BAB 36 - Say Sorry

367K 24.5K 1.7K
                                    

Haloo kemarin aku nulis panjang, tapi kupotong jadi dua. Sekarang bisa update deh 😂😂😂

Mohon maaf belum sempat bales komentar2 nanti aku balesin yaa  sekalian komemtar yg part ini😉😉 keram-keram dah jari 😂😂

Follow ig @indahmuladiatin

Happy reading guys! Hope you like this chapter 😘

🍬🍬🍬

Caramel bertopang dagu sambil menatap pemandangan di luar kamarnya. Meski tertutupi kaca, tapi itu tidak mengganggu pandangan. Di luar cuaca sedang bagus, jadi bintang juga tidak malu untuk muncul menghiasi langit malam Jakarta. Tidak terlalu banyak seperti di puncak.

Dia kembali ingat saat tadi berpapasan dengan Bara. Apa cowok itu marah. Daritadi tidak ada pesan masuk dari Bara. Yah Bara memang jarang memberi kabar, tapi harusnya kalau memang penasaran, cowok itu bertanya dong meski hanya lewat pesan. Ahh itu cuma harapan, jangan-jangan Bara justru tidak terlalu peduli sekarang.

Ini sudah jam sebelas malam. Ayah dan bunda pulang malam dan langsung beristirahat. Bella juga sudah tidur malang melintang di ranjang. Suasana jadi makin sepi sekarang.

Caramel menatap ponselnya. Notifikasi muncul hanya karena ada chat dari beberapa grup. "Ck bener-bener!" Buru-buru dia mencari kontak Defan. Pasti cowok itu belum tidur.

"Halo Defan," sapa Caramel.

"Yoo kenapa Ra?" tanya Defan.

Caramel diam sebentar, kepalanya menggeleng. Ngapain dia mencari Bara. "Oh haha nggak, gue mau ngasih kabar kalau Bang Arkan masuk rumah sakit."

"Hemm iya gue udah tau dari si Ken, gue kira lo mau nyari dia," kata Defan.

"Haha nggak lah, ngapain gue nyari dia?"  Caramel melipat ujung bukunya sambil berpikir. "Emm Fan, Bara ada sama lo?"

"Yahh haha katanya nggak nyariin?" tanya Defan dengan geli. "Iya dari pagi kita kumpul di rumah Gita. Sekarang Gita udah bisa balik ke rumahnya. Kenapa Ra?"

Caramel menghela nafas panjang. Pantas cowok itu lupa padanya. "Oh, sekarang masih di rumah Kak Gita?"

"Masih, tapi Ken lagi tidur. Mau gue bangunin?"

"Nggak usah," jawab Caramel. "Dia lagi ada masalah?"

Tidak ada jawaban di seberang sana. Mungkin Defan sedang ngobrol dengam yang lain. Tapi tidaka ada suara ngobrol. "Tanya sama Ken langsung aja Ra, gue nggak berhak ngasih tau."

Selalu begitu, semua tahu masalah Bara tapi dia tidak. Caramel meremas kertas yang barusan dia robek dari bukunya. "Oke, thanks Fan."

Caramel menenggelamkan wajahnya di celah buku. Dia mau berteriak karena kesal, tapi takut membuat kaget orang-orang. Nanti dia dikira kesurupan. Menempel pada meja, membuat matanya perlahan memberat dan akhirnya tertidur dengan rasa kesal yang belum mereda.

Esoknya, Caramel tidak bisa sekolah. Kakinya masih sakit dan susah untuk berjalan. Bella juga ikut bolos karena menemani Caramel. Alasan, padahal Bella memang malas masuk karena kegiatan yang tidak penting. Untung yang minta izin adalah bundanya Caramel. Kalau ibunya sendiri sih mana mau.

Di dapur, Meri dan salah satu pekerja sudah sibuk memasak. Caramel dan Bella memilih duduk di pantri sambil menunggu makanan siap. Mereka tidak bergabung untuk sarapan tadi pagi.

"Enaknya kita ngapain yaa?" gumam Bella.

"Gue mau tidur aja deh," jawab Caramel. Badannya sakit semua karena semalaman tertidur di meja belajar.

The Boy With A Fake SmileWhere stories live. Discover now