BAB 31 - Gita's Secret

396K 26.8K 3.1K
                                    

Halohaaaa maaf yaaa baru selesai nulis. Langsung aku upload takut kalian nunggu lebih lama lagi.

Jangan lupa follow ig : @indahmuladiatin

Happy reading guys! hope you like this chapter 😘😘😘

🍬🍬🍬

Harusnya waktu latihan Bara adalah satu minggu. Tapi karena cowok ini baru keluar dari rumah sakit jadilah waktu latihannya cuma dua hari. Otomatis, cowok itu jadi serius latihan. Setelah pulang sekolah, Bara langsung ke tempatnya latihan. Caramel senang, tapi dia juga kesal karena jadi tidak bisa mengganggu cowok itu lagi.

Sore ini Caramel dan Bella ikut ke tempat Bara latihan. Arena ini memang tempat yang disediakan untuk para peserta. Seperti biasa, teman-teman Bara banyak yang datang. Untuk team Bara, yang turun adalah Bara dan Defan. Duet yang sudah tidak diragukan lagi.

Caramel duduk di kursi penonton dengan Bella. Mereka nonton sambil asik memakan jajanan yang tadi dibeli di sekolah. Kalau nonton tanpa bekal rasanya kurang lengkap.

"Kak Bara keren," gumam Bella.

"Lo naksir ya?" tanya Caramel curiga.

Bella menoleh dan tersenyum lebar. "Iya, hehe gimana yaaa? Ck kalau dia nembak gue yaa gue sih rela putus sama si Gio." Plak, tangan Bella langsung terkena pukulan dari Caramel.

"Jahat," rengek Caramel.

Bella tertawa geli dan memeletkan lidahnya. Dia kembali fokus ke arena balap tempat Bara dan Defan sedang balapan. Dia berdecak kagum, ternyata nonton balapan itu seru. Kalau tahu begitu, dulu dia tidak perlu ngamuk kalau bang Dirga merebut remote televisi untuk nonton motogp.

Caramel bertopang dagu, dia mengerucutkan bibirnya. Sudah hampir dua jam, dia cuma duduk dan makan. Dia juga bosan, apalagi dia ini tipe orang yang kalau duduk lama akan merasa bokongnya berakar.

"Mbel, pergi yuu!"

"Kemana?" tanya Bella.

"Kemana aja, gue bosen," jawab Caramel.

Bella menatap ke atas sambil berpikir.  Dia tersenyum dan menepuk bahu Caramel. "Ke tempat makan depan aja!" katanya semangat.

Caramel mengangguk antusias, di sana ada kentang goreng favoritnya. Dia juga sering makan dengan Bara kalau cowok itu sudah selesai latihan. "Tumben lo pinter.

"Nah lo nggak pinter-pinter," kata Bella.

"Ehh iya yaa?" kekeh Caramel.

Mereka langsung kabur sambil membawa sampah-sampah bekas makanan pengganjal perut tadi. Nakal boleh, tapi jangan sampai jadi orang yang lebih bodoh dari anak playgroup. Anak-anak kecil itu saja tahu, kalau sampah harus dibuang di tempat sampah. Malu sama kucing yang ingin buang hajat saja harus mencari pasir.

Di tempat makan yang namanya sudah tidak asing untuk orang-orang ini, Caramel langsung memesan ice cream favoritnya dan kentang goreng. Di cuaca panas, rasa dingin dari ice cream benar-benar nikmat. Kenapa tidak daritadi saja dia langsung kemari.

"Nggak berasa ulangan semester sebentar lagi," kata Bella.

Caramel mengangguk setuju, dia harus kembali berjuang agar nilainya tidak memburuk. Setidaknya tidak boleh ada nilai berwarna merah di raportnya. "Kita belajar bareng lagi aja, sama Bang Raka."

"Eh iya lagian Bang Raka udah balim ke rumah," kata Bella senang.

"Tapi gue jadi kangen Kak Chika," keluh Caramel. "Besok ke kantor deh, mau ganggu Kak Chika."

The Boy With A Fake SmileWhere stories live. Discover now