Chapter 51 : Pemilik Aura Kematian (Bag. 2)

27 7 2
                                    

Arena Tahap Ke-empat Sayembara Manunggal, Kadipaten Tarang.

Ni'mal menanti para lawan yang hendak maju menyerang. Ia dengan tenangnya diam bagai harimau menunggu mangsa. Netra kemerahannya tertuju pada sesosok pria bertopeng Petruk yang ada di paling belakang barisan lawan. Aura Batu Keramat Merah!

"Dia hanya bocah kemarin sore! Mari serang bersama-sama!" seorang pria dalam balutan zirah ala ksatria Eropa melesat maju, disusul belasan orang berseragam hitam khas silat. Ada logo Padepokan Macan Bumi di punggung busana para pesilat.

Ni'mal berkedip, berteleportasi ke belakang pria berjubah hitam dengan topeng Petruk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ni'mal berkedip, berteleportasi ke belakang pria berjubah hitam dengan topeng Petruk. Pemuda berjaket hitam merah tersebut sontak melayangkan tendangan kanan menyamping kepada target. "Haaaagh!"

Daaaag!

Bunyi tangkisan serangan barusan menggelegar, membuat para penantang menoleh ke belakang. Mereka menoleh ke arena berlantai hitam guna memastikan Ni'mal benar berpindah secepat itu.

Ni'mal melompat kecil ke belakang usai serangannya ditangkis. "Kau ... bawahan Cepot?"

Sosok bermasker hitam tak menjawab. Ia justru memasang posisi siap menyerang. Matanya terhalang bayangan tudung jubah.

"Awasi punggungmu!" Pria berkumis lebat dengan busana silat berlogo Padepokan Macan Bumi melesat melewati belasan peserta lain, terus melaju kencang menghampiri Ni'mal.

Pria bermasker dan berjubah hitam di depan Ni'mal turut melayangkan serangan seolah tak mau melewatkan kesempatan. Delapan pukulan cepat yang ia layangkan mirip seperti tinju wingchun.

Pemuda berjaket hitam merah mengelak beberapa kali, lantas menangkap pria berkumis tebal yang menerjang dari belakang. Ia menggunakan pria tersebut sebagai perisai dari serangan lawan. Sejurus kemudian, Ni'mal menendang dorong punggung si pesilat hingga terlontar jauh. Niat hati agar badannya membentur badan si sosok berjubah hitam.

Dlap!

Sosok berjubah dan bermasker hitam melompat bak atlet akrobat, menghindari badan si pesilat. Tangannya mencengkram bahu Ni'mal, lantas menyusulkan serangan siku kiri ke ubun-ubun sasaran.

Daaak!

Ni'mal berhasil menahan luncuran siku barusan dalam posisi kuda-kuda mirip Simad Godog. Siapa orang ini? Apa tubuhnya dipasangi batu keramat merah seperti Santo?

Daniel Menantu berteriak heboh menggunakan pengeras suara, "Ni'mal yang mendadak menghilang dan menyerang berhasil menyingkirkan beberapa lawannya sekaligus dan menepis serangan peserta misterius! Gerakannya terlalu cepat!"

Seorang pria berseragam SM tingkat Merak dengan panah di tangan, berteriak seraya membidik kepala Ni'mal. "Semuanya! Cepat serang dia!"  Ia meluncurkan busur panah, disusul dengan hujaman bola api, balok es, dan tebasan jarak jauh dari puluhan peserta lain.

Kisah Negeri Manunggal : Titisan Iblis dan Kujang LudiraWhere stories live. Discover now