Bab 49⚠️

13K 199 108
                                    

"Hmmh, mmh!"

Thian menekan bibirnya lebih kuat sambil menatap takjub pada liukan pinggul Dara di atas tubuhnya.

Pelacur ini bener-bener.....

"Hebat mana, aku apa istri kamu?" tanya Dara yang membuat Thian buyar seketika.

"Hmh?" Thian menatap tak percaya sambil mereguk udara dari bibir yang terbuka.

Liukan dashyat pinggul Dara terhenti, membuatnya menatap protes.

"Kok berhenti? Ayoooo!" Thian merengek.

"Jawab dulu." Ujung telunjuk Dara bermain-main di permukaan bibir Thian. "Hebat mana, aku apa istri kamu?"

Thian belagak seolah ingin menggigit ujung telunjuk Dara, tetapi perempuan itu tertawa dan menarik telunjuknya dengan cepat.

"Kenapa tanya nggak penting?" Thian kini menggerakkan pinggulnya, demi membuat kejantanannya kembali menggerus liang rapat Dara.

"Jawab Thian."

Thian berhenti dan menatap frustasi. "Kamu!"

"Kok kayak nggak ikhlas gitu? Apa ini kurang enak?" Dara kembali meliukkan pinggulnya dan membuat wajah Thian kembali terangkat.

"Lonte pinter!" Thian menatap takjub.

"Enak mana sama istri kamu?" Dara menjambak kecil rambut Thian.

Cengiran Thian mengembang. Dara membuatnya kesulitan menjawab ketika liukan pinggul ramping itu membuatnya hanya bisa menggigiti bibir.

"Enak.. e.....e....." Thian menatap frustasi, memohon segera dipuaskan. Sebelah tangannya meremas gemas buah dada sekal Dara.

"Bilang kamu suka aku." Dara berhenti lagi dan segera mendapatkan tatapan protes Thian.

"Ayo goyang lagi. Ayo, ayooo!" Thian merengek dengan kedua tangan merengkuh pinggul Dara.

"Biyang duyu... kamyu... syuka... akyuuu," ucap Dara dengan wajah sok imut yang segera mendapatkan tatapan genting Thian.

"Aku suka kamu," ucap Thian dengan wajah datar. "Gimana kalo ngobrolnya nanti aja? Ayo, ayo goyang! Udah tanggung ini!" Thian merengek sekali lagi.

"Kamu seenak jidat!" Dara menekan kening Thian dengan telunjuknya. "Kamu pernah bilang nggak sudi tidur sama lonte! Nyatanya kamu pakek terus ini lonte!"

Thian menatap bingung. Kenapa pula Dara harus mengajak berdebat di saat kejantanannya sudah terlanjur nyut-nyutan di dalam liang nikmat perempuan ini?

"Ayo goyang," ucap Thian dengan tampang tidak bersalah. Sama sekali tidak peduli dengan lontaran protes Dara yang tidak tepat pada waktunya.

"Bilang.... " Dara menyipitkan mata.

Thian yang sudah dilanda putus asa segera menarik wajah Dara lebih mendekat dan melumat bibir gadis itu.

"Dara manisku, ayo goyang kayak tadi, aku pingin crot, please... " Thian memohon dengan bisikan tertahan.

Dara rasanya nyaris tertawa. Tapi ia sungguh menyukai saat Thian memanggilnya dengan Dara manisku seperti barusan. Ia tahu itu salah satu judul lagu."Kasihan, kamu nggak pernah dapet kayak gini ya dari istri kamu?"

"Dara.... "

"Bilang... "

"Aku suka kamu. Suka banget." Thian tersenyum geli. Pelacur ini benar-benar membuatnya tidak berkutik.

Dara kembali menggerakkan pinggulnya membuat Thian kembali diterjang nikmat.

"Assh... ashhh enak banget..." Thian meracau bebas.

Dessert Rose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang