BAB 8 - Beautiful Rain

462K 31.3K 2.3K
                                    

Haloha.. update lagi.. semoga bisa mengurangi kangen kalian sama Caramel dan Kenneth 😘😘😍

Happy reading guys! Hope you like this chapter 😗😘😍😊

🍬🍬🍬

Caramel dan Bella sekarang sering belajar bersama karena sebentar lagi ujian akhir semester akan dilaksanakan. Mereka memilih untuk belajar di rumah Caramel karena ada Raka yang setiap sore mengantar Chika pulang.

"Ehh udah denger kabar Kak Bara pacaran sama Kak Raya?" tanya Bella.

Caramel mengerutkan keningnya. Dia tidak pernah lagi bicara dengan Bara. Hanya sekali, saat cowok itu menemaninya belajar dengan Bayu. "Gue nggak pernah denger."

"Ck lagi heboh! katanya Kak Raya itu lengket banget sama Kak Bara," jawab Bella dengan wajah menerawang. "Ihh tu orang! kenapa harus Kak Bara sih?"

Caramel tertawa geli dan melempar penghapus ke kepala Bella. "Yaa masalahnya dimana? lo naksir Bara?"

Bella mengusap kepalanya yang terkena lemparan penghapus. Kurang ajar memang sahabatnya yang satu ini. Kalau bukan sahabat sudah dia kubur hidup-hidup sejak dulu. "Siapa yang nggak suka sama cowok kaya Bara?"

Benar juga, cowok itu menjadi perhatian akhir-akhir ini. Bukan hanya karena wajahnya. Atau karena cowok itu jago main basket. Semua hanya nilai plus. Sisi misteriusnya yang menjadi daya tarik terkuat. Apalagi rumor-rumor yang beredar di sekolah.

Caramel bertopang dagu dengan wajah cemberut. Kenapa Bara tidak pernah menyapa meski kadang berpapasan di koridor tengah dan di halaman parkir. Apa dia sudah membuat kesalahan. Tapi sepertinya tidak ada masalah apa-apa. Atau sebenarnya waktu itu Bara mengajaknya bicara hanya untuk iseng.

"Huaaa!!" teriaknya.

Bella berjengit kaget, sedang dalam keadaan hening tiba-tiba teriakan Caramel muncul. "Lo kenapa sih?!"

"Gue kesel Mbel! kenapa Bara nggak ngajak gue ngobrol? ehh nggak usah deh! cukup nyapa juga gue udah seneng," kata Caramel dengan wajah sedih.

"Emang dia inget lo?" tanya Bella telak.

Caramel langsung terdiam. Benar juga kata Bella. Di sekolah ada banyak cewek di sekitar Bara. Mana mungkin Bara ingat dirinya. "Potek hati gue," keluh Caramel sembari meletakan kepalanya di meja.

Bella menepuk-nepuk bahu Caramel dengan wajah geli. "Kita jadi fans setia aja yaa? dukung dia siapapun pacarnya."

"Iuhh," jawab Caramel.

Bella tertawa dan menoyor kepala Caramel. "Lagian lo! udah ayo belajar!"

Mereka kembali belajar dengan serius. Biasanya Bella akan pulang setelah makan malam karena selalu ditahan oleh bunda. Katanya kalau masih ingin main di sini berarti harus ikut makan.

"Gue balik yaa, bilangin makasih sama Bang Raka!" ucap Bella sebelum masuk ke mobilnya.

Caramel masuk ke dalam rumah dan langsung pergi ke kamarnya. Ada beberapa tugas sekolah yang belum diselesaikan.

"Sayang! kamu mau langsung tidur?" tanya bunda dari ruang makan.

"Nggak Nda, Kara mau ngerjain tugas dulu," jawab Caramel sembari berlari menaiki tangga. Langkahnya terhenti saat melewati kamar Rafan yang pintunya terbuka.

Hari ini abangnya memang ada dirumah. Mungkin ini bukan jadwalnya bekerja. Dari pintu kamar, Caramel mendengar percakapan Rafan di telepon.

"Si Ken ada balapan?" tanya Rafan.

The Boy With A Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang