BAB 35 - Do you Remember Me?

346K 23.8K 1.8K
                                    

Kenapa double update? Karena aku takut minggu depan nggak bisa up 😂😂😅 mudah-mudahan tetep bisa yaa.

Hari ini PO terakhir NADW

Follow ig @indahmuladiatin

Happy reading guys! Hope you like this chapter 😘😍

🍬🍬🍬

"Apa kamu ingat aku?"

Itu pertanyaanku setiap kamu sibuk dengan dia dan duniamu sendiri.

🍬🍬🍬

Caramel kembali ke rumah sakit sore hari. Dia datang dengan Raka yang memang tadi siang pulang untuk mandi dan beristirahat sebentar. Semalam mereka memang tidak tidur sama sekali. Bahkan sampai sekarang Caramel belum juga tidur, sampai garis cekung di bawah matanya terlihat jelas.

Ayah dan bunda masih menunggu Arkan yang sekarang sedang diperlakukan seperti anak kecil. Seperti sekarang, bunda melarang Arkan untuk makan sendiri sampai Arkan jadi cemberut kesal.

"Bunda, tangan Arkan nggak patah," keluh Arkan.

"Tapikan lemes, udah sini Bunda suapin!"

Caramel tertawa geli sambil bersandar pada ayah. Dia menikmati tontonan di depannya. Bunda memang begitu. Ayah juga diam-diam begini adalah orang yang paling khawatir. Tadi ayah langsung menemui dokter untuk meminta informasi secara detail tentang kondisi kesehatan Arkan.

Pintu ruang rawat di ketuk, Caramel membuka pintu dan terdiam melihat Bara datang dengan menggandeng tangan Gita. Dia langsung keluar dan menutup pintunya. "Ngapain Kak Gita ke sini?"

"Starla jangan sekarang," jawab Bara.

"Diem! Gue ngomong sama Kak Gita," jawab Caramel dengan sinis.

Bara dan Gita kaget mendengar bentakan dari Caramel. Apalagi Gita yang mengenal Caramel sebagai cewek periang yang sepertinya enggak bisa marah.

"Siapa Kara?" tanya bunda sambil membuka pintu. "Loh Ken bawa temen?"

Bara masih menatap Caramel yang sedang menatap ke sekitar. Dia menggeleng samar karena sikap cewek itu barusan. "Ini Gita Nda, dia mau jenguk Arkan."

"Ohh ayo masuk," ajak bunda dengan antusias.

"Mending nggak usah Nda, kasian Bang Arkan belum istirahat."

"Kara, nggak baik begitu. Kamu ini kenapa sih?" tanya bunda. "Udah ayo masuk, maaf yaa anak itu kalau lagi uring-uringan yaa begitu." Bunda membuka pintu lebar-lebar mempersilahkan Bara masuk dengan Gita.

Arkan yang sedang makan langsung menghentikan aktivitasnya. Wajahnya kelihatan kaget tapi kemudian senyumnya hadir. Dia melambaikan tangan. "Hey Git, sorry gue nggak dateng tadi."

Caramel mendengus kecil dan kembali duduk di samping ayah. Dia mengerutkan kening melihat ayah yang sepertinya sedang serius menatap kearah Gita. Entah seperti sedang menilai. Kebiasaan setiap kali bertemu dengan orang baru.

Ayah menghela nafas panjang. "Fi temani aku keluar sebentar."

"Ohh ayo, aku juga ingin beli beberapa barang," jawab bunda.

"Raka, Ayah ingin bicara sebentar," kata ayah sambil merangkul pinggang bunda dan pergi keluar.Raka langsung menyusul tanpa banyak bicara.

Caramel memiringkan kepalanya. "Ayah kenapa?" bisiknya ke Rafan.

Rafan mengangkat bahunya. "Perasaan Abang nggak enak."

Setelah mengurus beberapa hal, Gita diizinkan untuk keluar dari panti rehabilitasi. Bara langsung mengajaknya ke sini. "Gue keluar sebentar," pamit Bara.

The Boy With A Fake SmileWhere stories live. Discover now