He Always be the Legend

14.2K 1.2K 463
                                    

Holaa gengs. Selamat datang kembali di cerita TBWAFS. Udah lama kan cerita ini nggak nongol di pemberitahuan kalian?

Oke berhubung sebentar lagi tbwafs ini akan dinovelkan, jangan lupa ikut PO nya di bulan agustus ini sobat. Dan.. mari kita buat berberapa versi TBWAFS.

"What If"

Note: boleh banget sambil denger lagu the one that got away

🍬🍬🍬

"Udah siap?" tanya Bella untuk yang ketiga kalinya.

Aku tersenyum tipis dan menganggukkan kepala, kugenggam tangan sahabatku dengan erat. Mencari kekuatan agar aku bisa tetap berdiri dengan tegak. Kami berjalan melewati area parkir yang sudah ramai. Dengan pakaian serba hitam yang sengaja djadikan dress code untuk acara ini, masing-masing dari mereka membawa satu tangkai bunga mawar putih.

Di dekat pintu masuk, aku melihat Devan menunggu. Cowok itu melambaikan tangan dengan senyum hangat. Aku pun membalas sapaannya, kami berpelukan sesaat. "Apa kabar?"

"Gue yang harusnya tanya itu," balas Devan. "Kalian apa kabar? Kita udah hampir tiga tahun nggak ketemu."

"Masih begini aja," jawabku. Kulihat dibelakang cowok itu, teman-teman yang lainnya menyapa dengan senyum dan anggukkan kepala. "Kapan sampai ke Indonesia?"

"Satu minggu lalu, sengaja untuk bantu-bantu persiapan acara ini." Devan mengulurkan tangannya padaku. "Ayo, acaranya sebentar lagi dimulai."

Kami bertiga masuk ke dalam aula ini. Aku duduk di antara Devan dan Bella. Di depan kami ada layar hitam yang telah disediakan. Aku sendiri tidak tahu seperti apa acara ini akan berlangsung, yang kutahu, tanganku mendingin, dan kepalaku terasa sangat pening.

Aku sangat mengenali tempat ini, dulu sekali, aku sering datang kemari, menemani Bara berlatih dengan Devan. Rasanya, aku masih ingat betul bagaimana ekspresi bahagia cowok itu saat berhasil mencapai garis finish dengan target waktu yang dia inginkan. Kutundukkan kepalaku dan segera kuhapus airmata yang menetes.

"Yakin sanggup?" tanya Bella.

Aku tertawa dalam isakku. "Yaa. it's okay."

Sepasang pembawa acara mulai membuka acara dengan cukup menyenangkan. Aku bahkan bisa sedikit tertawa karena beberapa jokes yang dibuat agar suasan di tempat ini tidak terlalu sedih. Kurasa itu sangat pas, karena tujuan acara ini dibuat adalah agar semua bisa mengenang bagaimana tiap jengkal perjuangan Bara hingga sampai pada titik dimana dia menjadi salah satu legenda dalam dunia balap, bukan hanya di negara ini, melainkan di seluruh dunia.

Ruangan tiba-tiba gelap, dan layar hitam itu mulai menampilkan kumpulan foto dan video sejak Bara memulai balapnya di ajang-ajang kecil, kemudian memulai ajang yang lebih besar di dalam negeri. Aku tahu semuanya, dan aku ada dalam proses itu. Melihatnya sebagai kilas balik seperti ini, airmataku kembali mengalir. Dia Baraku, dan aku sangat bangga padanya, saat dia tersenyum lebar dan mengangkat trofi pertamanya, saat dia mulai mengenakan seragam sebagai pembalap professional.

Dia yang berusaha keras dalam kejuaraan di Eropa agar bisa mengikuti moto3, dan proses panjangnya hingga dia bisa ada di satu ajang balap dunia. Kenneth Aldebaran, nama yang disebut-sebut akan menjadi masa depan cerah bagi pembalap-pembalap di Indonesia. Nama yang mulai diperhitungkan di mata dunia sejak debutnya di motogp.

Mataku berkaca-kaca, saat ini layar dihadapanku sedang memperlihatkan wawancara terakhirnya saat persiapan mengikuti motogp di sirkuit Australia. Mata biru yang indah itu masih bersinar, dan sekali lagi, aku masih ingat saat dia mengatakan ingin bicara serius setelah menyelesaikan balap ini.  Beralih pada detik-detik sirkuit itu merenggut Bara selamanya, aku memejamkan mata rapat-rapat, tidak bisa, bahkan tanpa ditayangkan pun aku masih mengingat secara detail peristiwa lima tahun lalu itu.

Tepat pada dua lap terakhir, saat motor yang dinaiki Bara kehilangan keseimbangan dan akhirnya mengalami kecelakaan hebat. Aku menjerit sejadi-jadinya, berlari sekencang-kencangnya meski aku tahu saat itu apapun yang kulakukan tidak ada gunanya. Hari itu, aku bukan hanya kehilangannya, aku seperti kehilangan duniaku.

🍬🍬🍬

Jangan lupa follow ig mereka untuk update terbaru TBWAFS!

@caramelstarla

@barasoller

@arkanlazuard

@defanabrisam

The Boy With A Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang