Haechan sudah tidak memiliki orang tua, dan ia diharuskan untuk hidup bersama dengan sahabat kedua orang tuanya, namun ada kedua anak yang tidak suka dengan kehadiran haechan disana.
Haechan mampu tetap bertahan atau bahkan mengalah dan memilih hid...
Tepat pukul 9 malam mark baru pulang kuliah karena sempat ada latihan band, mark berjalan pelan menaiki tangga, baru akan membuka pintu kamarnya, mark mendengar suara tangisan, mark menengok kanan kiri dan suara tangis itu berasal dari kamar haechan, mark dekati kamar haechan dan masuk perlahan, ketika sudah masuk mark lihat tubuh haechan sedang telungkup dan menangis sesenggukan.
Mark mendekat kearah haechan dan mengelus rambut haechan lembut, haechan menoleh kaget dan mendapati mark sedang tersenyum manis, haechan dudukan tubuhnya dan menghapus air matanya kasar.
"Adek kenapa? Lagi ada masalah?" tanya mark lembut.
"Hiks, ngga ada kok kak hiks, maaf ya adek ganggu hiks malem-malem malah nangis hiks" ucap haechan masih sesenggukan.
"Engga sayang, kamu ngga ganggu, kakak cuma kebetulan lewat dan denger kamu lagi nangis"
"Adek cerita sama kakak ya?" ucap mark pelan.
"Hikss kakakkkk,, adek kangen ayah sama papi hiks, adek kangen bangett hikss" tangis haechan pecah dan meremat jaket yang mark pakai, yang membuat mark ikut merasakan kesedihan sang adik.
Terlihat dari mata bengkak itu, mark tau haechan-nya sudah terlalu lama menangis.
Mark peluk tubuh haechan dan mengusap pinggang haechan pelan, mencoba meredakan tangis adiknya itu, ketika suara tangis haechan sudah mereda hanya tinggal sisa sesenggukan, mark melepas pelukannya dan mengusap kedua mata haechan.
"Besok kakak temani adek kemakam ayah sama papi ya, adek jangan nangis terus nanti kepalanya pusing sayang" ucap mark dengan nada lembut.
"Kakak bener mau anter?" tanya haechan dengan suara seraknya.
"Iya sayang, besok kakak anter, tapi adek udahan nangisnya, bobo aja biar cepat pagi dan bisa cepet-cepet jenguk ayah sama papi, oke?" mark kembali mengusap kedua pipi haechan yang masih basah.
"iya adek bobo sekarang, terimakasih ya kakak" haechan menuruti perintah mark saat ditawari akan berkunjung kemakam kedua orang tuanya.
Haechan sudah merebahkan dirinya lalu memakai selimut, haechan juga tidak lupa memeluk boneka beruang pemberian dari mark itu dan mulai memejamkan matanya, setelah melihat haechan memejamkan mata, mark usap pipi gembil haechan dan tersenyum manis, setelah memastikan haechan sudah tenang mark keluar dari kamar itu menuju kamarnya.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Hari sudah pagi, mark dan haechan sudah siap dan sudah berada didalam mobil, mark melajukan mobilnya dengan pelan sambil sesekali memandang adiknya yang masih memasang wajah sendu dan melihat keluar kaca mobil.
Hampir 30 menit mark lajukan mobilnya, kini mereka sudah sampai di tempat dimana ayah dan papi haechan dimakamkan, haechan dan mark sudah membeli bunga tabur dan juga bucket bunga untuk menghias makam ayah dan papi haechan.
Haechan dan mark berjongkok diantara makam kedua orang tuanya itu, haechan mencium kedua batu nisan itu dan mulai menangis lagi, mark hanya bisa mengusap punggung haechan, memberi tanda bahwa masih ada dia disamping adik kecilnya itu.
