BAB 23 - The Secret

397K 25.6K 3K
                                    

Halohaaaaaa akhirnya bisa up jugaaa 😂😂😅😅 maafkan kengaretan ini karena tugas baru selesai sabtu siang.

Oh iya pengumuman pemenang giveaway akan aku umumin hari ini

Jangan lupa follow ig @indahmuladiatin

Happy reading guys! 😘😘

🍬🍬🍬

Bunda menangkup wajah Bara dengan mata berkaca-kaca. Sudah lebih dari lima belas tahun. Dan saat sudah dekat, kenapa tidak bisa langsung sadar kalau anak laki-laki ini adalah putranya. "Ken anak Bunda?"

"Anak Bunda?" tanya Bara dengan wajah bingung.

Bunda tersenyum dengan air mata yang sudah menetes dan langsung memeluk Bara. "Kenneth sayang, Bunda rindu."

Diam cukup lama sampai Bara melepaskan pelukan itu. Wajahnya kelihatan sangat bingung. Dia hanya satu kali bertemu dengan wanita ini. Ngobrol saja belum pernah. "Maaf saya harus pergi."

"Dia Bunda Ken," potong Lyza.

Lyza mengusap bahu bunda. "Kau tidak akan ingat, tapi dia Bunda. Dia Bunda yang mengurus kita saat Mom sudah pergi."

Bara mengerutkan keningnya. "Daddy menikah lagi?"

"Tidak. Panjang ceritanya, dan aku juga tidak terlalu ingat," jawab Lyza dengan wajah sedih. Saat itu dia juga masih kecil. Bahkan saat pertama kali datang ke Indonesia dirinya juga lupa siapa itu Raka.

"Biar Daddy yang menjelaskan semuanya. Kenneth, duduk sebentar ada yang kamu harus tahu," kata daddy sembari menunggu di sofa besar ruang keluarga. Ruangan yang kelihatan dingin karena tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Ruangan keluarga ini sudah lama kosong. Tidak ada yang berkumpul untuk sekedar tertawa dan bertukar cerita. Atau setidaknya menanyakan cuaca setiap paginya.

Bara duduk berseberangan dengan daddy. Wajahnya sudah kaku sejak tadi karena obrolan mereka tidak pernah berakhir baik. Selalu saja ada emosi yang memuncak. Jelas itu emosi miliknya sendiri karena daddy orang yang sangat tenang.

"Bunda ini sahabat daddy dan mommy.  Dulu sebelum Daddy dan Mommy menikah, Mommymu sempat tinggal dengan Bunda. Mereka mengurus Raka bersama karena ada beberapa masalah. Karena itu Raka menganggap Daddy dan Mommy seperti orang tuanya sendiri dan akhirnya Lyza pun sudah dianggap anak oleh Bunda. Setelah Mommymu meninggal, Bunda membantu mengurus kamu dan Lyza. Dia sudah menganggapmu seperti anaknya sendiri."

"Keluarga Caramel banyak membantu Daddy," jelas daddy dengan suara beratnya. Senyumnya mengembang samar dengan mata menerawang. "Saat itu kau dan kakakmu masih kecil. Sangat kecil sampai Daddy menggendong kalian hanya dengan satu tangan."

"Aku yang banyak dibantu olehmu," kata bunda.

Bara menghela nafas panjang. Dia tidak pernah mendengar cerita itu. Atau mungkin dia tidak pernah mau mendengar semua cerita daddy. Apalagi cerita manis yang barusan didengarnya.

Bunda duduk di samping Bara yang masih diam. "Kenneth, Bunda tahu kamu tidak ingat. Bunda juga tidak akan memaksa Ken untuk panggil Bunda. Melihat Ken sekarang itu sudah cukup untuk Bunda."

Bara menoleh dan menggelengkan kepalanya. "Maaf tapi aku hanya punya satu ibu."

"Yaa tentu saja, Mommy adalah ibumu. Ibu terbaik, tidak ada yang lebih menyayangimu daripada dia," jawab bunda dengan senyum yang menghangatkan.

The Boy With A Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang