Anatomi, Fisiologi, dan Si Mata Biru

11.6K 668 84
                                    

Holaa sobat.. oke. Kemarin ada beberapa yg minta spill sedikit spoiler??

Okee. Mari kita spill versi novel sedikit-sedikit yaa!

Siap??? Mari kita baca!

🍬🍬🍬

Telapak tangan Caramel terasa semakin dingin, sebentar lagi giliran kelompoknya yang akan dipanggil ke dalam. Sementara itu, di dekatnya, Deni masih sempat-sempatkan tidur seperti tidak ada beban, percaya diri sekali untuk lulus di ujian ini. Akhirnya, kelompok Caramel dipanggil untuk masuk ke ruangan uji kadaver.

Dirapihkan jas putih yang dia kenakan sebelum masuk. Tidak apa-apa, pasti semuanya akan berjalan dengan lancar, semuanya akan terlewat nantinya. Caramel memastikan diri lagi.

Di sana, para dosen sudah berdiri di tempatnya masing-masing. Saat diundi, dia mendapat bagian kardiovaskuler tentang jantung dan pembuluh darah. Senyumnya mengembang cerah, ini yang paling dia suka.

"Selamat siang, sudah siap?" tanya dosen perempuan itu dengan senyum ramah. "Coba jelaskan apa yang Anda tahu soal kardiovaskuler?"

Caramel balas tersenyum dan mengangguk. Dia mulai memakai sarung tangan, disentuh jantung asli untuk pertama kalinya, dan dia menunjukan bagian-bagian dari jantung dan fungsinya. "Dari vena cava superior dan inverior darah akan masuk ke atrium kanan, lalu masuk ke bagian ventrikel kanan, di antara itu ada katup trikuspidalis. Setelah itu, melewati arteri pulmonal untuk dialirkan ke paru. Setelah teroksigenasi, maka darah akan kembali ke jantung tepatnya di atrium kiri melalui vena pulmonal, lalu ke ventrikel kiri. Di sini ada katup bernama katup bikuspidalis, selanjutkan darah akan dialirkan ke seluruh tubuh melalui aorta."

Dosen itu memberikan pingset anatomis pada Caramel. "Baik, selanjutnya silakan tunjukan apa yang saya sebutkan. Arteri ulnaris, selanjutnya arteri carotis, dan vena femoralis."

Dengan yakin, Caramel menunjukkan apa yang diperintahkan. Meski bentuknya berbeda, ya, sudah, yakin saja dulu. Siapa tahu, ada nilai bonus dari keyakinan kalau nanti jawabannya ternyata salah.

"Oke, terima kasih, Caramel. Kamu bisa kembali keluar." Dosen itu tidak memberitahu apa jawabannya barusan itu benar atau salah.

Oh, astaga, akhirnya Caramel bisa bernapas dengan lega setelah keluar dan duduk di koridor gedung ini. Rasanya, itu salah satu ujian paling mendebarkan yang pernah dia lewati selama ini. Dan ingat, ini masih semester awal. Lemas, dia berjalan menuju toilet.

Langsung dilepas jas putihnya dan dibasuh wajah berkali-kali untuk menghilangkan perih di mata akibat formalin yang kuat. Caramel menatap pantulan wajahnya yang pucat karena ujian tadi. Setelah semua terlewat, rasanya dia benar-benar lapar. Nanti kalau Bella sudah keluar, akan dia ajak sohibnya ini untuk makan di kantin dekat pintu masuk.

Brak!

Pintu toilet itu terbuka keras, Caramel berteriak saking kagetnya. Sambil membekap mulutnya sendiri, matanya terperengah menatap cowok yang masuk sembarangan ke toilet perempuan. Tidak sopan.

Sayangnya, ini bukan waktu untuk marah-marah, cowok itu terluka, ada darah yang merembas dari kaus cowok itu.

Sambil terduduk dan bersandar pada pintu, dengan tangan, cowok itu mencoba menahan rembesan darahnya sendiri. Caramel buru-buru menggunakan jas putihnya untuk menghalau aliran darah itu. Saat pandangannya tidak sengaja bertemu, mata biru itu terlihat memandangnya sekilas.

Mata biru, si penolong itukah? Namun, mana ada hal kebetulan seperti ini.

🍬🍬🍬

Yakkk gimana sobat? Penasaran versi novelnya?

Oke. Di instagram lagi ada vote untuk cover tbwafs.

Kalian bisa langsung cek instagram aku @indahmuladiatin atau instagram @id

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalian bisa langsung cek instagram aku @indahmuladiatin atau instagram @id.akad untuk vote cover novel TBWAFS. Yukk sobat, kira ramein!

Follow juga ig @barasoller dan @caramelstarla yaa

The Boy With A Fake SmileWhere stories live. Discover now