BAB 15 - She is Elyza

418K 30K 3.2K
                                    

Halohaaaaa

Update lagi kan hehe 😁😁

Nah jadi tadi diskusi sama pembaca di ig.. terus kita buat akun ignya kenneth nih. Di follow yaa..

@kennethaldebaran

Yang mau bikin akun untuk Caramel dkk mangga silahkan..

Jangan lupa follow ig : @indahmuladiatin untuk info PO dan selengkapnya 😉😉😉

Happy reading guys! Hope you like this chapter 😘😘😍

🍬🍬🍬

Hari ini Caramel puas berbelanja novel dengan Bella. Dia melupakan kekesalannya beberapa hari ini. Meskipun ucapan Rafan masih ada dipikirannya sampai sekarang. Apa iya Bara menjauh gara-gara Bayu.

"Mbel, menurut lo mungkin nggak sih Bara ngejauh gara-gara gue bilang gue belom bisa move on dari Bayu?" tanya Caramel.

Saat ini mereka sedang makan di salah satu cafe di dekat mall tempat mereka membeli buku.

Bella bertopang dagu sambil berpikir. "Mungkin sih, Bang Rafan nggak mungkin ngarang kan?"

Caramel menganggukan kepalanya. Mana mungkin abangnya itu mengarang cerita. Tapi rasanya aneh kalau dia langsung menyimpulkan Bara cemburu. Selama ini Bara terkesan cuek. Cowok itu juga selalu terlihat santai seperti biasa. Belum penah dia melihat emosi berlebih, atau rasa senang yang berlebih dari Bara.

"Dia cemburu gitu?" tanya Caramel.

Bella mengangkat bahunya. "Mungkin, ck lagian dodol banget sih lo! ngapain juga ngaku-ngaku begitu?"

Menyebalkan, memangnya dia mau bcara begitu. Waktu itu dia benar-benat terpaksa. Kalau tidak mana mau dia bicara begitu. Kata orang ucapan adalah doa. Amit-amit jabang bayi kalau sampai jadi kenyataan. "Gue suka nggak sih sama Bara?"

"Nanya gue?" tanya Bella.

Caramel cemberut kesal. Dia bingung sekarang. Bilang suka tapi dia sangat penasaran dengan cowok mata biru itu. Bilang tidak suka juga namanya munafik. Sikap Bara yang selalu santai malah menjadi hal menarik dan misterius. Kepalanya menggeleng pelan. Jangan-jangan Cuma karena Bara mirip dengan cowok itu jadi dia tertarik.

Pandangannya jatuh pada area parkir di tempat samping. Matanya menyipit melihat motor hitam dengan tulisan yang khas itu. motor itu tidak asing. Caramel menggigit bibirnya. Matanya langsung melebar. "Jodoh gue!" jeritnya.

Bella menoleh kaget. Dasar gila. Kalau mau teriak harusnya liat situas, kondisi dan tempatnya. "Apaan sih lo! bikin malu!"

Caramel menjentikan jarinya. Dia menunjuk motor itu. "Itu motor dia! yang gue ceritain itu loh!"

Bella langsung menoleh ke arah yang ditunjuk Caramel. Di area parkir berjejer motor besar. Itu tempat bermain billiard. Bukan tempat bermain untuknya dan Caramel. Matanya ikut menyipit. "Ada motor Bang Rafan juga!"

Caramel melebarkan mulutnya. Jangan-jangan abangnya kenal dengan cowok misterius itu. Dia langsung berdiri dan mengambil tasnya. "Ayo Mbel kita cek kegantengan si mata biru!" katanya sebelum berjalan keluar duluan.

Bella hanya bisa mencibir pelan. Kenapa bisa semangat begitu. "Tungguin gue!"

Caramel mendekati motor itu. Dia yakin ini motor yang sudah menyelamatkan dia dari gerombolan si rambut lumut. Tangannya menyentuh pelan motor. "Aduh! panas Mbel!" ringisnya.

Bella memutar bola matanya. Motor di bawah sinar matahari secara langsung. Hanya orang bodoh yag tidak tahu kalau motor itu panas. Dia ikut mendekati motor itu. "Berarti yang punya ada di dalem?"

The Boy With A Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang