menubruk
tubuhnya.
Sesekali haechan mengusap punggung mark, setidaknya ingin mark merasa nyaman.
"Dek, kamu beneran tetep mau pergi? Kamu beneran mau ninggalin kakak?" tanya mark sambil menatap haechan sedih.
"Kamu bahkan ngga berhenti nangis, kamu pasti sebenernya ngga pengen pergi kan? Iya kan dek?" tanya mark menggebu gebu.
"Maaf kak, tapi aku beneran ngga bisa bertahan lagi" ucap haechan lalu menundukan kepalanya.
"Dek, coba kasih tau kakak, apa yang harus kakak lakuin supaya kamu berubah fikiran" mark terlihat cukup frustasi.
"Kakak ngga perlu lakuin apapun, keputusan aku udah bulat, lagian papa dan bubu juga udah setuju" haechan tatap mata mark yang sudah berkaca kaca.
"Mereka setuju karena mereka ngerasa ngga bisa paksa kamu dek" mark merasa sangat sedih malam ini.
"Kakak tau mereka ngga bisa paksa aku, terus kakak bisa paksa aku gitu?" tanya haechan melepas genggaman tangan mark.
"Kak, ada atau ngga adanya aku itu akan sama aja, aku juga disini belum ada sebulan, aku ngga seberpengaruh itu buat kalian" ucapan haechan membuat mark menggeleng pelan.
"Kakak ngga mau kamu pergi dek" mark terus saja menggeleng dan bergumam lirih.
"Kakak harus hargain keputusan aku" ucap haechan kembali mengemasi bajunya.
"Aku cuma pindah tempat, lagipula kost yang mau aku tempati ngga jauh dari kampus, kakak bisa sesekali kunjungin aku, aku juga bakalan sering kesini buat jenguk papa, bubu dan juga kamu kak" ucapan haechan membuat mark mendongak.
"Tapi kakak ngga bisa dek, kakak ngga mau" mark berkata sambil menggenggam kembali tangan haechan.
"Tolong jangan buat aku ngrasa berat pergi dari sini kak"
"Kamu ngga perlu pergi dek, kakak udah beberapa kali bilang sama kamu buat lupain semua kenangan buruk kamu disini, entah sama kakak maupun sama jeno, kakak mohon dengan amat sangat" mark menegaskan setiap kata agar haechan mau berubah pikiran.
"Sekali lagi maaf ya kak, aku rasa ini keputusan yang tepat yang udah aku ambil"
"Kakak beneran boleh sesekali main ke tempat kamu?" tanya mark yang membuat haechan mengangguk lalu tersenyum.
"Pintu kost aku akan selalu terbuka untuk kamu" jawab haechan.
"Sebenarnya kakak berat mau bilang ini, tapi boleh kakak antar kamu pindah besok?" dari ucapan mark haechan bisa tau kalau mark sangat ingin mengantarnya maka haechan menganggukan kepalanya.
"Iya boleh"
Mark memeluk tubuh haechan
lagi, mark benar benar berat
mengizinkan haechan pergi,
namun mendengar haechan akan
selalu menerimanya di tempat
tinggal barunya membuat mark
sedikit merasa lega, karena ia
akan tetap sering bertemu
haechan.
"Yaudah kakak keluar dulu, kamu istirahat ya" mark mencium kening haechan lama.
"terimakasih ya kak" ucapan haechan membuat mark mengangguk.
Mark sudah pergi dari kamar
Haechan, haechan pun dudukan dirinya diatas kasur, baru beberapa saat haechan duduk dikasur, kamarnya kembali
kedatangan tamu, tapi kali ini
Jeno yang datang menemuinya.
YOU ARE READING
_Must Choose_ ^•^ [END] ^•^
RandomHaechan sudah tidak memiliki orang tua, dan ia diharuskan untuk hidup bersama dengan sahabat kedua orang tuanya, namun ada kedua anak yang tidak suka dengan kehadiran haechan disana. Haechan mampu tetap bertahan atau bahkan mengalah dan memilih hid...
![_Must Choose_ ^•^ [END] ^•^](https://img.wattpad.com/cover/344166333-64-k311058.jpg)