Bab 27⚠️

11.4K 181 3
                                    

Itu memang hanya nafsu, tetapi tidak sepantasnya ia memendam imajinasi terhadap wanita lain.

Kini G-string dengan untaian mutiara memenuhi kepalanya.

"Pa lihat!"

Mutiara G-string jatuh berserakan ketika Davka menyodorkan lego berbentuk robot-robotan di depan hidungnya.

"Bagus! Pinter!" Thian segera meletakkan ponselnya dan kembali menemani Davka bermain lego. Tadi ia mengecek sejenak ponselnya yang sedang dalam mode silent. Apakah ada panggilan masuk dari nomor asing?

Ternyata tidak ada. Mungkin pelacur genit itu sudah berhenti.

Thian kembali memusatkan perhatian pada proyeknya dan mendapatkan tatapan kagum Davka. Ia percaya diri berkata akan membuat kapal perang super canggih.

"Papa buat kapal perang apa? Besar bangeeeet.... " Davka menatap kagum.

"Ini kapal induk."

"Kapal induk?" Davka melebarkan kedua matanya.

"Kapal induk itu kapal perang. Kayak pangkalan militer tapi di kapal yang besar! Bawa tentara banyak dan bawa pesawat tempur banyak! Ini F-16 Fighting Falcon mendarat di atas landasan!" Thian mengambil satu buah pesawat tempur milik Davka dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Kapten Davka mau mendarat! Silahkan mendarat Kapten! Landasan sudah siap! Fiuuuuu...... " Thian membawa pesawat tempur dalam tangannya mendarat di landasan pacunya yang masih pendek. "Ini kurang panjang.... " Thian tersenyum sendiri.

"Ini juga mendarat, ini juga mendarat, ini juga!" Davka menirukan sikapnya dan membuat kapal kecilnya penuh dengan pesawat.

"Ini juga!" Thian menambahkan miniatur Jerapah dan membuat Davka tertawa kencang.

"Papa salah! Itu di kebun binatang." Davka menatap geli.

"Kebun binatang? Tempat mamalia kayak Mama ya?" Thian sengaja menggoda Nina yang tampak melintas dan memperhatikan mereka dari ambang pintu ruangan bermain.

"Mama di kebun binatang?" Davka menatap bingung.

"Mama di kebun binatang, garuk-garuk pantat di pinggir kolam!" jawab Thian sambil melirik reaksi Nina.

"Ahahahahahaha!" tawa Davka kembali berderai. "Mama nggak garuk-garuk pantat! Mama cantiiiik!"

"Papa di kebun binatang makan pisang," sahut Nina tidak mau kalah dari ambang pintu. "Yuk barbeque-an! Udah di siapin sama Bibik!"

Malam minggu kali ini, mereka memutuskan tidak keluar rumah. Thian ingin beristirahat dengan menghabiskan waktu berkualitas di rumah bersama keluarganya dan seluruh penghuni di sini.

Mereka kini berkumpul di halaman belakang dekat kolam renang. Para asisten rumah tangga turut bergabung bersama mereka. Surya, Lilis, juga Esih. Thian tidak mengijinkan mereka melakukan apa pun dan hanya duduk menikmati.

Ia dan Nina sibuk memanggang barbeque. Sementara Davka dan para asisten rumah tangga duduk di bangku kayu memanjang di taman. Malam ini cerah, bahkan bulan dan bintang terlihat di langit.

"Papa, Davka pingin ke Disneyland lagi!"
Davka tiba-tiba mengungkapkan keinginannya. Tadi putranya itu sempat melihat-lihat foto-foto mereka saat mengunjungi Disneyland di Hongkong. Saat itu mereka membawa serta Surya, Lilis, dan Esih.

"Davka pingin yang ada di California! Pokoknya semua Disneyland yaaa?" Davka merengek dari tempatnya duduk.

"Nilai Davka harus seratus semua. Kemarin di rapor pelajaran PPKN cuma dapet 85. Yang lainnya sembilan puluhan... " Thian melirik Davka yang tampak kecewa.

Dessert Rose [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora