BAB 13 - Beach With The Star

466K 28.7K 4.2K
                                    

Halohaaa.. update lagi...

Jangan lupa follow ig aku yaa^^ akan ada info po nadw

Ig : indahmuladiatin

Langsung aja happy reading guys.. hope you like this chapter

🍬🍬🍬

Caramel menguap, matanya masih berat tapi Bella sudah menyeretnya ke pantai. Katanya ingin melihat sunrise. Kalau boleh jujur, dia lebih memilih untuk bergulung di bawah selimut daripada melihat awan dengan gradiasi warna yang indah itu.

"Mata lo buka!" omel Bella.

Caramel merengek kecil. Dia benar-benar ngantuk. "Mbel! gue ke kamar aja yaa?" pintanya. Tangannya tetap ditahan oleh Bella sampai akhirnya dia pasrah dan ikut menonton langit maaih dengan mata setengah terpejam.

Pagi ini setelah sarapan Caramel dan Bella langsung menghampiri komplotan Faris. Wajah Caramel masih kesal sejak pagi tadi. Sampai sekarang rasanya dia belum ikhlas tidurnya diganggu.

Bella memukul bahu Caramel. "Ra! ini mata gue yang salah apa gimana sih?"

Caramel menoleh dengan wajah bingung. "Apaan?"

"Masa gue liat Kak Bara sekarang?" tanya Bella dengan wajah kaget.

Caramel mendengus pelan, memangnya dia sebodoh itu. Tangannya mengibas di depan wajah Bella. "Nggak ngaru! gue masih kesel sama lo!"

Bella melotot kesal dan mendorong kepala Caramel agar menoleh ke arah yang sama. "Siapa yang mau bujuk lo dodol! itu Kak Bara emang di sini!" omelnya kesal.

Caramel menyipitkan matanya. Mulutnya terbuka lalu tertutup lagi seperti ikan. Wajahnya jelas kaget. Ini Bali bukan Jakarta. Kenapa Bara dan teman-temannya ada di sini. Cowok itu memandangnya dari jauh tapi tidal ada ekspresi di wajah itu.

Kepala Caramel langsung menunduk. "Mbel! ini masih di Bali kan?" bisiknya sambil menyikut perut Bella yang masih sama kagetnya.

"Kayanya masih," jawab Bella.

Caramel berdecak kesal, dia langsung berbalik. "Menurut lo dia liat gue nggak?"

Bella melirik kesal Caramel. Bodohnya keterlaluan. "Yaa kalo dia nggak buta pasti dia liat lo!" sewotnya.

Faris menghampiri Caramel dan Bella. "Ayo yang lain udah nunggu!"

Caramel meringis kecil. "Eh hehe kayanya gue nggak jadi deh."

"Ehh nggak-nggak, kita jadi Ris!" potong Bella. "Cuekin aja! kita main sama si Faris!" bisiknya pada Caramel.

Caramel melirik takut ke arah Bara. Dia berdecak kesal dan mengangguk pasrah. Lagipula kenapa dia harus menghindar. "Ayo!" ajaknya setelah berusaha untuk tetap santai.

"Kara!!" panggil Defan.

Caramel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kenapa Defan harus memanggilnya. Harusnya cowok itu pura-pura tidak melihat. Dia menghela nafas dan berbalik sambil memasang senyum seperti biasa.

"Hey!" sapanya sambil melambaikan tangan.

"Wah kebetulan yaa ketemu di sini?" tanya Defan setelah mereka mwnghampiri Caramel.

Bara melirik kesal Defan. Tadi pagi dia di seret oleh teman-temannya. Entah ide darimana, sampai semua sudah bersiap untuk liburan ke Bali. Bahkan pakaiannya juga sudah disiapkan. Setelah tiba di sini dan melihat Caramel dia baru mengerti. Ini sudah direncanakan oleh teman-temannya. Untung dia tetap menggunakan soflens tadi.

"Iya kebetulan banget yaa?" tanya Caramel.

"Wah jadi yang rambut pendek ini siapa?" tanya Defan.

The Boy With A Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang