Haechan sudah tidak memiliki orang tua, dan ia diharuskan untuk hidup bersama dengan sahabat kedua orang tuanya, namun ada kedua anak yang tidak suka dengan kehadiran haechan disana.
Haechan mampu tetap bertahan atau bahkan mengalah dan memilih hid...
Haechan sedang bermain ponsel diruang tamu, dan tiba tiba ada mark duduk disebelahnya sambil memegang gitar.
"Bikinin gue kopi" perintah mark kepada haechan.
"Oh iya kak sebentar ya" haechan bangun dari duduknya dan menuju dapur.
Haechan menaruh kopi itu dimeja dan langsung mark sruput.
"Kakak kenapa, lagi ada masalah?" tanya haechan p3nasaran karena melihat mark terus berdecak.
"Gk, sok tau lo" ucap mark cuek.
"Gampang tau kak bedain orang yang lagi punya masalah sama yang engga, cerita aja sama aku ngga usah malu, aku bakalan dengerin" ucap haechan panjang lebar.
"Gue bilang gue ngga papa, bawel lo" mark menatap haechan malas.
"Udah sih cerita aja" ucap haechan menambahi.
"Kalaupun gue cerita sama lo, lo ngga bakaln bisa bantu gue, udah mending lo diem jangan bikin gue tambah pusing" mark menaruh gitarnya dan mengurut kepalanya.
"Kakak kan belum cerita, darimana kakak tau kalo aku ngga akan bisa bantu" mark menatapnya haechan.
"Ada lomba, band gue harus ikut dan harus pakai lagu ciptaan sendiri, gue pusing ngga nemu ide sama sekali" jawab mark.
"Emm, kakak ada kelas hari ini?" pertanyaan haechan membuat mark menyernyit.
"Ngga nyambung amat sih lo, gue bilang juga apa lo ngga akan bisa bantu gue" ucap mark dan berdiri menjauhi haechan, haechan mengikuti langkah kakaknya itu.
"Jawab dulu kakak" haechan menarik jaket yang mark kenakan.
"Aduh ribet banget, gue ngga ada kelas" ucap mark lalu melototi haechan.
"Ok kalau begitu kakak anterin aku" haechan menarik lengan mark keluar dari rumah.
"Gue bukan sopir lo" mark melepaskan genggaman haechan kasar.
"Yaudah aku laporin bubu" haechan sudah akan menelfon bubunya dan mark merebut ponsel haechan.
"Astaga pusing banget gue ngeladenin bocil kaya lo, emangnya lo mau kemana sih hah?" tanya mark galak.
"Ayo kakak nyetir dulu nanti aku kasih tau jalannya" haechan kembali menarik tangan mark.
Perjalanan sekitar 30 menit membuat mark semakin muak kepada haechan, sebenarnya mau kemana bocah itu kenapa rasanya lama sekali sampai.
Mark juga merasa sangat sebal kepada haechan, benar benar sejak kapan bocah itu berani mengancamnya hanya dengan menyebutkan nama bubu, sungguh mark sangat frustasi.
Tidak lama setelah itu mark baru menyadari kalau dirinya dan juga haechan sedang berada di parkiran sebuah pantai, mark rasanya tambah sebal kepada haechan, untuk apa anak itu siang bolong begini mengajak mark kepantai.
"Kakak ikut aku" haechan kembali menggenggam tangan mark , mark mau tidak mau menurut kepada haechan.
Hingga sesampainya mereka dibawah pohon yang begitu rindang haechan memutuskan untuk duduk disana dan menatap betapa indahnya pantai itu.
"Kakak mau dengar cerita?" ucap haechan menatap mark.
Mark hanya menatap haechan tanpa menjawab.
"Oke, aku anggep kakak mau dengar" haechan lalu memberikan mark beberapa lembar kertas dan pulpen membuat mark menatap haechan bingung.
"Aku dulu sering banget ke pantai, ayah dan papi selalu ajak aku ke pantai kalau aku udah stres karena pelajaran ataupun hal lain, tapi semenjak ayah dan papi ngga ada aku jadi ngga pernah kepantai"
"Ayah ngasih tau aku kalo pantai itu salah satu bentuk healing terbaik karena kita bisa melupakan masalah yang kita punya"
"Dulu papi juga pernah bilang sama aku ngga papa kalo sesekali aku ngrasa capek sama semuanya, tapi kita harus tetep ceritain semuanya ke orang tua kita, selagi mereka masih ada, kakak lihat sendiri sekarang aku udah ngga punya mereka dan aku udah ngga bisa cerita ataupun ngeluh"
"Jujur aku benci sama diri aku yang sekarang, karena kalau lagi capek aku cuma bisa nangis dan benci kediri sendiri"
"Aku ngga suka sendiri, aku ngga suka kesepian, aku ngga suka ditinggalin, aku ngga suka aku yang cuma bisa nangis buat ngadepin hidup aku yang ngga seberapa ini"
"Kakak masih punya papa dan bubu buat cerita semuanya, kakak ngga sendirian, kakak ngga kaya aku" ucap haechan lalu mengusap air matanya yang sesekali mengalir.
Selama haechan bercerita mark hanya menatap haechan dengan perasaan sedih, apakah sebegitu menderitanya haechan saat ini.
"Kakak yang semangat ya, masih banyak hal yang harus kakak lakuin untuk masa depan kakak, jangan lupa sering cerita sama orang disekitar kakak suasana setidaknya hati kakak lega".
Mark tersenyum kearah haechan dan haechan pun membalas senyuman itu dengan sangat manis.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.