BAB 25 - Give up? It's Not Me

401K 27.6K 3.7K
                                    

Halo setelah dua minggu akhirnya up juga. Ketik ulang dengan sabar😂😂

Jadi begini untuk yang minta up dua. Hampura, maaf banget belum bisa karena laptop belom sempet aku benerin karena masih padet kegiatan kampusnya.

Skripsi aja belom sempet kepegang lagi 😂😅

Jangan lupa follow ig : @indahmuladiatin untuk update terbaru NADW

Langsung aja yaaa happy reading guys! Hope you like this chapter 😘😘

🍬🍬🍬

Bara berjalan menyeberangi lapangan sekolah yang diisi oleh beberapa murid. Jam pulang sekolah memang bukan berarti sekolah jadi kosong melompong. Biasanya setiap hari ada saja kegiatan. Seperti ekstrakulikuler paskibra, drumband, seni, basket, dan masih banyak lagi. Sekarang, tim futsal sedang bersiap untuk mengelilingi lapangan. Hal yang rutin dilakukan sebagai pemanasan.

Setidaknya dia bisa meninggalkan Caramel dengan tenang. Cewek itu tidak mungki diculik orang bukan. Ahh kepala Bara menggeleng pelan, meskipun bodoh, Caramel itu cukup bisa diandalkan dalam bela diri. Lagipula siapa yang mau menculik cewek ceroboh macam Caramel.

"Ken," panggil Fina sambil melambaikan tangan. Dia sudah berdiri di dekat koridor utama. Dia juga sudah mencari Bara ke lapangan tapi cowok itu tidak ada.

Bara tersenyum tipis dan berjalan mendekat. "Udah lama?"

"Lumayan," jawab Fina. Kepalanya melongok ke belakang. "Kamu abis darimana?"

"Ada urusan, kita langsung balik ya?" tanya Bara langsung.

Fina menganggukan kepala. Dia tidak berharap Bara bersikap manis. Cowok itu mau menerimanya saja sudah bagus. Bahkan sampai sekarang dia ragu Bara itu serius atau tidak. Cowok di hadapannya ini terlalu sulit untuk ditebak.

"Baraaa," panggil Raya dari ujung koridor dekat tangga. Dia berlari menghampiri Bara dan Fina. "Nanti malem jadi kan?"

"Yapp, dateng aja," kata Bara.

Fina mencibir pelan. Dia kenal dengan Raya. Dulu dia dan cewek itu sering bertemu di pertandingan basket antar sekolah. Karena sama-sama menjadi ketua tim cheerleaders sekolah jadi dia dan Raya selalu bersaing. Seingatnya dulu Raya itu suka sama Rafan.

Yaa wajar, Rafan dan Arkan itu kembar yang terkenal diantara murid-murid SMA. Setiap dua orang itu bertanding pasti kursi penonton ramai anak perempuan bukan cuma dari SMA yang bertanding. Kalian tahukan alasan kenapa kursi-kursi yang lebih sering kosong itu mendadak ramai. Tentu saja untuk berteriak memanggil dua orang iru. Arkan yang terkenal playboy, dan Rafan yang terkenal sangat cuek.

"Mau ngapain?" tanya Fina.

"Ehh lo belom bilang ya?" tanya Raya pada Bara. "Gini loh Fin, gue diajak Bara main ke bengkelnya."

"Ngapain?" tanya Fina lagi.

Bara menghela nafas panjang. Dia sudah merencanakan ini tadi siang. "Fin, sorry gue nggak bisa lanjut."

Raya menahan senyumnya dan langsung merangkul Bara. "Gue sama Bara udah pacaran sekarang."

Fani mengerjapkan matanya, dia menoleh pada Bara dan menunggu cowok itu menjelaskan semua. Setifaknya semua harus jelas. Kenapa sampai Bara menerimanya waktu itu.

"Kita udahan Fin, gue ngerasa nggak cocok sama lo, gue lebih cocok sama Raya," kata Bara tenang.

Fina terperengah. Dia menampar pipu Bara dengan keras. "Kurang ajar!" bentaknya. Nafasnya turun naik menahan emosi yang berada di puncak.

The Boy With A Fake SmileWhere stories live. Discover now