20 Hadiah

7K 394 79
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Gimana kabarnya? Ada yang kangen sama Mega dan Kaivan?

Yuhuuu Author udah datang membawa kelanjutan kisah mereka berdua nih. Bakalan ada keseruan apalagi ya di chapter kali ini?

Sebelum membaca pastikan dulu kalian VOTE di chapter ini ya. Kita harus ramaikan dulu cerita ini biar punya ratusan ribu pembaca kayak lapak sebelah guys.

Sudah VOTE ? Kalo sudah yuk kita langsung ke sajian utama hari ini, hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

Kaivan membuka kedua matanya perlahan. Dilihatnya Mega masih berada di sampingnya dengan piyama berantakan dan tubuh yang masih menempel dengan tubuhnya.

Seketika Kaivan ingat kejadian semalam. Dirinya hilang kendali saat sudah menyentuh bibir Mega. Dia mencium Mega ganas sampai membuat gadis yang biasanya sangat agresif itu tak dapat melawan atau membalas.

Kaivan menghela napas sambil memijit pelipisnya mengingat kejadian semalam. Untung saja kesadarannya kembali saat mendengar erangan Mega yang kehabisan napas. Kalau tidak ia sudah pasti berbuat hal yang akan membuatnya menyesal di kemudian hari.

Kaivan segera bangkit dan menoleh pada istrinya yang masih tertidur lelap. Kaivan bukannya tidak ingin menyentuh Mega dan menghamili gadis itu, hanya saja alasan Mega meminta dihamili adalah hal yang tidak bisa ia terima. Bagaimanapun juga Kaivan ingin memiliki anak yang didasari oleh cinta dan kasih sayang, bukan ambisi.

Lamunan Kaivan terhenti ketika dirinya mendengar dering ponsel Mega yang berbunyi di nakas. Kaivan ingat semalam ia mengambil ponsel itu secara paksa begitu mendengar Mega yang menyuruh Gavin untuk menemuinya tadi malam.

Kaivan mengambil ponsel Mega dan melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata itu Gavin. Kaivan berdecak mengetahui Gavin sangat sering menghubungi Mega. Segera saja Kaivan mengangkat panggilan itu.

"Halo." ujar Kaivan mengangkat panggilan itu.

"..."

Kaivan melihat jam dinding yang menunjukkan waktu pukul 5 pagi. Ia mengerutkan keningnya mendengar ucapan Gavin.

"Sekarang juga?" tanya Kaivan lagi dengan kening berkerut.

"..."

"Ck. Tidak perlu. Saya yang akan mengantarnya. Kamu tunggu aja di sana." ucap Kaivan ketus sebelum memutus panggilannya.

Kaivan segera meletakkan ponsel itu dan menatap Mega dengan kesal. Ia menepuk tangan Mega yang masih tidur.

"Mega bangun." panggil Kaivan membangunkan Mega.

"Hmm." hanya itu respon yang diberikan Mega.

"Ck. Kamu kenapa nggak bilang kalo mau ke luar negeri hari ini?" kesal Kaivan masih menepuk-nepuk tangan dan tubuh Mega.

Seketika Mega membuka kedua matanya mendengar ucapan Kaivan.

"Astaga aku ada penerbangan jam 6 pagi." gumam Mega kaget sebelum bangun dari tidurnya dan segera menghampiri meja kerjanya yang masih sama sejak tadi malam.

Mega segera melirik Kaivan dengan sengit.

"Ini semua gara-gara kamu!" kesal Mega yang segera mengambil tas dan mondar-mandir menyiapkan keperluannya.

"Kenapa gara-gara saya? Jelas-jelas kamu yang nggak bilang." elak Kaivan.

"Kalo bukan gara-gara kamu yang nyium saya kayak orang kesurupan tadi malem saya pasti udah nyiapin semua keperluan saya." balas Mega yang sibuk dengan semua keperluannya.

My Powerful Wife (COMPLETED)Where stories live. Discover now