"Selamat pagi ayah, selamat pagi papi, maaf ya adek baru sempat kesini, emn adek kangen sekali sama ayah dan papi"
"Ini adek bawakan bunga biar tempat tidur ayah sama papi tambah cantik, ayah sama papi bahagia ngga síh diatas sana?, kenapa adek masih suka sedih ya rasanya, udah ngga ada kalian lagi yang jaga adek"
"Ayah sama papi beruntung ya punya sahabat seperti papa jae dan juga bubu, adek dirawat dengan baik, adek juga punya dua kakak yang sayang sekali sama adek, mungkin ayah dan papi orang yang baik, makanya punya sahabat yang baik juga"
"Adek selalu kirim doa baik untuk kalian, semoga kalian bahagia dan bisa lihat adek bahagia juga"
"Adek minta maaf ya ayah, papi, adek ngga bisa lama-lama disini soalnya harus kuliah siang ini"
Setelah haechan selesai mengungkapkan semua rasa rindunya kepada mendiang ayah dan papinya, mark mendekati batu nisan kedua orang tua haechan dan menyampaikan beberapa kalimat.
Haechan tersenyum manis melihat kakaknya yang sekarang terlihat begitu menyayanginya.
"Selamat pagi ayah dan papi, ini mark, anak sulung papa dan bubu, mark tau mungkin ayah sama papi udah lihat dari atas sana mark pernah jahat sama adek, tapi mark sudah menyesali semuanya, mark Cuma pengen ayah dan papi tau, kalau mark akan selalu jagain adek"
"Mark juga minta maaf karena udah pernah bikin anak kesayangan ayah dan papi sedih dan sakit hati"
"Untuk sekarang mungkin mark belum bisa bikin adek seneng, tapi mark mau minta izin buat jaga adek selama yang mark bisa"
"Ayah dan papi yang tenang ya disana, adek disini baik-baik aja karena ada keluarga mark yang akan selalu ada buat adek"
"Kalau begitu mark sama adek pamit ya ayah, papi, selamat beristirahat"
Setelah dirasa mark sudah menyampaikan apa yang ingin dirinya sampaikan, haechan pun berdiri lalu berpamitan.
"Kapan-kapan adek kesini lagi ya ayah, papi,, buat sekarang adek pamit dulu, bye bye" haechan tersenyum menatap kedua makam itu.
Mark dan haechan keluar dari tempat pemakaman itu lalu masuk kedalam mobil, haechan tatap wajah kakaknya yang sudah duduk disampingnya itu, haechan usap tangan mark lembut, sambil tersenyum manis.
"Terimakasih udah temenin adek ngobatin kangen ke ayah sama papi ya kak, adek seneng banget" ucap haechan masih tersenyum manis.
"Iya sayang, lain kali kalo adek lagi kangen, nangis boleh kok dek, tapi jangan teralalu lama ya, kasian pasti kedua orang tua adek juga sedih liat anaknya sedih disini, cerita sama kakak, biar bisa kakak anter adek kesini lagi" mark menggenggam kedua tangan haechan dan sesekali mengelus nya.
"iya kakak"
"Adek harus selalu bahagia, adek ngga boleh sedih-sedih lagi" ucap mark sambil tersenyum.
"Selama adek masih punya keluarga yang sayang sama adek, adek akan selalu bahagia" mark yang mendengar ucapan haechan merasa hatinya sangat lega karena bisa membantu mengurangi rasa rindu haechan saat ini.
"Sekali lagi terimakasih ya kak, adek ngga akan pernah bosen buat bilang adek sayang kakak" haechan kalungkan kedua tanganya dileher mark dan memeluk kakaknya erat.
"Kakak juga sayang adek, sekarang kita kekampus ya" ucap mark lalu membantu haechan memakai seatbelt.
"Okey" balas haechan senang.
Sungguh haechan merasa rindu yang semalam ia rasakan sedikit terobati karena bisa mendatangi makam kedua orangtuanya.
Haechan tak berhenti untuk selalu bersyukur karena dikelilingi orang yang sangat perduli padanya, rasanya haechan menjadi orang paling bahagia dimuka bumi ini.
Mark pun merasa lega karena sudah bisa melihat adiknya tersenyum menggemaskan seperti biasanya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.