23 The Powerful of Mega

6K 393 42
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Siapa yang nyangka kalo Author up malam ini???

Jadi kemaren Author bikin kuis di instagram dan ternyata Kaivan & Mega memenangkan couple favorit para pembaca nih... 🎉🎉🎊🎊

Karena itu malam ini Author up deh bareng sama The Owner of The Psychopath. Jangan lupa baca mereka juga ya...

Langsung aja, hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

"Nggak ada urusannya sama kamu." ujar Mega setelah banyak mengutuk dalam hati.

Kaivan langsung mengerutkan keningnya mendengar ucapan Mega yang terdengar ketus. Memang selama ini Mega sering mengucapkan kata-kata ketus dan menyebalkan. Tapi kalau mengingat apa yang telah mereka lakukan tadi malam respon Mega sedikit tidak dapat diterima. Atau apa dia telah melakukan kesalahan?

"Kamu kenapa?" tanya Kaivan bertanya dengan lembut.

Mega memalingkan wajahnya. Ia menaikkan kedua kakinya yang masih terjuntai ke atas ranjang. Lalu membaringkan dirinya, menarik selimut dan segera membelakangi Kaivan.

"Dokter harusnya lebih tau kondisi pasiennya." jawab Mega lagi lebih ketus.

Kaivan pun segera berdiri dan membalik tubuh Mega menjadi terlentang.

"Paling nggak ganti baju dulu. Emang kamu nyaman pake baju kantor gini?" ujar Kaivan sambil membuka satu kancing baju Mega.

"Lepas." tepis Mega membuat tangan Kaivan yang sedang membuka kancing bajunya langsung terhempas.

"Kamu itu kenapa Mega?" heran Kaivan menatap Mega bingung.

"Jangan karena saya bersikap baik sama kamu, kamu jadi bersikap seenaknya ya Kaivan. Saya nggak mau dirawat sama kamu." ujar Mega tegas.

Kaivan benar-benar bingung dengan sikap Mega. Kenapa perempuan itu tiba-tiba bersikap seperti ini? Bukankah semalam tidak ada masalah di antara mereka?

***

"Dokter Andre kosong. Nanti biar saya minta Dokter Andre ya Kaivan." ucap direktur rumah sakit.

Kaivan membulatkan kedua matanya. "Jangan." ucapnya reflek.

Direktur pun melihat Kaivan heran.

"Tolong carikan dokter perempuan aja Pak." lanjut Kaivan.

Seketika direktur pun tersenyum jenaka mendengar lanjutan kalimat Kaivan.

"Ah hahaha. Saya mengerti. Suami mana yang rela istrinya disentuh pria lain. Ternyata kamu tipe pencemburu juga ya. Harusnya kalo cemburuan gitu kamu aja yang rawat istrimu Van." kekeh direktur ringan.

Kaivan hanya tersenyum kaku mendengar ucapan direktur rumah sakit. Ya gara-gara ulah Gavin yang memesan satu kamar VIP di rumah sakit langsung ke direkturnya membuat identitasnya sebagai suami Mega akhirnya terkuak. Dan membuatnya memiliki akses langsung untuk memilih dokter yang akan merawat Mega.

Ya, Mega benar-benar keras kepala tidak ingin dirawat olehnya. Perempuan itu bahkan tidak berbicara sepatah katapun padanya setelah mengucapkan kata-kata ketus terakhir. Bahkan saat dirinya menyentuh sedikit saja lengan perempuan itu sudah langsung ditepisnya.

Karena itulah akhirnya mau tidak mau Kaivan meminta dokter lain untuk merawat Mega. Dan ketika direktur mengatakan akan meminta dokter Andre yang seorang laki-laki sudah pasti Kaivan tidak akan terima. Mega adalah istrinya. Dan sampai kapanpun ia tidak akan membiarkan pria lain menyentuhnya.

***

"Gimana keadaannya Dok?" tanya Kaivan begitu dokter Lia keluar dari ruangan Mega. Dokter Lia adalah dokter umum yang sudah senior di rumah sakit itu. Kaivan sama sekali tidak meragukan kemampuan dokter Lia dalam merawat pasien.

"Dokter Kaivan kalo main jangan kasar-kasar." ucap dokter Lia yang membuat Kaivan hanya terbengong-bengong di tempatnya.

"Hahaha... itu biasa bagi pengantin baru. Tapi karena aktivitas Mbak Mega sebelumnya yang padat juga membuat badannya kelelahan. Saya liat lo bekas di lehernya. Itu baru di leher, saya yakin Dokter buat di tempat lain kan." tambah dokter Lia tertawa kecil.

Seketika Kaivan memahami maksud ucapan dokter Lia ini. Perempuan berusia 45 tahun itu tampak begitu memahami apa yang sudah dia lakukan kepada istrinya.

"Itu wajar kok Dok. Apalagi buat yang pertama kali kayak Mbak Mega. Nanti saya buatin resep vitamin yang bagus buat dia di rumah. Sementara ini sebaiknya Mbak Mega jangan ada aktivitas berat dulu. Saya saranin bedrest dulu aja 2 hari ini di rumah sakit." lanjut dokter Lia.

"Iya Dok. Aktivitasnya emang selalu padat." ujar Kaivan mengiyakan.

"Yaudah, dijaga aja istrinya Dok. Inget jangan ada aktivitas berat dulu. Nanti saya datang lagi buat kasih obat." ujar dokter Lia.

"Baik Dok. Terimakasih bantuannya Dokter Lia." ucap Kaivan mengangguk paham.

"Sama-sama. Saya permisi dulu Dokter Kaivan." balas dokter Lia sebelum pergi meninggalkan Kaivan.

Kaivan menatap pintu kamar Mega dengan pandangan bersalah. Ya ini memang salahnya. Kalau seandainya ia tidak lepas kendali dan menyerang Mega malam itu juga pasti perempuan itu tidak akan sampai masuk rumah sakit.

"Bodoh lo Van. Kenapa nggak bisa sabar dikit sih." rutuknya pada diri sendiri.

Kaivan pun menghela napas panjang sebelum membuka pintu kamar itu dan masuk ke dalamnya. Ia segera menghampiri ranjang Mega. Menatap perempuan yang tadi masih bersikap ketus padanya kini sudah tertidur.

Kaivan duduk di pinggir ranjang. Tangannya mengambil satu tangan Mega yang tidak terpasang infus, menggenggamnya lembut. Perlahan tapi pasti Kaivan membawa tangan mungil yang halus itu menuju bibirnya. Mengecupnya perlahan.

"Maafin aku Mega." ucap Kaivan lirih.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

My Powerful Wife (COMPLETED)Where stories live. Discover now