BAB 20 - The Angel

401K 27.1K 1.7K
                                    

Haloha malem minggu aku balik lagi... hehe

Alhamdulillah NADW sudah terbit dan yang ketinggalan PO bisa cari di gramedia/ toko buku online. Terima kasih semua untuk dukungannya dari pertama NADW terbit 😘😘😍

Oke jangan lupa follow ig @indahmuladiatin

Happy reading guys! hope you like this chapter 😁😁😘

🍬🍬🍬

Bara membereskan pekerjaannya. Ini sudah malam dan dia harus langsung ke bar karena ini jatahnya bekerja di sana. Dia melirik jam tangan. Masih ada waktu sekitar satu jam untuk mandi dan siap-siap.

"Gue ikut ke bar deh," kata Defan.

"Terserah," jawab Bara. Dia menutup kap mobil yang baru saja selesai diperbaiki. Akhirnya pekerjaan ini selesai. Dia meregangkan tangan sebentar untuk mengurangi rasa pegal.

"Gue ngerasa ada yang aneh sama Gita," kata Defan sambil bertopang dagu.

Bara menoleh, benar juga. Dia hampir lupa ingin bertanya pada cewek itu. Sudah dua minggu dia tidak melihat Gita. Biasanya pagi-pagi Gita akan datang menawarkan sarapan atau paling tidak Gita akan main ke bengkel karena cewek itu selalu bosan di rumah sendirian.

"Moodnya lagi jelek mungkin," kata Bara.

"Mungkin sih," jawab Defan. "Ehh kemaren si Arkan nyari si Gita. Mereka ada hubungan?"

Bara mengusap tengkuknya sendiri. Bahunya terangkat. Seingatnya Gita mulai akrab dengan Arkan waktu mereka sama-sama berlibur ke Bali. Setelah itu dia tidak tahu lagi. Lagipula bukannya Gita masih betah pacaran dengan si Beni itu.

"Aneh," kata Defan.

"Ck nggak usah kebanyakan mikir entar otak lo ngebul," kata Bara sambil berjalan ke ruangan staff meninggalkan Defan yang menggerutu kesal.

Bara dan Defan pergi ke bar dengan motor milik Defan. Seperti biasa, agar tidak terlalu mencuri perhatian orang-orang. Dengan adanya Defan di bar saja sudah pasti mengambil banyak perhatian. Defan adalah partner setia Bara disetiap balapan. Team solid yang ditakuti dalam setiap kompetisi balapan liar di jalan.

Orang akan tahu, dimana ada Defan maka disitu pasti ada the angel. Si pembalap yang belum pernah terkalahkan. Dan sayangnya jarang yang benar-benar tahu wajah the angel itu. Akan ada helm rapat yang selalu menutup wajahnya. Jadi biasanya mereka akan mengenali the angel hanya dari matanya yang khas.

"Gue nongkrong sendiri nih?" tanya Defan.

Bara mendengus geli dan mengangkat bahu. "Terserah lo, gue di sini kerja. Selamat menikmati minuman Tuan," katanya sebelum masuk ke pintu khusus bagi para karyawan.

Seperti malam-malam biasanya. Hiruk pikuk bar dengan segala suara-suara bising dan cahaya remang selalu menjadi pemandangan bagi Bara. Dia melakukan pekerjaannya dengan baik. Meski pemilik bar ini adalah orang yang dia kenal tapi dia tetap berusaha untuk bekerja sebaik mungkin.

"Minuman biasa ya," kata laki-laki yang baru saja datang dengan setelan kemeja biru muda yang sudah terlepas beberapa kancing bagian atasnya. Laki-laki itu bertopang dagu dengan pandangan kosong. Wajahnya terlihat lelah dengan lingkaran hitam di bawah mata.

"Kenapa lo?" tanya Bara pada orang yang bernama Soni itu. Soni adalah orang yang cukup terkenal di sini. Seorang bandar narkoba yang mengedarkan barang haram pada beberapa musuh Bara di jalanan.

"Capek!" kata Soni.

Bara menghela nafas dan memberikan minuman itu pada Soni. "Lo udah tau resiko pekerjaan lo sekarang."

The Boy With A Fake SmileWhere stories live. Discover now