Chapter 57 : Persiapan

20 9 2
                                    

Topeng Arjuna Merah dan jubah hitam Ni'mal telah hancur tak bersisa akibat serangan laser Santo

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Topeng Arjuna Merah dan jubah hitam Ni'mal telah hancur tak bersisa akibat serangan laser Santo. Pemuda berjaket hitam merah tersebut mengeratkan gigi, memasang kuda-kuda siap menerjang lawan. Kulitnya yang terkena luka bakar merapat cepat disertai kepulan asap merah. "Aku belum selesai!"

Santo masih diam menganga memandang lawannya yang masih baik-baik saja. Padahal aku mengerahkan energi dari batu keramat merah! Tapi kenapa dia masih bisa berdiri tegap! Hanya orang bertenaga Sukma besar sekelas SM Cendrawasih yang bisa bertahan dari serangan sekuat batu keramat merah! Itu pun pasti tetap meninggalkan luka fatal!

"Kembalikan kakekku!" teriak Ni'mal melotot.

Santo mengacungkan jari telunjuk kepada lawan. "Bunuh dia!"

"Hrraaaauuugh!" Dua Kanin kekar di sisi kanan-kiri pemuda jabrik meluncur cepat mendekati target.

Ni'mal berteleportasi, berpindah ke belakang Santo sambil melayangkan tendangan kiri. "Haaaaagh!"

Grrraak!

"Guhaaakh!" Santo terpental ke depan, melalui dua Kanin yang berdiam kebingungan. "Uuurgh!" Ia meringis kesakitan usai mendarat kasar di puing reruntuhan. Bajingan! Tulang logamku tergeser karena satu kali tendangan?

"Kembalikan kakek!" Ni'mal menghantam hancur dua sosok Kanin sambil melewati mereka. Matanya terus tertuju kepada Santo. "Dasar kau bedebah!"

Blaaak!

Ni'mal melayangkan bogem mentah ke perut lawan. Pemuda berambut jabrik merah tersebut sontak muntah darah, badannya terpental menabrak beberapa dinding gedung sejauh puluhan meter.

"Gakhhh!" Organ dalam Santo terguncang hebat. Tulang dan dagingnya turut gemetaran. Berengsek! Aku bahkan tak bisa melukai bocah Sunyoto itu!

Cet!

Tatkala di tengah gedung yang separuh utuh, Ni'mal menangkap kuat pergelangan kaki Santo, membantingnya berkali-kali tanpa melepaskan kaki. "Haaaagh!"

Pada bantingan ke sebelas di saat kulit kepalanya mengelupas, terlihat tulang berwarna hitam bak logam yang digunakan sebagai lantai arena sayembara. Bajingan! Tubuhku tak bisa bergerak! Sakit sekali!

Gryeet!

Ni'mal mencekik leher Santo seraya membentak, "Kembalikan kakekku!"

Dengan sinar mata nan redup, Santo tersenyum masam. "Tidak ... akan!" balasnya.

Pemuda berjaket hitam merah lantas melempar badan Santo ke udara. Berputar, melakukan tendangan putar - mengincar perut Santo. "Haaaaagh!"

Blaaaaam!

Santo terpental keluar dan menembus langit-langit bangunan. Aku tak mau kalah oleh bocah Sunyoto itu! teriaknya dalam batin.

Tekad dari amarahnya mendorong kepingan batu keramat di dadanya tuk menyala terang. Pemuda jabrik tersebut mulai dapat bergerak saat terpelanting di angkasa. "Aku tak akan kalah melawan bocah yatim sepertimu, dasar bocah buangan!" Ia menyodorkan sepasang telapak tangan. Partikel merah panas bak cahaya kunang-kunang berkumpul di sana.

Kisah Negeri Manunggal : Titisan Iblis dan Kujang LudiraKde žijí příběhy. Začni objevovat