BAB 32 - The Winner

372K 25.5K 2.3K
                                    

Halohaaa malem minggu up lagi hehe

PENGUMUMAN!

Oke jadi TBWAFS ini ada grup line loh. Ada RP dari masing-masing karakter. Ada Kenneth ada Caramel ada sikembar si umbel. Ada yang mau gabung? Koment yaa😉

Jangan lupa follow ig @indahmuladiatin

Happy reading guys! Hope you like this chapter😘😘

🍬🍬🍬

Arena kursi penonton sudah penuh. Caramel duduk di dekat bunda, Chika dan Bella. Hari ini ayah yang sebenarnya malas juga menonton. Ayah duduk di dekat Raka, sedangkan Rafan bergabung dengan teman-teman bengkel. Arkan tidak ikut karena memilih untuk menemani Gita.

"Kenapa gue yang gugup ya?" tanya Caramel.

Chika tertawa dan merangkul Caramel. "Kenapa kamu tidak turun ke sana?"

"Katanya Bara takut aku ganggu," keluh Caramel dengan wajah kesal. Tapi benar juga sih, kalau dia di sana mungkin akan menghambat pekerjaan team Bara.

"Doain dia menang," kata bunda.

"Pasti," kekeh Caramel. Dia menoleh ke arah sekitar. Daddy belum datang juga, padahal Bara pasti senang kalau daddy dan Lyza ikut menonton balapan ini.

"Mencari Daddy?"

Caramel menoleh, dia tersenyum senang dan langsung memeluk daddy. "Kara pikir Daddy nggak dateng."

"Mana mungkin? Daddy memang tidak suka, tapi ini pilihan Ken. Apapun itu Daddy harus mendukungnya," kata daddy tenang dan bijak seperti biasa.

Caramel tersenyum dan menganggukan kepalanya. Dia senang daddy selalu memiliki pemikiran yang terbuka. Sama seperti ayah, saat dia bicara dengan daddy dia seperti sedang bicara dengan ayah. Meski kata bunda dulu ayah dan daddy ini musuh bebuyutan.

Beberapa menit lagi balapan akan dimulai. Para peserta sudah masuk ke arena dan menempati posisi startnya masing-masing, yang ditentukan dari hasil akumulasi sesi latihan bebas pertama hingga ketiga. Bara ada di posisi ke enam, dan katanya itu sudah termasuk bagus untuk yang baru pertama kali ikut ajang balapan ini.

Meski kemungkinan menang itu kecil, tapi tetap saja harapan akan selalu terbuka bagi siapa saja yang berusaha. Karena proses tidak akan mengkhianati hasilnya. Caramel tahu kalau Bara benar-benar serius latihan kemarin.

"Emm itu Ken," kata bunda sambil menangkupkan tangannya.

Caramel ikut tersenyum, dia juga melihat Bara yang sudah siap diposisinya dengan motor dan helm yang menutupi wajah. Jantungnya makin berdetak cepat. "Aduh makin deg-deg kan!"

"Tenang sedikit Kara," kekeh Lyza. Dia menoleh ke Chika yang duduk di sampingnya. "Datang dengan siapa tadi?" tanya Lyza.

"Kaka, tadi dia ke tempatku," jawab Chika.

Lyza diam lalu tersenyum dan menganggukan kepalanya. "Bagaimana rumah barumu?"

"Tidak besar tapi cukup nyaman," jawab Chika. "Kata Kaka kamu sudah pindah ke rumah Daddymu?"

"Iya Kak, Kak Lyza udah baikan sama Daddy," sambung Caramel.

Chika menepuk lembut tangan Lyza. "Aku senang, kamu bisa berdamai dengan hidupmu sendiri. Kaka juga senang, sangat. Aku bisa lihat ekspresinya meskipun minim sekali."

Kali ini Caramel yang tersenyum. Dia melirik abangnya yang sedang bicara dengan ayah dan daddy. Ternyata abangnya ini menceritakan semuanya pada Chika. Padahal dia sangat tahu kalau Raka itu lebih suka menutup diri. Matanya menyipit curiga.

The Boy With A Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang